cropped-Desain_tanpa_judul__21_-removebg-preview-1.png

Cara Mengambil Manfaat Besar dari Al-Qur’an

AQL Peduli, Khazanah – Mengapa Malaikat Jibril diberi julukan ruhul amin (malaikat terpercaya) dan ruhul qudus (malaikat yang suci? Ini karena kepada Jibril wahyu Al-Quran diamanahkan. Nabi Muhammad menjadi khairul bariyah (sebaik-baik manusia dari awal hingga akhir) karena kepadanya Alquran diturunkan. Ramadhan menjadi bulan suci di antara bulan-bulan lain sebab di dalamnya Alquran diturunkan. Demikian pula _lailatul qadr lebih hebat dari seribu bulan karena pada malam itu Alquran diturunkan.

Sifat yang melekat pada Alquran adalah _al-Bariyah, maka itu orang yang di dalam hatinya ada Alquran maka sifat mulia itu akan melekat padanya. Dari sini pula bisa disimpulkan bahwa hari terbaik bagi seseorang adalah hari yang diisi dengan Alquran. Objek pandangan paling hebat dari kehidupan seseorang adalah ketika dua bola mata memandang Alquran. Sehebat-hebat pendengaran adalah ketika seseorang mendengarkan Alquran.

Lalu, bagaimana seseorang bisa mencapai kehormatan dan kemuliaan Alquran dan bisa mendapat banyak manfaat darinya? Mengutip perkataan Ibnu Qayyim Al-Jauziyah ada empat langkah untuk mengambil manfaat yang besar dari Alquran. Langkah-langkah itu yakni ada subjek yang mempengaruhi kita, ada objek yang bisa dipengaruhi di dalam diri kita, ada syarat agar pengaruh itu masuk ke dalam diri kita, dan ada penghalang yaitu apa yang bisa menghalangi dan bagaimana cara terhindar dari penghalang tersebut.

Empat langkah tersebut ternyata sudah termaktub dalam surat Qaf ayat 37. Allah SWT berfirman;

اِنَّ فِىۡ ذٰلِكَ لَذِكۡرٰى لِمَنۡ كَانَ لَهٗ قَلۡبٌ اَوۡ اَلۡقَى السَّمۡعَ وَهُوَ شَهِيۡدٌ

“Sungguh, pada yang demikian itu pasti terdapat peringatan bagi orang-orang yang mempunyai hati atau yang menggunakan pendengarannya, sedang dia menyaksikannya.”

Berdasarkan ayat di atas, langkah pertama yakni ada subjek yang mempengaruhi. Subjek itu adalah Alquran. Alquran adalah peringatan untuk orang yang memiliki qalbu yang hidup. Qalbu hidup itu memfokuskan pendengaran dan penglihatan pada pesan-pesan kitab suci tersebut, kondisi tubuh berada dalam kondisi sadar sesadar-sadarnya mempercayai pesan Alquran dengan keyakinan tinggi, tidak meragukan sedikit pun informasi yang terdapat di dalamnya. Ini adalah rumusan pertama yang harus dipenuhi.

Subjek itu harus dijadikan sumber pengaruh pada jiwa jika ingin mendapat banyak manfaat dari Alquran. Untuk mencapai tingkatan itu, seseorang harus menyadari bahwa ketika membaca Alquran, sebenarnya dia menghadapi kalamullah. Dia sedang berbincang-bincang dengan Allah melalui Alquran. Harus diyakini bahwa Allah telah memberikan pesan tersurat dan tersirat melalui Alquran

Subjek yang harus kita jadikan sumber pengaruh jiwa, kalau ingin mendapatkan banyak manfaat adalah Alquran itu sendiri. Cuma kalau ingin menjadikan Alquran sebagai sumber pengaruh kita harus sadar. Sehingga sampai pada kesadaran tinggi bahwa subjek yang mempengaruhi jiwa itu adalah Allah.

Orang yang memiliki qalbu hidup akan sadar bahwa ketika membaca Alquran dia sebenarnya berhadapan langsung dengan Allah. Membaca Alquran berarti berbicara dengan Allah, dengan pola komunikasi yang terbimbing dengan poin-poin komunikasi yang memberi kehidupan manusia. Seseorang yang hatinya telah hidup tidak akan bermain-main dan lalai ketika membaca Alquran. Dia bahkan bersuci sebelum membaca Alquran, menghadap kiblat, mengambil posisi duduk seperti tahiyatul awal atau akhir dalam salat, lalu membaca secara tartil.

Kedua, objek yang dipengaruhi itu adalah qalbu. Seseorang harus sadar bahwa membaca Alquran harus menghadirkan hati, bukan sekedar lisan, tenggerokan, dan otak semata-mata. Alquran tidak bisa mendatangkan manfaat kepada orang yang memiliki qalbu yang sakit atau qalbu pendosa. Alquran akan memberikan manfaat kepada orang yang memiliki qalbu yang hidup.

Hal ini berarti peringatan Alquran hanya bisa connet pada qalbu yang hidup. Qalbu yang dalam kondisi sadar bahwa ia sedang berhadap-hadapan dengan Allah. Orang seperti ini digambarkan oleh Ibnu Qayyim, qalbu yang hidup itu sudah menyadari bahwa Alquran itu hak. Ketika membaca Alquran, seakan-akan tinggal membenarkan sesuatu yang ada di dalam hatinya.

Nurun ala nur, cahaya di atas cahaya. Jika qalbu seseorang sudah hidup, maka sebeanrnya sudah ada modal di dalam jiwanya untuk membenarkan Alquran. Ada Alquran di dalam hatinya. Ketika dia membaca Alquran seakan-akan dia membaca teks yang sudah ada di dalam hatinya. Ibaratnya, dia membaca dua teks Alquran, satu teks yang sudah tergambar dalam hatinya dan teks yang ada di mushaf. Ini karena qalbunya sudah hidup bersama Alquran. Pengaruh Alquran bagi qalbu yang hidup sangat kuat.

Namun tak semua orang bisa mencapai levek tersebut. Maka itu, Ibnu Qayim menyebut langkah ketiga yakni syarat yang harus dipenuhi. Syarat tersebut yakni memfokuskan pendengaran saat membaca Alquran. Tidak membaca Alquran dalam keadaan lalai, atau sambil mengerjakan aktivitas lain. Jangan sampai mulut membaca Alquran, tapi pendengaran fokus ke aktivitas lain.

Perhatian harus difokuskan pada Alquran. Mata seseorang bisa melihat ratusan warna dalam satu waktu, ratusan jenis benda dan lain sebaianya. Tapi tidak dengan telinga. Telinga hanya bisa fokus mendengar satu per satu. Kelemahan telinga manusia adalah tidak bisa fokus mendengar semua suara dalam satu waktu. Maka itu, jika ingin menerima pengaruh Alquran meresap ke dalam jiwa, maka harus fokus mendengarkan apa yang dilantunkan oleh mulut. Jika demikian, sekalipin Alquran dibaca dengan suara lirih dan rendah, maka minimal bisa didengarkan oleh telinga sendiri. Itu akan berpengaruh kuat ke dalam hati.

Langkah keempat adalah penghalang. Penghalang mendapat manfaat dari Alquran adalah hati yang lalai. Hati tidak dalam kondisi yang digambarkan dalam ayat di atas, wahuwa syahiid.

وَهُوَ شَهِيۡد

Ulama menafsirkan, kondisi hati yang dimaksud adalah dalam kondisi sadar, tidak dalam kondisi lalu. Artinya, jika dalam kondisi sadar, maka sekalipun tidak mengetahui terjemahannya maka sudah terhindar dari penghalang mendapatkan manfaat dari Alquran.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top
Scan the code