
AQL Peduli, Khazanah – Kehidupan sehari-hari harus diwarnai dengan tauhid. Jika tauhid sudah menghujam dalam hati, maka Allah akan tundukkan langit dan bumi kepada kita. Ini menjadi rahasia mengapa api tak mampu membakar Nabi Ibrahim. Pada diri Ibrahim tidak ada lagi unsur api yang bisa terbakar, karena sudah dibersihkan dengan laa ilaha illallah.
Jika api dunia tak bisa membakar jasad Nabi Ibrahim yang hatinya telah dipenuhi tauhid, apalagi di akhirat. bahan bakar neraka adalah manusia dan batu. Unsur dalam manusia yang paling disukai neraka adalah hati. Semakin keras hati seseorang, maka semakin disukai neraka. Unsur itulah yang sudah tidak ada dalam diri Ibrahim.
Jiwa-jiwa yang bersih tak bergantung lagi pada mahluk, pada level itu dia boleh bernasab secara ideologis kepada Nabi Ibrahim. Orang yang jiwanya bersih sudah keluar dari dirinya sendiri, dan hidupnya tidak lagi oleh nafsu. Ketika qalbu sudah tentram, maka akan datang cobaan yang jauh lebih besar. Ia akan diuji dengan menyentuh sisi paling menyenangkan dalam dirinya, yakni semua mahluk di bumi akan datang kepadanya menawari bantuan.
Itu adalah ujian yang sangat berat. Terlebih lagi kalau kondisi ekonomi berada di level rendah. Tapi orang yang jiwanya bersih dari dosa, dia akan tegas mengatakan, “aku tidak butuh bantuan kalian. Ilmu Allah Mahatahu tentang kondisiku membuat aku tidak perlu meminta kepada siapapun.”
Ketika Ibrahim hendak dibakar, banyak orang yang menawarkan bantuan. Namun ia menolak, karena dia berjuang murni karena Allah. Dia sudah berada pada level penyerahan diri dan tawakal yang sangat tinggi. Maka sang pencipta api dan penunduk api menyelematkan Ibrahim.
قُلْنَا يَا نَارُ كُوْنِيْ بَرْدًا وَّسَلٰمًا عَلٰٓى اِبْرٰهِيْمَ ۙ
“Kami (Allah) berfirman, “Wahai api! Jadilah kamu dingin, dan penyelamat bagi Ibrahim!” (QS. Al-Anbiyā`: 69)
Nabi Ibrahim tidak diuji dengan banjir atau gempa bumi,tapi dengan api. Ini karena berkaitan dengan iman kepada hari akhir dan berkaitan isi hati Ibrahim. Percaya keberadaan neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu.
Maka api berubah dari unsur negatif menjadi unsur positif untuk Ibrahim. Dari energi yang membakar menjadi energi meyegarkan dan menyelamatkan Ibrahim. Dengan tauhid, kita akan satu ritme dengan alam semesta yang sudah bertasbih kepada Allah.
Alam semesta ini berputar karena tauhid. Semua mahluk di langit dan bumi bertasbih kepada-Nya. Dengan demikian, orang yang selalu berzikir tengah bersinergi dengan alam semesta untuk menyucikan Allah SWT. Ini yang menjadi jawaban mengapa ulama membuat tingkatan jiwa dalam diri manusia. Ini karena kita harus berjumpa dengan Allah dalam kondisi seperti itu.
Selain itu, jiwa-jiwa yang bersih akan selalu menerima dan ridha terhadap takdir Allah. Ia yakin bahwa semua ketetapan Allah pasti baik, ada hikmah di baliknya. Maka apa pun kondisinya dia selalu bersyukur kepada Allah SWT.