AQL Peduli, Khazanah – Investasi merupakan persiapan seseorang untuk jangka waktu yang sangat panjang dan menguntungkan. Seseorang melakukan investasi tentu memiliki sesuatu yang berlebih pada dirinya, baik berupa harta, modal ataupun keahlian.
Dalam pandangan Islam ada dua model investasi yang harus dimiliki oleh setiap muslim, yaitu investasi dunia dan investasi akhirat. Untuk investasi dunia, seorang muslim berusaha untuk mempersiapkan perbaikan dan peningkatan kesejahteraan diri dan keluarganya. Akan tetapi, berapapun banyak dan apa pun modelnya investasi dunia yang dimiliki seseorang tidak akan bertahan lama dan abadi.
Masa kepemilikan investasi disesuaikan dengan waktu hidupnya di dunia. ketika kematian itu datang, maka harta kekayaan yang diinvestasikan semasa hidupnya akan berubah menjadi harta warisan dan secara otomatis akan beralih kepemilikan haknya kepada ahli waris.
Sangat disayangkan, jika orientasi manusia hanya menumpuk harta dengan memperbanyak investasi dunia tanpa berpikir perjalanan akhirat yang jauh lebih kekal dan abadi itu. Allah SWT berfirman dalam Alquran, “Dan sesungguhnya hari kemudian (akhirat) itu lebih baik bagimu daripada yang sekarang (dunia).” (QS. Adh Duha : 4)
Rasulullah SAW pun memberikan kiat jitu untuk umatnya bahwa kematian bukanlah akhir dari sebuah investasi. Bahkan kematian bagi seorang investor akhirat merupakan petikan keuntungan dan laba dari investasinya di dunia. Pahala yang berkepanjangan dan terus mengalir menjadi buah dari kelebihannya harta semasa di dunia.
Dalam Islam, investasi akhirat itu di sebut dengan shodaqoh jaariyah. Investasi abadi. Harta yang diinfakkan dan dikeluarkan di jalan Allah dalam bentuk zakat, dan infak sedekah, hibah, hadiah, serta wakaf. Semua itu akan mengalir menjadi mulitimanfaat.
Sebagaimana hadist Nabi yang berbunyi, “Apa bila anak Adam meninggal dunia maka terputuslah semua amalannya. Kecuali tiga perkara; sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat, dan doa anak soleh yang mendoakan orang tuanya.” (HR. Muslim)
Dengan melakukan investasi akhirat sesungguhnya kita meraih dua keburuntungan yakni di dunia dan di akhirat. Keberuntugan di dunia kita akan merasakan sentuhan kepedulian berbagi bersama orang lain, baik dengan harta, ilmu atau keahlian, sedangkan keuntungan akhirat, kita merasakan pahala yang berlipat dan tidak akan berputrus sampai hari kiamat.