cropped-Desain_tanpa_judul__21_-removebg-preview-1.png

Makna Dan Amalan Bulan Shafar Yang Bisa Menghindari Bala Bencana

AQL Peduli, Khazanah– Bulan Shafar adalah bulan kedua setelah Muharam dalam kalendar Islam (Hijriyah) berdasarkan tahun Qamariyah. Shafar artinya kosong. Sebab dinamakan Shafar, karena kebiasaan orang-orang Arab zaman dulu meninggalkan tempat kediaman atau rumah mereka (sehingga kosong) untuk berperang ataupun bepergian jauh.

Ada pula yang menyatakan bahwa nama Shafar diambil dari nama suatu jenis penyakit sebagaimana yang diyakini oleh orang-orang Arab jahiliyah pada masa dulu, yakni penyakit Shafar yang bersarang di dalam perut, akibat dari adanya sejenis ulat besar yang sangat berbahaya. Itulah sebabnya mereka menganggap bulan Shafar sebagai bulan yang penuh dengan kejelekan.

Pendapat lain menyatakan bahwa Shafar adalah sejenis angin berhawa panas yang menyerang bagian perut dan mengakibatkan orang yang terkena menjadi sakit.

Sebagian ulama memberi julukan bulan Shafar ini sebagai Shafarul Khair, artinya Shafar yang penuh kebaikan. Kenapa dinamakan demikian? Karena umumnya orang awam menyangka bahwa bulan Shafar adalah bulan sial atau penuh dengan bala (bencana). Sehingga untuk membuat rasa optimis umat Islam maka dinamakanlah Shafarul Khair. Sehingga bulan Shafar tidak terkesan menakutkan apalagi dipercaya sebagai bulan kesialan.Padahal setiap bulan-bulan Islam itu memiliki kekhususan dan keistimewaan sendiri-sendiri, demikian pula bulan Shafar.

Dalam hadits riwayat Bukhari Muslim, Rasulullah SAW meluruskan dan menjelaskan bahwa bulan Shafar itu bukanlah bulan kesialan.

Rasulullah SAW bersabda : “Tidak ada penyakit menular, tidak ada thiyarah, tidak ada Hammah, dan tidak ada pula merasa sial pada bulan safar.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Mindset dari masyarakat arab jahiliyah zaman dahulu menaggap bulan shafar membawa kesialan dan musibah. Hal itulah yang melarang mengadakan aktivitas hiburan masyarakat dalam bulan Shafar tersebut.

Adapun amalan yang sangat dianjurkan di bulan Shafar yaitu dengan memperbanyak sedekah, karena keutamaan sedekah juga berfungsi untuk menolak bala dan becana bagi kehidupan manusia. Sedekah bukan saja menghindari bencana, tapi bencana tidak akan melewati jika ada orang-orang yang bersedekah. Kita memang tidak bisa memastikan sedekah yang mana dan sedekah apa saja yang bisa menghindarinya. Namun, sedekah tersebut bisa kita lakukan agar bencana tak sedikit pun melewati kita.

Sebagaimana yang di terangkan dalam hadist; “Bersegeralah kalian untuk mengeluarkan sedekah, karena sungguh bencana tak dapat melewati sedekah“ (HR Thabrani)

Tak hanya di dunia, sedekah juga menolak becana kelak diakhirat dan pada saat hari kiamat. Hal ini juga disampaikan dalam hadist sebagai berikut: “Naungan bagi seorang mukmin pada hari kiamat adalah sedekahnya.” (HR. Ahmad)

Namun kadang, ujian bencana tetap akan datang kepada kita bukan karena Allah tidak sayang dan tidak menilai sedekah kita. Namun, ini adalah bentuk ujian apakah kita akan tetap bersedekah seperti biasanya, walaupun bencana dan kesulitan kita hadapi.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top
Scan the code