AQL Peduli, Jakarta – Rasulullah SAW pernah menitipkan surat cinta kepada umatnya. Pada suatu hari, pernah seorang sahabat bertanya kepada beliua, “Ya Rasulullah, pesankan sesuatu kepadaku yang akan berguna bagiku dari sisi Allah.”
Rasulullah menjawab, “Perbanyaklah berdoa. Sesungguhnya kamu tidak mengetahui kapan doamu akan terkabul.” (HR Ath-Thabrani)
Doa merupakan senjata ampuh yang terlupakan. Senjata itu tergilas oleh logika sesaat manusia. Doa kadang hanya menjadi pemanis bibir seseorang, karena terlalu menganggap dirinya tinggi. Padahal, manusia tidak bisa melakukan apa-apa tanpa bantua Allah SWT.
Bukti kekuataan doa ini termaktub dalam kisah Nabi Yunu AS. Dalam tafsir Ibnu Katsir, diceritakan bahwa Yunus ibnu Mata AS diutus Allah kepada penduduk Kota Nainawi. Sebuah kota besar yang terletak di negeri Mosul. Yunus menyeru mereka untuk menyembah kepada Allah SWT.
Namun, mereka menolak ajakan sang nabi. Yunus pun meninggalkan mereka dalam keadaan marah. Dia lantas mengancam kepada mereka akan datang azab dari Allah dalam waktu tiga hari dari sejak kepergiannya.
“Dan, mengapa tidak ada (penduduk suatu kota yang beriman), lalu imannya itu bermanfaat kepadanya selain kaum Yunus? Tatkala mereka (kaum Yunus itu) beriman, Kami hilangkan dari mereka azab yang menghinakan dalam kehidupan dunia dan Kami beri kesenangan kepada mereka sampai kepada waktu tertentu.” (QS Yunus: 98).
Nabi pun pergi meninggalkan kaumnya untuk berlayar menuju lautan. Yunus menaiki kapal dalam kondisi jiwa yang terguncang. Dia pergi sendirian. Tidak ada seorang pun sahabat yang menemaninya. Di tengah perjalanan, gelombang ombak mulai menyapu permukaan kapal.
Nakhoda pun mengambil kebijakan untuk mengurangi muatan demi menjaga kestabilan kapal. Alhasil, dia melakukan undian kepada seluruh penumpang. Barang siapa namanya keluar, akan dilempar ke tengah laut.
Undian dilakukan. Nama Nabi Yunus keluar. Kemudian, undian diulangi kedua kali. Lagi-lagi keluar nama sang nabi. Hingga undian ketiga, nama Nabi Yunus terus keluar. Undian dilakukan hingga tiga kali karena banyak penumpang yang tidak ingin Yunus dibuang ke laut. Karena hasilnya tidak berubah, ditetapkanlah Yunus sebagai penumpang yang harus dibuang ke lautan.
“Sesungguhnya Yunus benar-benar seorang rasul. (Ingatlah) ketika dia lari ke kapal yang penuh muatan. Kemudian, ia ikut berundi lalu dia termasuk orang-orang yang kalah dalam undian. Maka, ia ditelan oleh ikan besar dalam keadaan tercela…”(QS as-Shaffat: 139).
Dasar laut itu sangat gelap. Ditambah di dalam perut, maka semakin gelap. Mustahil Yunus bisa selamat. Tapi Yunus punya satu senjata yakni Doa. Selama berada di perut paus tersebut, Nabi Yunus tak henti-hentinya memanjatkan doa agar Allah SWT menyelematkannya. Doa tersebut pun diabadikan dalam Alquran QS al-Anbiyaa ayat ke-87:
“Lailaha illa Anta subhanaka inni kuntu minadhdhalimin” : ” Tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim.”
Lalu, apa yang terjadi? Ikan Paus ini membawa Yunus ke tepi pantai dan dihempaskan dalam keadaan selamat. Lebih dari itu, dia kembali kaumnya dan mendapati mereka sudah siap bertaubat dan beriman kepada Allah SWT.
Coba perhatikan sisi kehebatan doa di tengah musibah. Yunus berusaha dan berdkwah agar kaumya kepada Allah SWT. Namun yang didapati bukan kesuksesan, tapi perlawanan. Namun berkat doa yang dia panjatkan setiap saat, Yunus lalu didiselamatkan oleh Allah. Tak hanya selamat, tapi urusannya diselesaikan oleh Allah. Umatnya telah beriman kepada Allah.
Manfaat doa Nabi Yunus Dalam sejumlah riwayat, Rasulullah membeberkan sejumlah manfaat membaca doa tersebut. Di antaranya riwayat Ahmad, at-Tirmidzi, an-Nasaai dan al-Hakim dalam Nawadir al-Ushul. Bahwa, Rasulullah menyatakan barang siapa membaca doa ini maka permintaannya akan dikabulkan.
Membaca doa ini juga tak terbatas pada permintaan ketika ada hajat tertentu. Rasulullah sebagaimana dinukilkan dari riwayat al-Hakim dari Sa’ad bin Abi Waqash menyebutkan membaca 40 kali doa ini ketika sakit, lalu kemudian dia meninggal, maka dia akan mendapatkan pahala orang yang meninggal syahid. Riwayat ini diambil dari kitab ad-Durr al-Mantsur.
Syekh Sayyid Muhammad bin al-Alawy al-Maliky al-Hasani, dalam kitab Abwab al-Faraj, mengungkapkan para ulama dan wali kerap membaca ayat ini. Ada yang membacanya 40 kali setelah shalat Subuh tanpa terputus sama sekali. Ada yang membaca tiap hari 1.000 kali untuk tujuan akhirat dan duniawi tertentu.
Akhir-akhir ini hujan sering mencumbui bumi Indonesia. Dalam keadaan seperti itu, bencana banjir hingga tanah longsor kerap terjadi. Namun, yang membedakan umat Islam dengan umat lain adalah doa. Doa itu yang akan menyelamatkan kita dari marabahaya.
Sumber: Ceramah Ustaz Bachtiar Nasir