Allah SWT mengatur alam semesta sedemikian rupa agar menjadi pelajaran bagi manusia. Terdapat hikmah dari deretan gunung yang menjulang tinggi ke angksa. Ada pelajaran dari hewan di muka bumi. Demikian pula pelajaran berharga dari cara terbang burung angsa saat berimigrasi. Pesawat militer meniru formasi terbang mereka dengan cara yang sama untuk efisiensi bahan bakar. Tentu jika formasi itu diaplikasi dalam sebuah organisasi maka akan mempermudah mencapai tujuan bersama.
Di banyak wilayah Amerika Utara selama musim gugur dan awal musim dingin, bisa dilihat kawanan besar angsa terbang di atas kepala dalam formasi huruf V besar. Biasanya, satu burung mempertahankan posisi memimpin, diikuti oleh yang lain dalam dua garis yang terpisah.
Mengapa angsa terbang dalam huruf V? Mengapa tidak mengasumsikan formasi C atau S? Studi terbaru menunjukkan bahwa V melayani dua fungsi utama: konservasi energi dan kontak visual. Ada beberapa pelejaran penting yang bisa diambil dari formasi itu.
Pertama, saat angsa mengepakkan sayap-sayapnya, kepakan itu menciptakan angin “daya dukung” bagi angsa di belakannya. Terbang dengan membentuk formasi V, kawasan angsa mampu menempuh jarak terbang 71% lebih jauh dibanding jarak terbang yang ditempuh masing-masing angsa.
Dalam bekerja tim, bergerak ke arah tujuan yang sama, akan membuat tujuan lebih cepat dan ringan untuk dicapai. Hakikat dari sebuah organisasi atau kepanitiaan adalah kerja sama. Jika hanya satu orang yang bekerja dalam sebuah organisasi, maka bisa dipastikan orgasasi tersebut tiak efektif dan efesien.
Kedua, ketika ada seekor angsa yang meninggalkan formasi karena suatu hal, ia akan segera merasakan daya tarik udara yang besar dan sulit untuk terbang sendirian. Dengan cepat ia kembali masuk dalam formasi untuk mendapatkan daya dukung dari angsa yang berada didepannya.
Energi yang dikeluarkan dalam kerja secara tim akan menjadi sedikit. Ini juga bisa menjadi pelajaran juga bahwa saat kerja tim lebih banyak mengeluarkan enegeri, maka sebenarnya tim itu belum bekerja benar dan bisa mengefektifkan sumber daya yang ada.
Ketiga, ketika angsa memimpin merasa lelah, ia akan bertukar tempat dalam formasi terbang. Dan secara otomatis angsa yang lain akan menggantikan posisi terdepan itu. Seperti halnya angsa, manusia pun saling bergantung pada kemampuan masing-masing, keahlian dan bakat. Ketika pemimpin kelelahan maka bersiap-siap anggotanya yang menggantikan. Berbagi kepemimpinan harus didasari oleh saling menghormati, saling percaya disetiap saat, saling membagi tugas saat masalah terberat, dan memusatkan kemampuan dan bakat untuk memecahkan masalah.
Keempat, Angsa-angsa yang terbang dalam formasi ini akan mengeluarkan suara riuh-rendah guna menyemangati angsa-angsa di depan supaya menjaga kecepatan terbangnya. Kita harus memastikan kata-kata dan ucapan kita bersifat positif dan mendukung. Dalam tim yang saling mendukung, produktivitas yang dihasilkan juga akan semakin besar.
Kelima, Jika seekor angsa menjadi sakit, terluka, atau tertembak, dua angsa lainnya akan keluar dari formasi dan mengikuti angsa yang sakit itu guna membantu dan melindunginya. Kedua angsa itu akan tetap menemani sampai angsa yang sakit itu mati atau mampu terbang kembali. Lalu, mereka menyusul kawanannya.
Dari filosofi ini, kita harus saling menopang satu sama lain baik dalam masa-masa sulit maupun masa-masa senang. Jangan biarkan teman kita yang sedang sakit, murung dibiarkan begitu saja, temani mereka dan dengarkan keluh kesahnya, kembalikan lagi semangat-semangatnya sehingga ia akan kembali keformasi.