cropped-Desain_tanpa_judul__21_-removebg-preview-1.png

Taddabur Surah Al-Qari’ah

Mukaddimah

Secara keseluruhan, surah Al-Qari’ah menceritakan tentang dahsyatnya peristiwa pada hari kiamat. Kemudia bagi orang-orang semasa di dunia sedikit sekali berbuat amalan kebaikannya ketika ditimbang (pada hari penimbangan) maka akan dilemparkan ke dalam Neraka Hawiyah.

Asbabun Nuzul

*Penulis tidak menemukan terkait asbabun nuzul surah Al-Qari’ah

Tema Surah

Apabila hari kiamat telah tiba, manusia tidak dapat lagi untuk memungkirinya.

Ayat & Terjemahan

Hari kiamat, (1) apakah hari kiamat itu? (2) Dan tahukah apakah hari kiamat itu? (3) Pada hari itu manusia seperti laron yang bertebangan, (4) dan gunung-gunung seperti bulu yang dihambur-hamburkan. (5) Maka adapun orang yang berat timbangan (kebaikan)nya, (6) maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan (bahagia/ senang). (7) Dan adapun orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya, (8) maka tempat kembalinya adalah Neraka Hawiyah, (9) Dan tahukah kamu apakah Neraka Hawiyah itu? (10) (Yaitu) api yang sangat panas. (11)

Tafsir Ringkas (Al-Azhar)

Ayat 1

“Penggeger.” (ayat 1)

Kita sudah sama maklum apa arti geger, semua orang menjadi geger, ribut, heboh, kacau balau, hoyong ke sana hoyong kemari. Geger artinya berguncang perasaan karena ketakutan dan kecemasan.

Ayat 2

“Apakah penggeger itu?” (ayat 2)

Kita artikan al-Qaari’ah, isim fail itu dengan penggeger, karena dia yang menimbulkan kegegeran pada manusia. Dia yang menjadi puncak dan sebab.

Ayat 3

“Sudah tahukah engkau, apakah penggeger itu?” (ayat 3)

Sudah tahukah engkau hai Nabi apakah penggeger itu? Diulang kata geger sampai tiga kali; geger, geger, dan geger! Sehingga bertambahlah perhatian atas dahsyatnya hari itu. Itulah Hari Kiamat! Dan Kiamat itu pasti terjadi.

Ayat 4

“Di hari itu manusia seakan-akan seperti nama-nama yang bertebaran.” (ayat 4)

Bertebaran manusia, seakan rama-rama yang bertebaran, beterbangan, tidak tentu lagi tempat hinggap, karena rumah-rumah tempat tinggal manusia pun telah diguncang, dihancurkan oleh gempa bumi yang amat dahsyat. Diambil perumpamaan dengan rama-rama, karena rama-rama itu adalah lemah, dan manusia di waktu itu sudah sangat lemahnya, tidak berdaya lagi untuk mempertahankan diri, untuk mempertahankan hidup.

Ayat 5

“Dan adalah gunung-gunung seperti bulu yang dihamburkan.” (ayat 5)

Tegaslah dalam ayat ini, dan disebutkan juga dalam ayat yang lain bahwa gunung tidak ada artinya lagi sebagai pemagar angin yang akan menyapu muka bumi. Gempa bumi itu ada hubungannya dengan letusan yang ada dalam perut bumi. Lahar meletus bersama api dari puncak kepundan gunung-gunung yang berapi selama ini, dan gunung-gunung lain yang selama ini kelihatan tidak berapi. Lahar yang panas itu melonjak, bertebar dan mengalir laksana bulu yang dihamburkan. Itulah Kiamat!

***

Dalam surah ini diperjelas lagi, pada waktu Kiamat itu kelak akan diadakan timbangan (Mizan). Sampai amal sehalus-halusnya, sehalus Dzarrah, sehalus atom, tidak lepas dari timbangan. Maka terdapatlah timbangan yang berat dan timbangan yang ringan.

Ayat 6

“Adapun siapa yang berat timbangannya.” (ayat 6)

Yaitu berat kebaikannya, lebih banyak amal baiknya dan berguna.

Ayat 7

“Maka dia itu ada dalam kehidupan yang diridhai.” (ayat 7)

Itulah kehidupan di surga yang telah disediakan Allah untuknnya.

Ayat 8

“Dan adapun siapa yang ringan timbangannya.” (ayat 8)

Karena keranjang tidak berisi amal yang akan membawanya selamat di akhirat, kosong daripada kebajikan.

Ayat 9

“Maka tempat kembalinya ialah jurang yang dalam.” (ayat 9)

Di dalam ayat ini disebut Fa Ummuhu, maka ibunya. Dikatakannya jurang yang dalam itu sebagai ibunya, karena ke sanalah tempat dia pulang dan tidak akan keluar lagi.

Ayat 10

“Dan apakah yang memberitahumu, apakah itu?” (ayat 10)

Atau, sudah adakah yang memberitahumu, Muhammad, apakah jurang yang dalam itu? Apakah Haawiyah itu? Pertanyaan Allah seperti ini, laksana pertanyaan guru kepada murid, untuk menarik perhatian, dan guru sendirilah kelak yang akan memberikan jawabannya. Pertanyaan itu dijawab sendiri oleh Allah.

Ayat 11

“Itulah api yang panas!” (ayat 11)

Itulah neraka Jahannam.

Munasabah Ayat

Ibnu Jarir mengatakan bahwa sesungguhnya dikatakan Hawiyah sebagai tempat kembalinya, tiada lain karena tiada kembali baginya kecuali hanya kepadanya. Ibnu Zaid mengatakan bahwa Hawiyah adalah neraka yang merupakan tempat kembali dan tempat berpulang bagi orang yang amal keburukannya lebih berat daripada amal kebaikannya. Lalu Ibnu Zaid membacakan firman-Nya: sedangkan tempat tinggal mereka (di akhirat) adalah neraka. (An-Nur: 57)

Kolerasi Dengan Hadis

Tentang Hawiyah, yaitu. dan tahukah kamu apakah neraka Hawiyah itu? (Yaitu) api yang sangat panas. (Al-Qari’ah: 10-11) Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ibnu Abdul A’la, telah menceritakan kepada kami Ibnu Saur, dari Ma’mar, dari Al-Asy’as ibnu Abdullah yang tuna netra; dia telah mengatakan bahwa apabila orang mukmin meninggal dunia, maka rohnya dibawa menuju ke tempat arwah kaum mukmin.

Dan mereka mengatakan, “Buatlah saudara kalian senang, karena sesungguhnya dia dahulu selalu berada dalam kesusahan di dunia.” Lalu mereka bertanya kepadanya, “Apakah yang dilakukan oleh si Fulan?” Maka ia menjawab, “Dia telah mati, bukankah dia telah datang kepada kalian?” Mereka berkata, “Kalau begitu, dia dibawa ke tempat kembalinya di Hawiyah.” Ibnu Mardawaih telah meriwayatkan melalui jalur Anas ibnu Malik secara marfu’ dengan teks yang lebih panjang daripada ini yang telah kami kemukakan di dalam kitab Sifalun Ncir, semoga Allah melindungi kitadari neraka dengan kemurahan dan karunia-Nya.

Firman Allah Swt: (Yaitu) api yang sangat panas. (Al-Qari’ah: 11) Yakni sangat panas lagi sangat kuat nyala dan gejolak apinya. “. Abu Mus’ab telah meriwayatkan dari Malik, dari Abuz Zanad, dari Al-A’raj, dari Abu Hurairah, bahwa Nabi ﷺ pernah bersabda: Api Bani Adam yang biasa kalian nyalakan merupakan satu bagian dari tujuh puluh bagian api neraka Jahanam. Para sahabat berkata, “Wahai Rasulullah, itu pun sudah mencukupi kebutuhan.” Rasulullah ﷺ bersabda: Sesungguhnya api neraka itu lebih unggul di atasnya dengan enam puluh sembilan bagian.

Inti Pesan

Persiapkan diri dengan sebaik-baiknya bekal sebelum datang hari kiamat

Pesan-Pesan Utama

  1. Kebenaran Hari kiamat
  2. Dahsyatnya peristiwa hari kiamat, sehingga orang-orang pada saat itu sibuk dengan urusan masing-masing
  3. Perbanyaklah amalan kebaikan
  4. Menyiapkan bekal terbaik sebelum hari pembalasan tiba
  5. Manfaatkan waktu dengan sebaik mungkin, jangan sampai lalai terhadap ibadah
  6. Api neraka yang menyala-nyala sangatlah panas, dan di tempatkan untuk orang-orang yang sedikit sekali timbangan kebaikannya

Hikmah & Pencerahan

Mindset

  1. Tidak terlena dengan kesibukan dunia
  2. Fokuskan tujuan utama pada akhirat
  3. Sibukkanlah diri dengan hal-hal bermanfaat

Atitude

  1. Memperbanyak hamblum mina Allah dan tidak melupakan hamblum mina an-nas
  2. Mengistiqamahkan amalan-amalan sunah tambahan seperti shalat tahajud, shalat witir, shalat dhuha, perbanyak dzikir dan lain sebagainya
  3. Selalu menyembunyikan kebaikan-kebaikan yang telah dilakukan agar menghindari sikap riya

Behavior

Iman

  1. Meyakini kebenaran bahwa hari kiamat akan benar-benar terjadi
  2. Meyakini semua ini atas kehendak Allah
  3. Meyakini Ampunan Allah swt lebih luas dibanding adzabnya

Amal

  1. Mempersiapkan diri untuk menghadapi hari kiamat,
  2. Dapat dilakukan dari melakukan perbuatan-perbuatan yang baik dan menghindari perbuatan-perbuatan yang tidak baik
  3. Memperbanyak ibadah dan memohon perlindungan kepada-Nya agar terhindar dari adzab siksa neraka

Dakwah

  1. Memperingati orang lain bahwasan sebelum kita menghadapi hari kiamat, harus memiliki bekal yang cukup
  2. Mengajak orang lain agar berbuat amal maruf nahi munkar

SUMBER:

Buya Hamka. Tafsir Al-Azhar: Juz Amma

Ibnu Katsir. Tafsir Ibnu Katsir

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top
Scan the code