
AQLpeduli, Khazanah – Cinta dunia merupakan salah satu penyakit yang sangat dikhawatirkan Rasulullah terhadap umatnya. Di berbagai kesempatan, beliau berpesan kepada umatnya agar menjauhi cinta dunia. Cinta dunia di sini adalah kondisi seseorang mencintai kesenangan dunia baik berupa harta, wanita, atau takhta sehingga membutakan hatinya dan lalai terhadap akhirat. Hal itu bisa dilihat dalam surat Al-A’la ayat 16-17 dan surat Al-Qiyamah ayat 20-21.
Dalam sebuah hadist, Rasulullah pernah bersabda, “Tiadalah cinta dunia itu menguasai hati seseorang, kecuali dia akan diuji dengan tiga hal, yakni cita-cita tak berujung, kemiskinan yang tak akan mencapai kecukupan, dan kesibukan yang tidak lepas dari kelelahan.” (HR Ad Dailami ).
Allah SWT juga menimpakan berbagai musibah kepada suatu kaum jika cinta dunia mendominasi relung hati mereka.
“Umatku akan selalu dalam kebaikan selama tidak muncul cinta dunia kepada para ulama fasik, qari yang bodoh, dan para penguasa. Bila hal itu telah muncul, aku khawatir Allah akan menyiksa mereka secara menyeluruh.” (Lihat kitab Ma’rifat As Shahabah karangan Abi Nu’aim, juz 23 hal 408).
Kalau mau jujur, apakah tujuan kita bekerja selama ini karena Allah dan hari akhir atau bukan? Pertanyaan ini bisa menjadi bahan intropeksi diri seorang muslim. Ini karena dengan menjawab pertanyaan itu seseorang bisa mengetahui apakah dirinya termasuk orang munafik atau bukan. Disebutkan dalam beberapa riwayat, seseorang dikategorikan sebagai munafik jika beramal bukan karena Allah dan hari akhir.
Maka itu, sangat penting bagi seorang muslim untuk selalu intropeksi diri, terutama menghisab amal-amal kebaikan yang telah dikerjakan. Apatah amal kebaikan itu dikerjakan karena Allah atau hanya untuk mendapatkan perhatian manusia saja. Bisa saja amal kebaikan dilakukan hanya untuk mencari pundi-pundi rupiah, tentu ini tidak akan bernilai di akhirat kelak, karena ia telah mendapatkan balasannya di dunia saja.
Jika seseorang telah mengimani hal tersebut maka ia tidak akan menzalimi diri sendiri, tidak akan pernah mau menzalimi orang lain, dan akan selamat dari kezaliman orang lain. Ini konsep dalam Islam yang harus direalisasikan daam kehidupan sehari-hari. Terdengar sangat mudah, namun pengaplikasiannya cukup susah.
Tips Agar tidak Cinta Dunia
Sebagaimana disebutkan di awal, cinta dunia merupakan satu penyakit yang sangat ditakutkan Rasulullah menimpa umatnya. Maka itu, ada beberapa tips agar seseorang tidak terlalu cinta dunia, tapi rezekinya di dunia tidak pernah habis. Ini sangat penting sebagai buah dari iman kepada hari akhir agar tidak lupa juga kepada dunia.
Pertama, jangan lupa sedekah hari ini
Matematika Al-Qur’an berbeda dengan matematika yang dikenal saat ini, yang memang mengandalkan kekuatan logika manusia saja. Sementara matematika Al-Qur’an berdasarkan pada logika Tuhan, dan tentu tak jarang tidak masuk akal bagi manusia itu sendiri.
Misalnya satu kali satu sama dengan minus satu. Satu kali satu sama dengan plus satu, atau satu. Satu kali satu sama dengan sepuluh. Satu kali satu sama dengan tujuh ratus. Semua hitungan ini benar, jika memakai matematika Alquran.
Satu dikali satu perbuatan jahat sama dengan minus satu. Satu kali satu perbuatan baik tidak karena Allah dan tidak karena hari akhir nilainya satu. Satu kali satu perbuatan baik untuk Allah dan hari akhir sama dengan sepuluh. Satu kali satu infak, jadi berbuat baik plus harta sama dengan tujuh ratus.
”Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 261)
Lalu, yang menjadi pertanyaan adalah mau menjalani hidup yang mana? Jika ilmu seseorang masih sebatas dunia saja, maka biasanya yang paling tinggi hanya satu kali satu sama dengan satu. Tapi kalau sudah akhirat oriented, maka perkaliannya minimal satu kali satu sama dengan sepuluh, dan bisa sampai ke tingkat ke tujuh ratus. Itu nikmat luar biasa jika bisa menjalani hidup sampai ke tingkat itu.
Orang yang selalu bersedekah tidak akan kekurangan harta di dunia. Dia buang buang harta untuk bersedekah, tapi harta terus lari ke dia. Tidak pernah selesai. Ini adalah tips pertama agar kita tidak cinta dunia.
Kedua, memanfaatkan potensi diri
Tips kedua agar tak cinta dunia adalah memanfaatkan posisi, kemampuan, hinga potensi diri demi mendapat ridha Allah dan untuk memperberat timbangan ama kebaikan di akhirat kelak. Sembunyikan kesalehan. Niatkan semua kebaikan karena Allah SWT semata.
Ada seorang bapak setiap pagi pergi ke kantor dikasih sarapan oleh istrinya. Padahal dia selalu berpuasa, minimal puasa Daud. Tapi orang ini meninggal dunia istrinya pun tidak tahu kalau dia berpuasa. Bagaimana caranya? Sarapan dari istrinya dibawa, di tengah jalan diberikan kepada fakir miskin. Pulang kerja dia buka puasa di rumah, sang istri mengir ia sedang makan malam. Itu karena ia sangat ingin menyembunyikan ketataannya hanya kepada Allah saja.
Ketiga, membahagikan orang lain
Tips ketiga adalah memasukkan kebahagiaan ke dalam hati orang lain. Salah satu ciri khas orang kepada Allah dan hari akhir adalah membahagiakan saudaranya. Aib bagi orang beriman menceritakan masalah pribadi kepada orang lain. Jika ketemu orang dia selalu menceritakan yang baik-baik.
Orang seperti ini hatinya akan selalu diliputi kebahagiaan ke mana pun pergi. Dalam hatinya hanya ada Allah. Maka sudah sepantasnya sebagai seorang muslim mengaplikasikan amalan tersebut agar bisa mendapatkan kebahagiaan dunia akhirat.
Nah Sahabat Peduli, dari ketiga tips di atas, mana yang sudah diamalkan? Jawab jujur, dan mari intropeksi diri. (admin)
Sumber: Ceramah Ustaz Bachtiar Nasir