AQL Peduli, Khazanah – Nabi Muhammad SAW lahir pada 12 Rabiul Awal pada Senin. Momentum hari lahir nabi ini pun menjadi tradisi di kalangan masyarakat muslim. Sejak abad keempat, banyak umat Islam merayakan maulid nabi untuk menumbuhkan rasa cinta kepada beliau.
Namun, Senin bagi Rasulullah sangat istimewa. Ia bahkan berpuasa pada hari itu untuk mengenang hari lahir beliau. Dalam sebuah hadits disebutkan, Rasulullah menyanjung keutamaan hari Senin.
ذَاكَ يَوْمٌ وُلِدْتُ فِيهِ, وَبُعِثْتُ فِيهِ, أَوْ أُنْزِلَ عَلَيَّ فِيهِ
Artinya, “Itu (puasa Senin) hari aku dilahirkan, aku diutus, atau hari wahyu diturunkan kepadaku,” (HR Muslim)
Allah Ta’ala memilih hari dan bulan kelahiran nabi pada Senin. Bukan tanpa sebab, Dia tidak memilih kelahiran beliau pada malam lailatul qadar, nishfu Sya’ban, hari Jumat atau malam Jumat. Allah juga tidak memilih kelahiran Nabi Muhammad di bulan Ramadhan, bulan dimana diturunkan Al-Quran, atau asyhurul hurum (bulan-bulan mulia dalam Islam).
Tentu ada hikmah dari setiap apa yang Allah ciptakan juga banyak pelajaran yang dapat kita ambil dari hal tersebut.
Dikutip dari NU online, Jalaludin As-Suyuti mengutip penjelasan Ibnul Haj Al-Abdari Al-Maliki Al-Fasi terkait hikmah dibalik kelahiran Nabi Muhammad SAW (maulid) pada hari Senin bulan Rabiul Awwal.
Ibnu Haj, menyebut empat hikmah dibalik kelahiran Nabi Muhammad SAW (maulid) pada hari Senin Rabiul Awwal. (As-Suyuthi, Husnul Maqshid fi Amalil Mawlid, [Beirut, Darul Kutub Al-Ilmiyyah: tanpa tahun], halaman 67-68).
1. Senin adalah hari dimana Allah menciptakan Pohon
Hari senin mengingatkan pada penciptaan makanan pokok, rezeki, aneka buah, juga ragam kebaikan yang menjadi logistik dan asupan manusia serta menyenangkan hati mereka.
2. Nabi lahir pada musim semi
Secara etomologi, kata “Rabi” berarti musim semi sebagai isyarat juga optmistis jika dikaitkan secara etimologi. Abu Abdirrahman As-Shaqli mengatakan, “Setiap orang memiliki ‘nasib’ (baik) dari namanya.”
3. Kelahiran di Musim yang Terbaik
Musim semi (Ar-Rabi’) merupakan musim yang paling pas (adil) dan terbaik sebagaimana syariat Nabi Muhammad saw yang paling adil (paling toleran).
4. Menjadi Waktu yang Dimuliakan
Allah menginginkan dan memuliakan waktu tersebut karena kelahiran Nabi Muhammad saw. Maka itulah 12 Rabiul Awwal menjadi waktu yang dimuliakan oleh Allah SWT. Umpanya baginda nabi dilahirkan pada waktu mulia yang sudah ada, niscaya orang mengira bahwa Nabi Muhammad SAW menjadi mulia karena dilahirkan pada waktu mulia.
Demikian empat hikmah yang disebutkan oleh Ibnul Haj perihal waktu kelahiran Nabi Muhammad SAW. Akan membawa banyak pengetahuan dan pembelajaran bagi kita.
Umat Islam dapat menjadikan hikmah ini sebagai media belajar serta lompatan perubahan menuju arah lebih baik dengan peringtan Maulid Nabi Muhammad SAW.
(fjr//NU.online)