Tercatat populasi global yang berhasil diproyeksikan terhitung dari 15 November 2022 mencapai 8 Miliar. Pertumbuhan populasi manusia global sedang mengalami kelambatan atau depopulasi manusia.
Di negara-negara yang berpacuan pada materi, hal ini menjadi tren yang sedang berlangsung dan terus berkembang. Seperti populasi Jepang yang awalnya menempati penduduk terpadat di urutan ke-sebelas, sekarang penduduk Jepang mengalami penurunan tajam populasi penduduknya.
Di Eropa, Amerika dan Asia Timur angka kelahiran menurun drastis. Tren serupa juga berpeluang terjadi di banyak negara yang berpendapatan menengah bahkan ke bawah.
Perubahan ini sungguh luar biasa. Sepuluh tahun silam, para ahli demografi memperkirakan jumlah penduduk global dapat menyetuh angka 12,3 miliar jiwa, bahkan naik pesat sampai 8 miliar tahun ini.
Jika di tinjau dari sisi sekarang, kita sedang menghadapi permasalahan global, yaitu pertumbuhan populasi yang melambat tanpa adanya upaya-upaya pengendalian dan populasi negara maju menurun.
Saat pandemi COVID melanda, angka kelahiran terjun bebas di banyak negara, sebelum merayap naik sedikit. Di lain pihak, angka kematian justru meningkat. Akhirnya, berdampak kombinasi itu mempercepat awal penurunan populasi secara lebih luas.
Selama 50 tahun, banyak pakar dan pengamat telah mencoba menyelamatkan lingkungan dengan mengurangi pertumbuhan populasi global. Pada 1968, The Population Bomb meramalkan terjadinya kelaparan besar-besaran dan menyerukan pengendalian kelahiran di skala besar.
Namun, perkiraan PBB justru telah menunjukkan penurunan populasi pada masa depan tanpa adanya pengendalian jumlah penduduk. Di sisi berbeda, generasi tua akan meningkat dua kali lipat di wilayah-wilayah tertentu dalam waktu 25 tahun.
Para peneliti kemudian menyoroti dua penyebab yang masih menjadi dugaan yang dapat menjelaskan bagaimana perubahan populasi global dapat berlangsung. Penyebab tersebut juga menjelaskan alasan di balik penurunan populasi global yang akan dikenang menjadi fenomena unik.
Melalui penyebab yang disebut ‘Giant Leap’ dikatakan bahwa pertumbuhan populasi global disebabkan oleh pembangunan ekonomi, Pendidikan dan Kesehatan. Hal tersebut menyebabkan populasi mencapai puncaknya pada tahun 2040 dengan jumlah sekitar 8,5 miliar sebelum menurun pada tahun 2100.
Penyebab lain yang diutarakan ‘Too little Too Late’ menyebutkan bahwa dunia saat ini akan terus berkembang secara massif dengan cara yang serupa selama 50 tahun terakhir. Akibatnya populasi global akan mencapai puncaknya pada 8,6 pada tahun 2050 kemudian menurun menjadi 7 miliar pada tahun 2100.
Para ilmuwan yang terlibat dalam studi ini menggunakan metode komputer dan kemudian berpandangan peradaban akan terancam runtuh apabila terus mengalami pertumbuhan masif dan populasi secara eksponensial. Hal tersebut disebabkan karena keterbatesan sumber daya yang terbatas.
Perkiraan terbaru mereka yang disitir sebagai motode Earth5AII, memiliki perkiraan yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan proyeksi populasi global dari PBB dan artikel lainnya yang diterbitkan di Lancet pada 2020.
SUMBER:
https://indonesia.un.org/id/189877-peluncuran-laporan-prospek-populasi-dunia-2022