cropped-Desain_tanpa_judul__21_-removebg-preview-1.png

Hentikan Maksiat dengan Mengingat Kematian

AQLPeduli, Khazanah – Setiap mahluk di alam semesta pasti akan merasakan kematian. Tak ada satupun mahluk yang luput dari jangkauan malaikat maut. Maka itu, dalam Islam dianjurkan untuk selalu mempersiapkan dan mengingat kematian. Ingatan-ingatan kepada kematian akan meruntuhkan cinta dunia dan memotivasi seseorang untuk bertaubat dan memperbanyak amal saleh.

Dalam Kitab Tanqih Al-Qaul, Syekh Nawawi al-Bantani, mengatakan, mengingat kematian memiliki banyak keutamaan, memiliki nilai pahala dan manfaat. Dalam kitabnya ini, Syekh Nawawi mengutip hadits nabi Muhammad Saw. Dalam riwayat Ibnu Dunya, dari Anas dengan sanad dhaif disebutkan,

“Perbanyaklah ingat kematian, karena mengingat kematian dapat menyucikan dosa dan membentuk sikap zuhud di dunia. Bila kamu semua mengingatnya dalam keadaan kaya maka dapat menghilangkannya, dan bila kamu mengingatnya ketika kafir maka dapat merelakan kehidupanmu.”

Dalam hadits lain, Nabi Muhammad Saw juga bersabda, “Hendaklah kamu di dunia ini seolah sedang menjadi pengembara, bahkan menjadi orang yang melewati jalan, dan anggapkan kamu sebagai penghuni kubur.” (HR Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi, dan Ibnu Majah dari Ibnu Umar).

Hadis itu berisi anjuran agar selalu bersikap zuhud dan menajauhi dunia, meremehkan urusan duniawi, dan merasa puas hanya memiliki harta demi bekal akhirat.

Sementara Ibnu Rajab mengatakan, orang yang selalu mengingat kematian akan mendapatkan pahala dan mendapatkan keistimewaan di sisi Allah. Hati orang yang selalu ingat kematian akan kering dari perkara dunia. Meskipun keluar rumah untuk mencari rezeki, tapi itu diniatkan untuk memperoleh rida Allah SWT.

Orang yang selalu mengingat kematian tidak akan serius mengejar dunia. Orang seperti termasuk ke dalam orang-orang yang beruntung. Sama halnya Rasulullah SAW. Dalam perkara dunia, beliau berdoa agar diberikan secukupnya saja. Beliau hanya minta makanan pokok untuk keluarganya. Padahal beliau bisa saja meminta kekayaan dan kekuasaan.

Tapi Rasulullah SAW memperlakukan dunia sangat rendah. Ia menganggap dunia hanya tempat singgah, sehingga tak perlu diberikan keseriusan. Beliau selalu mengingatkan umatnya agar memperbanyak bekal untuk akhirat, karena di sanalah kehidupan yang sesungguhnya. Hal seperti itu yang selalu membuat seseorang hidup dalam keadaan syukur, sabar, ikhlas, tawakal, qanaah, dan hatinya senantiasa diliputi keimanan kepada Allah.

Rasulullah pernah bersabda; “Perbanyaklah mengingat pemutus kledzatan (kematian)” (HR An-Nasai dan dinilai oleh Syaikh Al-Albani : Hasan Shahih)

Sebagian ulama berkata; Barang siapa banyak mengingat kematian maka ia akan dimuliakan dengan tiga perkara : (1) selalu bersegera bertaubat, (2) hati yang qona’ah/nerimo, dan (3) semangat dan rajin beribadah. Dan barang siapa yang melupakan kematian maka ia akan dihukum dengan tiga perkara : (1) menunda-nunda taubat, (2) tidak rido dengan pemberian Allah, dan (3) malas dalam beribadah.

Wabah Covid-19 memperlihatkan dengan jelas betapa kematian itu sangat dekat. Tiap hari ribuan manusia di dunia ini menghembuskan nafas terakhir. Itu belum lagi penyakit mematikan lainnya, atau peristiwa yang merenggut nyawa seseorang. Pada intinya, kematian di depan mata maka hentikan maksiat dan bertaubatlah. Perbanyak amal kebaikan untuk bekal di hari akhirat kelak. (Admin)

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top
Scan the code