cropped-Desain_tanpa_judul__21_-removebg-preview-1.png

Kemudahan dan Kesuksesan dalam Pekerjaan

AQLPeduli, Khazanah – Allah Subhanahu wa ta’ala memberikan resep penting agar pekerjaan selalu mendapatkan kemudahan dan kesuksesan dalam Al-Qur’an. Resep tersebut temaktub dalam surah Al-Insyirah ayat 7-8. Allah SWT berfirman;

فَاِذَا فَرَغۡتَ فَانۡصَبۡۙ وَاِلٰى رَبِّكَ فَارْغَبْ

“Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain), dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap.” (QS. Al-Insyirah: 7-8)

Kesuksesan dalam ayat ini bisa ditarik ke dalam dua makna, yakni kesuksesan di dunia dan kesuksesan di akhirat. Jalan kesuksesan itu mencontoh Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam yang digambarkan dalam ayat tersebut.

Dalam ayat itu, Allah SWT memerintahkan kepada Nabi Muhammad SAW untuk mensyukuri nikmat-Nya dengan tekun beramal saleh sambil bertawakkal kepada-Nya. Ketekukan itu dibuktikan dengan keuletan dan meninggalkan rasa malas. Jika sudah selesai mengerjakan satu amal perbuatan, maka beliau diminta untuk mengerjakan amal perbuatan lainnya. Sebab, dalam keadaan terus beramal, beliau akan menemui ketenangan jiwa dan kelapangan hati. Ayat ini menganjurkan agar Nabi saw tetap rajin dan terus-menerus tekun beramal.

Namun perlu diingat, tersirat dalam ayat tersebut bahwa Nabi Muhammad SAW tidak mengharapkan pahala sebagai hasil dari amal perbuatannya. Beliau hanya menuntut keridaan Allah semata, karena Dia-lah sebenarnya yang dituju dalam amal ibadah seorang hamba.

Konsep kesuksesan itu juga bisa diterapkan dalam mengerjakan sesuatu untuk keperluan dunia demi memopang kehidupan akhirat. pada masa pandemic Covid-19 saat ini , banyak orang yang cerdas semakin cerdas dan orang malas bertambah malas. Ada orang yang produktif semakin produktif dan ada pula yang semakin terpuruk. Keterpurukan itu bukan disebabkan oleh tidak adanya pekerjaan, tidak ada uang, atau resesi ekonomi, tapi orang itu tidak mau mengikuti jalan sukses yang diajarkan dalam Al-Qur’an.

Rezeki Allah tidak dipengaruhi oleh apapun kecuali manusia itu sendiri. Kesuksesan dan kegagalan sepenuhnya dipengaruhi oleh manusia yang tidak mau mengikuti konsep kesuksesan yang telah ditetapkan dalam Alquran.

Ayat di atas secara jelas menjelaskan tips penting bagaimana Allah menyuksesan Rasulullah. Itu juga berlaku kepada para pengikut beliau. Kata-kata (فَرَغۡتَ) dalam ayat di atas bukan berarti kosong. Buya Hamka mengatakan, jika kamu selesai dari satu pekerjaan maka tegaklah. Ini karena ayat itu turun kepada Nabi SAW. Sementara beliau bukan pengangguran. Nabi itu bukan tipe orang yang bersantai setelah menyelesaikan satu pekerjaan.

Nabi SAW punya banyak agenda di satu waktu. Beliau punya banyak pekerjaan di satu waktu, sehingga otak terus berputar, terus bersemangat, energik terus bergejolak, dan produktivitas terus berjalan. Itu makna (فَرَغۡتَ).

Kata (فَرَغۡتَ) artinya orang sibuk banyak pekerjaan yang selesai satu pekerjaan. Maka itu, orang yang dimudahkan urusannya adalah orang yang memiliki banyak pekerjaan, bukan kaum rebahan. Orang yang susah sebenarnya adalah pengangguran dan hanya meratapi nasib.

Kemudian kata-kata (فَانۡصَبۡۙ) bukan berarti mengisi kekosongan. Kalau sekedar mengisi kekosongan, bisa saja dengan bermain game online dan ragam pekerjaan unfaedah lainnya. Buya Hamka mengatakan, yang dimaksud (فَانۡصَبۡۙ) adalah tegaklah. Karena asal katanya adalah batu yang ditegakkan di atas sesuatu secara kokoh. Artinya, jika kamu selesai dari satu kesibukan maka bangkitlah, tegaklah untuk satu pekerjaan baru. Ini tips sukses bagi orang yang ingin hidupnya sukses dan selalu dimudahkan pekerjaanya. (ADMIN)

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top
Scan the code