AQL Peduli, Khazanah – Berapa banyak nikmat Allah yang kita peroleh disetiap detik, menit, jam hingga hari dan seterusnya. Kita tidak akan pernah mampu menghinghitungnya. Justru sebaliknya, kita selalu mengeluh dan merasa apa yang kita inginkan belum dipenuhi oleh Allah dan menganggap bahwa Allah tidak adil pada kita.
Dalam hidup ini, tidak ada yang Allah takdirkan sia-sia untuk kita. Semuanya telah ditetapkan sesuai dengan kebaikan apa yang kita butuhkan. Termasuk hal yang kita harapakan besar terjadi, jangan pernah kecewa jika Allah menakdirkannya kecil dan tidak sesuai harapan.
Lantas, kita harus mensyukuri apapun yang Allah berikan. Karena pada akhirnya kita akan melihat betapa baiknya Allah kepada kita. Bila kita menyadari dan mengetahui caranya mensyukuri sesuatu kecil dengan bijaksana. Maka sungguh Allah akan menambahkan nikmat kita dengan sempurna.
Perlu kita pahami, apapun yang diperbuat dan diberikan oleh Allah kepada kita semua itu merupakan sesuatu yang mengandung kenikmatan yang berhak mendapatkan pujian dan rasa syukur kita. Sebagai contoh, jika kita tertimpa musibah atau sebuah penyakit misalnya, itu juga termasuk sebuah kenikmatan dari Allah ta’ala kerena merupakan pembersih dari segala dosa-dosa yang kita perbuat.
Kehancuran bagi para pendusta yang mendustakan Allah dan Rasul Nya, siksaan terhadap orang-orang kufur. Hal itu pula merupakan nikmat bagi orang-orang yang beriman, darinya kita bisa mengambil pelajaranya.
Ada yang menarik dari sepenggal ayat dalam Al-Quran di Surat Ar-rahman, Fabiayyi ala irobbikuma tukadziban , kenapa demikian, ayat itu disebutkan setelah neraka jahannam. Sebagai contoh :
هٰذِهٖ جَهَنَّمُ الَّتِيْ يُكَذِّبُ بِهَا الْمُجْرِمُوْنَ يَطُوْفُوْنَ بَيْنَهَا وَبَيْنَ حَمِيْمٍ اٰنٍۚ ۘ فَبِاَيِّ اٰلَاۤءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبٰنِ
“Inilah neraka jahanam yang didustakan oleh orang-orang yang berdosa. Mereka berkeliling di sana dan di antara air yang mendidih, maka nikmat tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan.”(QS. Ar-Rahman : 45-45).
Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan, mengapa demikian. Jika ada orang yang kurang akan ilmu akan mengatakan. Kenapa ada nikmat disitu Padahal ayat itu berbicara tentang neraka.
Jika ada orang yang terkena penyakit hal itu merupakan pencucian dosa yang Allah berikan padanya. Idza ahabballahu’ abdan ibtalahu, ketika Allah mencintai seorang hamba (maka) Allah akan mengujinya. Allah memerintahkan malaikat untuk menguji hamba itu. _Ana uhibbu fulan Fabtaly (Aku cinta si fulan, uji dia).
Nabi Muhammad SAW ketika melihat orang yang dikenai penyakit selalu mengucapakan thahur in sya Allah (Allah sedang mencuci dosamu) apapun itu semuanya datang dari Allah sebuah kebaikan dan bukanlah merupakan keburukan.
Jadi, Tidak ada segala sesuatu yang datang menimpa diri kita kecuali terjadi atas izin Allah. Kita hendaknya memahami dan menanamkan rasa syukur atas nikmat yang diberikan Allah. Hendaklah kita berbaik sangka kepada Allah ketika sakit menimpa diri kita. karena Ujian sakit yang kita alami adalah bentuk kecintaan Allah Ta’ala kepada hamba-Nya. bahkan dibalik itu semua terdapat hikmah dan nikmat yang besar telah Allah siapkan untuk kita.