cropped-Desain_tanpa_judul__21_-removebg-preview-1.png

Ketaatan sebagai Asas Kebersamaan

AQLpeduli, Khazanah – Allah subhanahu wa ta’ala memberikan kecenderungan sosial kepada manusia agar saling memiliki keterikatan. Dengan adanya kecenderungan itu, manusia hidup berkelompok agar kebutuhan maupun kepentingan mereka saling terlindungi, saling bantu dalam kebaikan, dan bekerjasama dalam menyukseskan tugas-tugas sebagai khalifah di muka.

Atas dasar itu pula manusia diperintahkan untuk taat kepada pemimpin sebagai salah satu bentuk wujud keimanan kepada Allah dan Rasul-Nya. Itu karena tugas-tugas sebagai khalifah di muka bumi tidak akan terealisasi dengan baik jika manusia tidak memiliki ikatan atau aturan kepemimpinan dalam suatu kelompok. Ikatan dan aturan kepemimpinan merupakan pedoman serta kesepakatan bersama.

Jika ditarik ke internal umat Islam, salah satu kunci utama ketika ingin bersatu adalah ketaatan. Ini adalah rumusan yang disampaikan oleh Al-Qur’an. Pemimpin harus menentukan langkah tepat untuk sebuah misi mulia, selanjutkan anggota wajib mentaati perintah pimpinan agar sebuah kelompok atau organisasi berjalan sesuai ritme Al-Qur’an dan As-Sunnah. Urgensi tim untuk menyukseskan sebuah misi ini harus dipahami dengan baik, lalu diimpelentasikan dengan penuh ketaatan.

Setiap insan dalam sebuah organisasi harus berada dalam satu barisan menjadi satu kesatuan yang utuh. Itu bisa dicapai dengan kerjasama yang dilandasi dengan Al-Haq (kebenaran) dan Al-Adl (menegakkan keadilan). Setiap insan harus menyatukan hati terlebih dahulu lalu terjun ke masyarakat mendakwahkan Al-Qur’an. Sejatinya, organisasi dakwah itu ibarat perahu yang berlayar menuju Allah SWT dan membangun kejayaan akhirat. Organisasi itu akan berlayar menuju ke sebuah peradaban yang dibangun dengan Al-Qur’an.

Namun cita-cita mulia itu tentu tidak bisa tercapai jika hanya pemimpin yang berjalan. Semua harus saling merangkul. Setiap insan taat pada aturan. Setiap anggota mentaati pemimpin. Selain mempermudah perjalanan menuju tujuan, cara seperti itu juga mengikuti perintah Al-Qur’an dalam surah An-Nisa ayat 59.

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَطِيْعُوا اللّٰهَ وَاَطِيْعُوا الرَّسُوْلَ وَاُولِى الْاَمْرِ مِنْكُمْۚ فَاِنْ تَنَازَعْتُمْ فِيْ شَيْءٍ فَرُدُّوْهُ اِلَى اللّٰهِ وَالرَّسُوْلِ اِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِۗ ذٰلِكَ خَيْرٌ وَّاَحْسَنُ تَأْوِيْلًا ࣖ

“Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad), dan Ulil Amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (QS. An-Nisa: 59)

Melalui ayat ini, setiap kita diwajibkan taat kepada pemimpin. Namun ulama menjadi tokoh paling pertama yang harus ditaati, lalu kedua umara (pemimpin). Itu pun harus selektif, yakni mentaati umara yang taat kepada ulama. Ini karena ulama yang mengerti perintah dan larangan Allah SWT.

Sebenarnya tidak terpisah antara perintah taat kepada Allah dan taat kepada pemimpin. Perintah untuk taat kepada pemimpin merupakan bagian dari syariah. Itu merupakan dasar keimanan agar kerja-kerja dalam sebuah organisasi bernilai ibadah di sisi Allah.

Taat adalah kunci semua kemenangan. Jika tidak ada ketaatan maka tak perlu berharap bisa bekerjasama. Kebersamaan akan terjaga jika taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Ini harus selalu menjadi renungan. Ayat di atas tidak hanya untuk dibaca, tapi untuk diamalkan. Buang ego, raih tangan saudara seiman untuk berjalan menuju Allah dan membangun kejayaan di akhirat.

Jika Terjadi Perbedaan Pendapat

Perbedaan adalah sebuah keniscayaan. Justru dengan perbedaan itulah hidup menjadi berwarna. Namun kadang kala perbedaan yang seharusnya menjadi rahmat berubah menjadi murka jika tidak direspon dengan bijaksana. Misalnya saja perbedaan pendapat.

Banyak kelompok terpecah belah hanya karena meninggikan ego saat berbeda pendapat. Perbedaan pendapat itu bisa naik tingkat menjadi tanaazu’ (saling mencerabut kasih sayang), dan itu sangat berbahaya. Padahal, ayat di atas sangat jelas memberikan solusi jika terjadi perbedaan pendapat.

Jika terjadi perbedaan pendapat, maka kembalikan kepada Allah dan Rasul-Nya. Setelah itu, ikuti intruksi pemimpin. Ini karena pemimpin yang taat kepada Allah pasti membawa solusi yang bisa berbuah kebaikan untuk semua. Tahan ego, dan taatlah kepada Allah, Rasul-Nya, dan pemimpin. Di sini pula menjadi jelas bahwa Al-Haq dan Al-Adl itu sangat penting. Ini seperti herarki. Jika dua tingkatan itu tidak diimplementasikan, maka untuk naik ke tingkat jamaah (kerjasama tim) sangat sulit diraih. Apalagi bisa mensyuri nikmat jamaah yang berada di tingkat keempat. (Admin)

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top
Scan the code