cropped-Desain_tanpa_judul__21_-removebg-preview-1.png

Jejak Nabi Membangun Peradaban Islam

AQL Peduli, Jakarta – Bagi umat Islam Nabi Muhammad SAW tidak hanya diposisikan sebagai nabi pamungkas nabi- nabi sebelumnya, tak hanya sebagai teladan bagi umatnya, tetapi beliau merupakan sosok historis yang memberikan andil besar dalam membangun peradaban dunia.

Seorang ahli sejarah sekaligus penulis buku tersohor dari Amerika Serikat, namanya Michel Hart. Dalam bukunya, The 100: A Ranking of The Most Influential Persons in History, Hart menempatkan Rasullulah SAW sebagai tokoh paling berpengaruh di dunia. Dalam bukunya yang fenomenal dan kontroversial, Hart mengungkapkan fakta yang mengejutkan. Alasan mengapa Hart menempatkan Rasulullah SAW pada urutan pertama.

Ketika ditanya oleh orang-orang Nasrani, mengapa Hart sebagai orang Nasrani meletakkan Nabi Muhammad sebagai orang yang sangat berpengaruh. Hart menjawab dengan sangat menarik, ia melihat apa yang disampaikan oleh Nabi Muhammad merupakan sebuah kebenaran. Dia tidak bisa mengingkari apa yang disampaikan Nabi Muhammad diikuti oleh milyaran orang. Para pengikutinya berkomitment dengan apa yang disampaikan oleh Nabi Muhammad.

Michael Hart mengaku tidak bisa melihat hal itu dalam agama Nasrani. Orang-orang Nasrani tidak akan sanggup memperjuangkan keyakinannya dan bisa mempertahankan Bible. Tidak seperti orang Islam yang bisa mempertahankan keyakinannya dan menjaga Al-Qur’an.

Sementara umat muslim mempertahankan Islam, mereka berani ikut berperang kehilangan nyawa demi agamanya, Michael Hart juga tidak melihat itu di dalam agama Kristen. Hart mengatakan mustahil jika Nabi Muhammad berbohong yang mana kebohongannya itu diikuti milyaran orang sampai hari ini. Pengikutnya pun tidak seperti orang yang mengikuti agama lain.

Ada pula seorang katolik, dia membicarkan. Jika dia disuruh memilih agama-agama yang ada di dunia dia akan memilih Islam. Dia yang seorang Katolik mengaku bahwa orang Islam itu intoleran. Maksud dia, orang yang toleran terhadap sesuatu yang bertentangan dengan agamanya itu adalah orang yang mempunyai pendirian. Jika orang toleran terhadap semua hal, artinya dia tidak mempunyai pendirian.

Orang katolik itu mengaku orang Islam sangat toleran terhadap sesuatu, tapi tidak toleran dengan LGBT, tidak toleran terhadap penghinaan agama dan juga tidak toleran terhadap orang yang menghina Al-Qur’an. Hal itu merupakan pendirian umat Islam yang dia kagumi.

Dari sini kita sebagai muslim akan sangat aneh jika mempertanyakan kebenaran Nabi Muhammad ataupun kebenaran yang dibawa oleh nabi.

Berkenaan dengan peradaban, kata peradaban memang adalah bahasa Melayu. Kata adab merupakan sebuah kata yang menyatu dengan makna Al-Qur’an. Di dalam Al-Qur’an disebut ma’dubah. Ma’dubah artinya hidangan. Hadist Baihaqi menunjukkan, sesungguhnya Al-Qur’an itu merupakan ma’dubah atau hidangan, dan belajarlah semampu kalian.

Jika kita melihat Al-Qur’an, segala permasalahan dunia hingga akhirat bahkan penciptaan alam semesta juga terkandung didalammnya. Maka itu tak heran jika Al-Qur’an merupakan sumber peradaban.

Maka bagaimanapun Al-Qur’an menjadi asas dari peradaban yang masuk ke dalam diri nabi. Rasulullah SAW pernah bersabda, “Tuhan telah menjadikan aku beradab dengan Al-Qur’an. Maka sempurnalah adabku.”

Kemudian, ketika Aisyrah ra ditanya mengenai ahlak Rasulullah,dia menjawab ahlaknya adalah Al-Qur’an.

Berbicara tentang peradaban, yang pertama kita harus berbicara tentang Al-Qur’an, kedua berbicara tentang Rasulullah sebagai pelaksana, sebagai pemimpin pelaksanaan dalam peradaban itu.

Jika berbicara peradaban dalam konteks Al-Qur’an, hal itu tertuang dalam dua ayat surah Ibrahim. Allah berfirman :

“Tidakkah kamu memperhatikan bagai-mana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya kuat dan cabangnya (menjulang) ke langit, (pohon) itu menghasilkan buahnya setiap waktu dengan seizin Tuhannya. Dan Allah membuat perumpamaan itu untuk manusia agar mereka selalu ingat.” (QS. Ibrahim: 24-25)

Kalima tayyibah itu adalah tauhid. Peradaban Islam berbasis pada tauhid. Akarnya tauhid sangatlah kuat, bahkan sekarang semua agama mengklaim bahwa mereka adalah monoteis. Akan tetapi Islam merupakan agama monoteis yang paling konsekuen dengan tauhidnya.

Dahan pohon peradaban itu sampai ke langit, maka, peradaban Islam itu memberi makan kepada peradaban dunia. Jika di bandingkan, peradaban barat itu memiskinkan dunia, tidak memberi makan, bahkan ketika mereka datang ke Indonesia semua kekayaan Indonesia diambil olehnya, begitupun ketika mereka datang ke India.

Ketika Islam masuk ke India dan ke Baghdad, Islam menjadi kerajaan besar yang menghidupkan masyrakat yang dulu sangat miskin. Ketika datang ke Spanyol Islam menghidupkan Spanyol menjadi Kawasan metropolis, begitu juga ketika datang ke Negara Mesir dan negara-negara lainnya termasuk Indonesia.

Hal Ini berarti Islam membawa sebuah pencerahan. Jika ada orang yang mengatakan, Islam itu maju oleh orang-orang yang bukan Arab, berarti yang membuat maju umat muslim itu bukan Islam, tapi orang-orang di luar Islam. hal itu merupakan kesalahan besar.

Orang-orang Persia, India, Spanyol, Mesir tidak akan bisa mempunyai kemajuan luar biasa tanpa pandangan hidup Islam. Bahkan orang Indonesia sekalipun, jika masih berfikir animisme dan dinamisme, kita tidak akan semaju seperti sekarang ini. Itulah satu contoh bahwa pohon peradaban dahannya sampai ke langit.

Al-Qur’an adalah inspirasi. Al-Qu’an tidak akan membuat orang jadi terpelajar, tetapi belajar tanpa Alquran tidak pernah terfikirkan dalam Islam. maka, Al-Qur’an sudah ada dalam diri semua orang Ketika peradaban Islam berjaya,

Otak dan hati orang telah diisi dengan Al-Qur’an, maka Ketika mereka akan belajar sesuatu mereka selalu dibayangi oleh ayat-ayat Al-Qur’an, itulah yang membuat mereka kreatif membangun sains dengan sempurna, melebihi apa yang sudah dibangun oleh Yunani. Prestasi orang-orang Islam di bidang sains diakui oleh penulis sejarah di barat, lebih dari apa yang sudah berkembang di Yunani.

Ajaran Islam sangat dinamis yang memberi manfaat kepada seluruh umat manusia. Banyak penemuan sains orang Islam pada zaman dahulu yang kini sudah menjadi disiplin ilmu di Barat, meski mereka mensekularkanya.

(Admin)

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top
Scan the code