cropped-Desain_tanpa_judul__21_-removebg-preview-1.png

Tadabbur Asma Wa Siffat

Tentang Adz-Dzikir

Pengertian Tadabbur

Tadabbur merupakan kata serapan yang mana frasanya diambil dari makna yang terkandung di dalam Al-Qur’an Qs. Muhammad: 24 sebagai berikut.

اَفَلَا يَتَدَبَّرُوۡنَ الۡقُرۡاٰنَ اَمۡ عَلٰى قُلُوۡبٍ اَ قۡفَالُهَا

Maka tidakkah mereka menghayati Al-Qur’an ataukah hati mereka sudah terkunci?

Kemudian padanan kata tersebut di atas, dialihfungsikan menjadi Bahasa Indonesia dengan menggunakan fonem tunggal ‘b’ sebagai contoh ‘tadabbur’ yang diartikan dengan ‘merenung’

Jika kita simpulkan makna tadabbur ialah sebuah bentuk upaya sang pendatabbur untuk melakukan olah piker dan perenungan dari isi kandungan terhadap apa yang hendak ditadabbur.

Nama-Nama Yang Baik Bagi Allah

Untuk itu kita perlu tahu ayat yang menunjukkan langsung perihal bagaimana menyeru Allah dengan nama-nama yang disukai-Nya.

قُلِ ادْعُوا اللّٰهَ اَوِ ادْعُوا الرَّحْمٰنَۗ اَيًّا مَّا تَدْعُوْا فَلَهُ الْاَسْمَاۤءُ الْحُسْنٰىۚ وَلَا تَجْهَرْ بِصَلَاتِكَ وَلَا تُخَافِتْ بِهَا وَابْتَغِ بَيْنَ ذٰلِكَ سَبِيْلًا

Katakanlah (Nabi Muhammad), “Serulah ‘Allah’ atau serulah ‘Ar-Raḥmān’! Nama mana saja yang kamu seru, (maka itu baik) karena Dia mempunyai nama-nama yang terbaik (Asmaulhusna). Janganlah engkau mengeraskan (bacaan) salatmu dan janganlah (pula) merendahkannya. Usahakan jalan (tengah) di antara (kedua)-nya!” (QS. Al-Isra: 110)

Hal tersebut seolah Allah mau menunjukkan kepada hambanya, Ketika hendak memohon do’a kepada-Nya. Hendaklah menggunakan sebuah panggilan nama yang baik bagi Allah.

Bertadabbur Asma Wa Sifat

Ahli Bahasa mengatakan kata ذكر menunjukkan dua makna utama, yaitu:

  1. Laki-laki antonym dari perempuan = الذكر
  2. Mengingat antonym dari kata lupa = ذكر ~ يذكر ~ ذكرا

Sementara makna adz-dzikir di dalam Al-Qur’an

فَاِذَا قَضَيْتُمُ الصَّلٰوةَ فَاذْكُرُوا اللّٰهَ قِيَامًا وَّقُعُوْدًا وَّعَلٰى جُنُوْبِكُمْۚ فَاِذَا اطْمَأْنَنْتُمْ فَاَقِيْمُوا الصَّلٰوةَۚ اِنَّ الصَّلٰوةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِيْنَ كِتٰبًا مَّوْقُوْتًا

Apabila kamu telah menyelesaikan salat, berzikirlah kepada Allah (mengingat dan menyebut-Nya), baik ketika kamu berdiri, duduk, maupun berbaring. Apabila kamu telah merasa aman, laksanakanlah salat itu (dengan sempurna). Sesungguhnya salat itu merupakan kewajiban yang waktunya telah ditentukan atas orang-orang mukmin” (QS. An-Nisa: 103)

Menurut ahli penamaan adz-dzikir disebabkan di dalamnya terdapat nasihat-nasihat, teguran/peringatan, kabar para nabi dan umat-umat terdahulu.

Seolah ada pesan-pesan tersirat yang ingin disampaikan, yaitu Al-Qur’an sebagai peringatan yang benar-benar terjaga kemurniannya.

Bagaimana cara pandang kita terhadap makna Adz-Dzikir?

  1. Al-Qur’an dinamakan Adz-Dzikir di dalamnya terdapat peringatan dan nasihat, berita-berita tentang masa lampau, kisah para nabi yang penuh dengan hikmah dan pelajaran, di dalamnya disebutkan juga tentang keadaan manusia pada hari kiamat bahwa mereka akan terbagi-bagi menjadi dua, golongan manusia yang masuk surga dan golongan manusia yang akan masuk neraka
  2. Tidak seorang pun yang dapat merubah, menambah atau mengurangi isi Al-Qur’an karena Allah yang langsung menjaga kemurniaannya

Bagaimana sikap kita terhadapnya?

  1. Senantiasa menghafalkan, mentadabburi, mengamalkan dan mendakwahkan Al-Qur’an agar mendapatkan kehormatan sebagai pilihan Allah telah menitipkan firman-Nya di muka bumi
  2. Selalu mensyukuri nikmat pemeliharaan dan penjagaan Allah terhadap Al-Qur’an sebagai sumber utama kebahagiaan dunia dan akhirat

Bagaimana pengamalan dan bentuk dakwahnya?

  1. Ikut dalam menjaga kemurnia Al-Qur’an dengan mempelajari, menghafalkan, mentadabburi, mengamalkan dan mendakwahkannya
  2. Mengajak keluarga dan masyarakat untuk ikut serta dalam menjaga kemurnian Al-Qur’an dengan mempelajarinya dan mentadabburinya

SUMBER:

Suhartawan, B. (2022). Konsep Tadabbur Al-Qur’an Perspektif KH. Bachtiar Nasir

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top
Scan the code