Kabar kematian Syekh Ali Jaber menjadi duka di tanah air. Itu tak terlepas dari sepak terjang ulama kelahiran madinah itu dalam dunia dakwah. Terlebih lagi A-Qur’an mengabarkan bahwa meninggalnya ulama yang merupakan ahli waris nabi merupakan musibah tak tergantikan bagi umat Islam. Hal ini termaktub dalam surat Al-Ra’du ayat 41.
Syekh Ali Jaber menghembuskan nafas terakhir pada Kamis (14/1) pagi. Beliau meninggal dunia setelah menjalani perawatan di ruang Intensive Care Unit (ICU) karena positif Covid-19 sejak akhir Desember 2020. Kondisi beliau mulanya sempat dikabarkan memburuk usah sebuah foto dirinya tengah menjalani perawatan beredar di media sosial. Belakangan keluarga membantah kabar tersebut.
Nama Syekh Ali Jaber dikenal sebagai pendakwah sekaligus ulama yang fokus di bidang Qur’an. Beliau bahkan mendirikan yayasan Syekh Ali Jaber sebagai dedikasi beliau ingin melahirkan penghafal Al-Qur’an di tanah air. Beliua juga dikenal sebagai salah satu juri di acara Hafiz Indonesia yang disiarkan salah satu stasiun televisi swasta beberapa tahun lalu.
Dalam beberapa kesempatan, ia juga kerap tampil di program kuliah tujuh menit (kultum) di stasiun televisi saat bulan Ramadhan.
Perjalanan Dakwah Syekh Ali Jaber
Pada usia 10 tahun, Syekh Ali Jabar telah menghafal 30 juz kitab suci Alquran. Kemudian pada usia 13 tahun, ia diamanati menjadi imam masjid di salah satu masjid di Kota Madinah. beiau adalah pendakwah kelahiran Madinah, Arab Saudi, 3 Februari 1976. Nama lengkapnya Ali Saleh Mohammed Ali Jaber. Ia lahir dari keluarga taat beragama, ayahnya adalah seorang penceramah.
Syekh Ali Jaber menempuh pendidikan formal dari ibtidaiyah hingga Aliyah di Madinah. Kemudian setelah lulus sekolah menengah, Syekh Ali Jaber melanjutkan pendidikan khusus pendalaman Al-Quran pada tokoh dan ulama ternama di Arab Saudi.
Pada masa kecilnya, Syekh Ali Jaber telah menekuni membaca Al-Quran dengan motivasi dari sang ayah. Dalam mendidik agama, khususnya Al-Quran dan shalat, ayahnya memang sangat keras, bahkan tidak segan-segan memukul bila Ali Jaber kecil tidak menjalankan shalat. Meskipun pada awalnya apa yang dirinya jalani adalah keinginan sang ayah, namun lama-kelamaan dirinya menyadari bahwa semua itu sebagai kebutuhannya sendiri dan pada usia sebelas tahun, Syekh Ali Jaber telah hafal 30 juz Al-Quran.
Di Madinah, Syekh memiliki masjid besar yang digunakan untuk syiar Islam. Sebagai anak pertama dari dua belas bersaudara, Syekh Ali Jaber dituntut untuk meneruskan perjuangan ayahnya dalam syiar Islam.
bold text Pada 2008, Syekh Ali Jaber mulai berdakwah di Indonesia dan telah resmi menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) pada tahun 2012. Dirinya sempat menjadi juri pada Hafiz Indonesia dan menjadi Da’i dalam berbagai kajian di beberapa stasiun televisi nasional.
Anak pertama dari 12 bersaudara itu mulai aktif berdakwah di Indonesia di usia 32 tahun saat menikah dengan Umi Nadia. Ia kemudian tinggal di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Di Lombok, Syek Ali Jaber kemudian aktif di dunia dakwah dengan menjadi guru hafalan Al-Qur’an, imam shalat, hingga khatib di Masjid Agung Al- Muttaqin Cakranegara Lombok, NTB, Indonesia.
Sepak terjang Syekh Ali Jaber itu kemudian membawanya ke Ibu Kota saat diminta menjadi Imam salat tarawih di Masjid Sunda Kelapa, Menteng, Jakarta. Ia juga menjadi pembimbing tadarus Quran dan imam salat Ied di Masjid Sunda kelapa, Menteng, Jakarta ini.
Pada 2011, Syekh sempat mendapat penghargaan dari Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono. Di waktu yang bersamaan, ia kemudian mendapat hak menjadi kewarganegaraan Indonesia.
Sejak saat itu, Syekh mulai sering tampil di televisi sebagai penceramah, selain menjadi salah satu juri di acara yang kala itu cukup ramai, yakni Hafiz Indonesia. Jaber bahkan sempat menjadi aktor film, Surga Menanti yang rilis pada 2016.
Syekh Ali Jaber sempat menjadi korban penusukan oleh salah seorang tak dikenal saat berceramah di Lampung medio September 2019. Seorang pria tak dikenal mendadak menghampiri beliau yang berada di atas panggung dan langsung menikam.
Meski polisi langsung langsung menangkap pelaku, kasus tersebut memancing banyak respons publik, termasuk pemerintah. Polisi bahkan melibatkan Densus 88 untuk mengusut kasus tersebut.
Kendati begitu, Syekh Ali Jaber lagi-lagi menunjukkan sifat seorang ulama sejati. Pada 16 September 2020, beliau menjadi tamu undangan di podcast Deddy Corbuzier. Melalui podcast itu, beliau meminta masyarakat untuk tenang dan memaafkan pelaku. Ia bahkan menampilkan ahlak mulia, bahwa kesabaran itu tidak ada batasnya.
Perlahan kasus itu pun pudar. Syekh Ali Jaber tetap fokus berkeliling Indonesia untuk berdakwah. Lalu pada Selasa (29/12) lalu, Covid-19 memaksa beliau masuk ke ruang ICU. Ia terkonfirmasi positif Covid-19. Ia lalu menjalani perawatan intensif. Namun, tepat hari ini, Kamis (14/1), berita kematian beliau mengejutkan masyarakat Indonesia.