AQL Peduli, Jakarta – Perkembangan Islam di benua Asia memiliki rekam sejarah yang panjang. Saat ini, populasi muslim terbesar di dunia terletak di wilayah Asia, khususnya Asia Tenggara.
Asia Tenggara merupakan tempat tinggal bagi penduduk Muslim terbesar di dunia. Islam menjadi agama mayoritas, seperti Indonesia, Malaysia dan Brunei Darussalam. Di sisi lain, minoritas Muslim juga dapat ditemukan di beberapa wilayah, seperti, Burma (Myanmar), Singapura, Filipina,Thailand dan Vietnam.
Para sejarawan banyak menyebutkan, Islam masuk ke Asia Tenggara melalui suatu proses yang damai. Prosesnya pun belangsung selama berabad-abad dan berjalan secara gradual. Serta Penyebaran di setiap wilayah kepulauan tidak berlangsung secara bersamaan. Islam masuk melalui jalur dakwah, perdagangan dan pembauran masyarakat pribumi dengan Muslim Arab, Persia dan India.
Pendapat sejarah masuknya Islam di kawasan ini diakui oleh banyak pengamat, diantaranya, ialah Thomas W Arnold, dalam buku klasiknya “The Preaching of Islam”. Arnold, menyebutkan, penyebaran dan perkembangan historis Islam di Asia tenggara berlangsung secara damai. Begitu juga, Azyumardi Azra (1999), dalam “Renaisans Islam Asia Tenggara : Sejarah Wacana dan Kekuasaan”, ia mencatat hal yang kurang lebih sama dengan pendapat Arnold.
Banyak peneliti mengatakan, Islam telah datang ke Asia Tenggara sejak abad pertama Hijriah atau abad ke-7 Masehi. Asumsi sejarah ini diyakini oleh Arnold, Ia mendasarkan pendapat sejarahnya pada sumber-sumber Tiongkok.
Sumber itu menginformasikan bahwa menjelang akhir abad ke-7 terdapat seorang pedagang Arab menjadi pemimpin sebuah pemukiman Muslim Arab di pesisir Sumatera. Berita itu menyebutkan, di masa Dinasti Tang, tepatnya pada abad ke-9 dan ke-10, orang-orang Ta-Shih sudah tercatat tinggal di daerah Kanton (Kan-fu) dan Sumatera. Ta-Shih merupakan sebutan untuk orang-orang Arab dan Persia, yang saat itu jelas memeluk Islam.
Para pedagang Arab ini melakukan perkawinan dengan wanita setempat. Sehingga terbentuklah sebuah komunitas Muslim, yang terdiri dari orang-orang pendatang Arab dan penduduk lokal. Lebih jauh, menurut Arnold, anggota-anggota komunitas Muslim ini juga melakukan kegiatan-kegiatan penyebaran Islam di seluruh Asia Tenggara termasuk Indonesia.