cropped-Desain_tanpa_judul__21_-removebg-preview-1.png

Pandai Membaca Al-Qur’an, Kendati Hanya Sebatas Sampai Di Kerongkongan

Rasulullah sejak kecil sudah diberikan julukan Al-Amin. Artinya beliau telah mendapat kepercayaan dari kaumnya, bahwa beliau adalah seorang yang tidak mungkin mengatakan suatu hal yang tidak dapat dipercaya. Hal ini disebabkan, beliau mendapat hak privilage yang dikukuhkan, semua pergerakannya berdasarkan wahyu dan diberikan sebuah mukjizat di mana Rasulullah dapat melihat kejadian-kejadian yang akan terjadi di kemudian hari, melalui perefleksian yang diberikan oleh Allah kemudian ditayangkan di dalam manifestasinya.

 Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa sallam mewanti-wanti kepada ummatnya kelak akan ada golongan yang mana, ia akan terampil membaca Al-Qur’annya, kendati hanya sampai dikerongkongan saja, tidak diresapi sampai ke hati.

Sebagaimana Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Akan keluar manusia dari arah Timur dan membaca Al-Qur’an namun tidak melewati kerongkongan mereka. Mereka melesat keluar dari agama sebagaimana halnya anak panah yang melesat dari busurnya. Mereka tidak akan kembali kepadanya hingga anak panah kembali ke busurnya.” (HR. Bukhari)

Ibnu Hajar Al-Asqalani rahimahullah menjelaskan, maksud perkataan dari Rasulullah, “Bacaan Al-Qur’an tidak melewati kerongkongan” adalah bacaan Al-Qur’an tersebut tidak diangkat sampai kepada Allah. Dengan kata lain, bacaannya tidak ada nilainya di sisi Allah. Jika kerongkongan saja tidak terlewati, maka tentu ia tidak akan sampai meresapi ke hati.

Di dalam redaksi lain yang diriwayatkan oleh Muslim, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Dari kelompok orang ini (orang-orang seperti dzul Khuwaishirah dari Bani Tamim An-Najdi), akan muncul nanti orang-orang yang pandai membaca Al-Qur’an tetapi tidak sampai melewati kerongkongan mereka, bahkan mereka membunuh orang-orang Islam, dan membiarkan para penyembah berhala; mereka keluar dari Islam seperti panah yang meluncur dari busurnya. Seandainya aku masi mendapati mereka, akan kumusnahkan mereka seperti musnahnya kaum ‘Ad.” (HR. Muslim).

Hal ini senada, sebagaimana yang dikatakan Abdullah Alawi, kalimat tidak sampai melewati kerongkongan atau tenggorokan merupakan kalimat majaz. “Tidak sampai melewati kerongkongan” maksudnya adalah ‘tidak sampainya Al-Qur’an yang telah dibacanya sampai diresapi ke dalam hati. Artinya Al-Qur’an yang dibacanya tidak dapat menjadi perisai untuk mencegah perbuatan keji dan mungkar.

SUMBER:

https://islam.nu.or.id/hikmah/kaum-yang-membaca-al-quran-hanya-sampai-tenggorokan-fo6xA

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top
Scan the code