cropped-Desain_tanpa_judul__21_-removebg-preview-1.png

Tadabbur Surah Al-‘Alaq

Mukaddimah

Dalam surah Al-‘Alaq ini dijelaskan tentang kemutlakan asma-asma Allah, yakni: Al-Khaliq, Al-‘Alim, Al-Muhyi dan Al-Qadr. Juga disebutkan di dalamnya hukuman bagi orang yang dengan sengaja melarang seorang hamba untuk beribadah.

Asbabun Nuzul

Ibnu munzir meriwayatkan dari Abu Hurairah dia berkata, “Abu Jahal berkata, “Apakah kalian masih melihat Muhammad mencecahkan wajahnya ke tanah (melakukan shalat) di hadapan kalian? Salah seorang menjawab, “Ya’’ Abu Jahal berkata, “Demi al-Latta dan al-Uzza, sekiranya aku melihatnya melakukan hal itu, niscaya aku akan injak kepalanya dan aku benamkan wajahnya ke tanah.” Kemudian, Allah menurunkan firman-Nya (pada surah al-‘Alaq ayat 6). “Sekali-kali tidak. Sungguh, manusia itu benar-benar melampaui batas.”

Tema Surah

Hendaklah membaca basmallah sebelum memulai sesuatu agar dilimpahkan keberkahan di dalamnya dan kedzaliman orang-orang yang melarang seorang hamba untuk beribadah.

Ayat & Terjemah

Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, (1) Dia telh menciptakan manusia dari segumpal darah. (2) Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Mulia. (3) Yang mengajar (manusia) dengan pena. (4) Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya. (5) Sekali-kali tidak! Sungguh, manusia itu benar-benar melampui batas, (6) apabila melihat dirinya serba cukup. (7) Sungguh, hanya kepada Tuhanmulah tempat kembali(mu). (8) Bagaimana pendapatmu tentang orang yang melarang, (9) seorang hamba ketika ia melaksanakan shalat, (10) bagaimana pendapatmu jika dia (yang dilarang shalat itu) berada di atas kebenaran (petunjuk), (11) atau dia menyuruh bertakwa (kepada Allah)? (12) Bagaimana pendapatmu jika dia (yang melarang) itu mendustakan dan berpaling? (13) Tidaklah dia mengetahui bahwa sesungguhnya Allah melihat (segala perbuatannya)? (14) Sekali-kali tidak! Sungguh, jika dia tidak berhenti (berbuat demikian) niscaya Kami tarik ubun-ubunya (ke dalam neraka), (15) (yaitu) ubun-ubun orang yang mendustakan dan durhaka. (16) Maka biarlah dia memanggil golongannya (untuk menolongnya), (17) Kelak Kami akan memanggil Malaikat Zabaniyah (penyiksa orang-orang yang berdosa), (18) sekali-kali tidak! Janganlah kamu patuh kepadanya; dan sujudlah serta dekatkanlah (dirimu kepada Allah) (19).

Tafsir Ringkas (Al-Azhar)

Ayat 1

“Bacalah! Dengan nama Tuhanmu yang telah mencipta.” (ayat 1)

Dalam suku pertama saja, yaitu “bacalah”, telah terbuka kepentingan pertama dalam perkembangan agama ini selanjutnya. Nabi ﷺ disuruh membaca wahyu akan diturunkan kepada beliau itu di atas nama Allah, Tuhan yang telah mencipta.

Ayat 2

Yaitu, “Menciptakan manusia dari segumpal darah.” (ayat 2)

Sesudah nuthfah, yaitu segumpal air yang telah berpadu dari mani si laki-laki dengan mani si perempuan, yaitu setelah empat puluh hari lamanya, air itu telah menjelma jadi segumpal darah, dan dari segumpal darah itu kelak akan menjelma pula menjadi segumpal daging (mudhghah). Syekh Muhammad Abduh di dalam Tafsir Juz ‘Amma menerangkan, “Yaitu Allah yang Mahakuasa menjadikan manusia dari air mani, menjelma jadi darah segumpal, kemudian jadi manusia penuh, niscaya kuasa pula menimbulkan kesanggupan membaca pada seorang yang selama ini dikenal ummiy, tak pandai membaca dan menulis.“

Ayat 3

“Bacalah! Dan Tuhan engkau itu adalah Mahamulia.” (ayat 3)

Nama Allah yang selalu diambil jadi sandaran hidup itu ialah Allah Yang Mahamulia, Mahadermawan, Mahakasih dan Sayang kepada makhluk-Nya;

Ayat 4

“Dia yang mengajarkan dengan qalam.” (ayat 4)

Diajarkan-Nya kepada manusia berbagai ilmu, dibuka-Nya berbagai rahasia, diserahkan-Nya berbagai kunci untuk pembuka perbendaharaan ilmu Allah, yaitu dengan qalam atau pena! Di samping lidah untuk membaca, Allah pun menakdirkan pula bahwa ilmu pengetahuan dapat dicatat. Pena adalah beku dan kaku, tidak hidup, namun yang dituliskan oleh pena itu adalah berbagai hal yang dapat dipahamkan oleh manusia;

Ayat 5

“Mengajari manusia apa-apa yang dia tidak tahu.” (ayat 5)

Ayat 6

“Kallaa!”

Di sini arti yang tepat dari Kallaa ialah sungguh, atau sungguh nian!

“Sungguh! Sesungguhnya manusia itu suka sekali melampaui batas.” (ayat 6).

Ayat 7

“Lantaran dia melihat dirinya sudah berkecukupan.” (ayat 7)

Inilah peringatan kepada Rasulullah ﷺ sendiri yang akan menghadapi tugas yang berat menjadi Rasul. Dia akan berhadapan dengan manusia, dan manusia itu pada umumnya mempunyai suatu sifat yang buruk. Yaitu kalau dia merasa dirinya telah berkecukupan, telah menjadi orang kaya dengan harta benda, atau berkecukupan karena dihormati orang, disegani dan dituakan dalam masyarakat.

Ayat 8

Padahal “Sesungguhnya kepada Tuhanmulah tempat kembali.” (ayat 8).

Menurut sebuah hadits dari Ibnu Abbas yang dirawikan oleh Bukhari dan Muslim, setelah Abu Jahal mendengar dan kawan-kawannya bahwa Muhammad telah pernah shalat di Ka’bah, sangat murkanya, sampai dia berkata, “Kalau saya lihat Muhammad itu shalat di dekat Ka’bah, akan saya injak-injak kuduknya.” Seketika ancaman Abu Jahal itu disampaikan orang kepada beliau ﷺ, beliau berkata, “Kalau dia berani, malaikatlah yang akan menariknya.”

Ayat 9

“Adakah engkau perhatikan.” Atau adakah teringat olehmu, ya Muhammad Rasul Allah. “Orang yang melarang?” (ayat 9)

Atau menghambat dan menghalang-halangi dan mengancam “Seorang hamba.” Yaitu Muhammad ﷺ Dalam ayat ini dan terdapat juga dalam ayat-ayat yang lain, beliau disebutkan seorang hamba Allah sebagai kata penghormatan dan jaminan perlindungan yang diberikan kepadanya.

Ayat 10

“Apabila dia shalat.” (ujung ayat 10)

Bagaimanalah pongah dan sombongnya orang yang mencegahnya shalat itu? Sehingga mana benarkah kekuatan yang ada padanya, sehingga dia sampai hati berbuat demikian?

Ayat 11

“Adakah engkau perhatikan, jika dia ada atas petunjuk.” (ayat 11)

Coba engkau perhatikan dan renungkan, siapakah yang akan menang di antara kedua orang itu? Orang yang menghalangi orang shalat, dengan orang yang memperhambakan dirinya kepada Allah itu?

Ayat 12

“Atau dia menyuruh kepada takwa?” (ayat 12)

Dapatkah orang yang sombong pongah, merasa diri cukup dan kaya itu, dapat mengalahkan hamba Allah yang shalat, bertindak menurut tuntunan Allah, menyeru dan menyuruh manusia supaya bertakwa kepada Allah?

Ayat 13

“Adakah engkau perhatikan jika dia mendustakan dan berpaling?” (ayat 13)

Abu Jahal juga! Dia dustakan segala seruan yang dibawa Nabi. Tak mau mendengar sama sekali.

Ayat 14

“Tidakkah dia tahu bahwa Allah melihat?” (ayat 14)

Dalam hati kecilnya tentu ada pengetahuan bahwa Allah melihat perbuatannya yang salah itu, menghalangi hamba Allah shalat, bahkan menghambat segala langkah Rasul membawa petunjuk dan seruan kebenaran. Tetapi hawa nafsu, kesombongan, dan sikap melampaui batas karena merasa diri sanggup, cukup dan kaya, menyebabkan kesadaran kekuasaan Allah itu jadi hilang atau terpendam.

Ayat 15

“Sungguh! Jika dia tidak mau juga berhenti”

Dari menghalangi Utusan Allah menyampaikan seruannya, dan tidak mau juga berhenti mengejek dan menghina.

“Sesungguhnya akan Kami sentakkan ubun-ubunnya.” (ujung ayat 15).

Ayat 16

“Ubun-ubun yang dusta, penuh kesalahan.” (ayat 16)

Ditarik ubun-ubunnya, karena kepala orang itu sudah kosong dari kebenaran. Isinya hanya dusta dan bohong, kesalahan dan nafsu jahat.

Ayat 17

“Biarkan dia panggil kawan-kawan segolongannya.” (ayat 17)

Berapa orang konconya, berapa orang yang berdiri di belakang menjadi penyokongnya; suruh mereka berkumpul semuanya apabila bermaksud melawan Allah!

Ayat 18

“Akan Kami panggil (pula) Zabaniyah.” (ayat 18)

Zabaniyah adalah nama malaikat yang menjadi penjaga neraka. Rupanya kejam, gagah perkasa, dan menakutkan, laksana algojo dalam permisalan dunia ini, yang tidak merasa kasihan apabila dia diperintahkan menjatuhkan hukuman gantung kepada yang bersalah.

Ayat 19

“Sungguh! Jangan engkau ikut dia.”

Jangan engkau pedulikan dia, jangan engkau takut dan bimbang. Teruskan tugasmu!

“Tetapi sujudlah dan berhampir dirilah.” (ujung ayat 19)

Bertambah besar halangan dan sikap kasar, mendustakan dan berpaling yang mereka lakukan terhadap dirimu, bertambah tekun perkuat ibadah kepada Allah, sujud, shalat dengan khusyu’.

Munasabah Ayat

Adapun orang yang berilmu, maka bertambahlah ridha Tuhan Yang Maha Pemurah kepadanya. Adapun orang yang berharta, maka dia makin tenggelam di dalam kesesatannya (sikap melampaui batasnya). Kemudian Abdullah ibn Mas’ud membacakan firman-Nya: Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas, karena dia melihat dirinya serba cukup. (Al-‘Alaq: 6-7) Dan terhadap orang yang berilmu, Abdullah ibn Mas’ud membacakan firman Allah Ta’ala: Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya hanyalah ulama. (Fathir: 28) Hal yang semakna telah diriwayatkan pula secara marfu’ sampai kepada Rasulullah ﷺ, yaitu: Ada dua macam orang yang rakus selalu tidak merasa kenyang, yaitu penuntut ilmu dan pemburu duniawi.

Kolerasi Dengan Hadis

Imam Bukhari mengatakan, telah menceritakan kepada kami Yahya, telah menceritakan kepada kami Abdur Razzaq, dari Ma’mar, dari Abdul Karim Al-Jazari, dari Ikrimah, dari Ibn Abbas yang menceritakan bahwa Abu Jahal berkata, “Sesungguhnya jika aku melihat Muhammad sedang shalat di dekat Ka’bah, aku benar-benar akan menginjak lehernya.” Maka ancaman itu sampai kepada Nabi ﷺ, lalu beliau ﷺ bersabda: Sesungguhnya jika dia melakukan niatnya, benar-benar malaikat akan mengambilnya (menghukumnya). Kemudian Imam Bukhari mengatakan bahwa periwayatan hadits ini diikuti oleh Amr ibn Khalid, dari Ubaidillah ibn Arar, dari Abdul Karim.

Inti Pesan

Peringatan bagi orang-orang yang melarang seorang hamba untuk beribadah dan ancamannya yang sangat serius.

Pesan-Pesan Utama

  1. Jadilah seorang hamba yang selalu bersyukur
  2. Allah yang Maha ‘Alim telah mengajar dan membimbing manusia dari apa yang belum mereka ketahui
  3. Allah sang Khaliq telah menciptakan manusia dari segumpal darah
  4. Allah Yang Maha Muhyi telah menjadikan manusia bernyawa yang tadinya hanya berupa gumpalan darah
  5. Ancaman serius bagi orang-orang yang melarang seorang hamba untuk beribadah
  6. Hendaklah manusia ketika bersujud berlama-lama karna dalam sebuah hadis dikatakan bahwa kondisi ketika seorang hamba sedang bersujud maka saat itu ia sedang berada dekat dengan sang pencipta
  7. Bertakwalah kepada Allah swt

Hikmah & Pencerahan

Mindset

  1. Allah swt Yang Maha Menghidupkan
  2. Segala Puji bagi Allah yang telah mengajarkan manusia melalui pena
  3. Segala Puji bagi Allah yang telah mengajarkan manusia apa yang belum diketahuinya
  4. Allah swt yang Maha kuasa atas segala sesuatu

Atitude

  1. Terkandung peringatan di dalamnya bagi orang-orang yang melarang seorang hamba untuk beribadah
  2. Tidak menjadikan karunia yang telah diberikan Allah untuk mendurhakai-Nya
  3. Mengupayakan agar menjadi seorang hamba yang selalu mendekatkan diri kepada Allah

Behavior

Iman

  1. Meyakini Allah swt yang Maha memberi rezeki
  2. Meyakini bahwa segala sesuatu yang ditadirkan kepada kita dari Allah
  3. Meyakini bahwa Allah yang menciptakan manusia

Amal

  1. Bersyukur atas apa yang telah ajarkan kepada manusia melalui ilmu dan keimanan
  2. Menjauhkan diri dari sebab-sebab yang membuat Allah murka

Dakwah

  1. Mengajak orang lain agar lebih giat lagi dalam menunaikan ibadah
  2. Mengingatkan orang lain agar tidak termasuk yang lalai

SUMBER:

Abdul Hayyie. (2021). Asbabun Nuzul: Sebab Turunnya Ayat Al-Qur’an

Buya Hamka. Tafsir Al-Azhar: Juz Amma

Ibnu Katsir. Tafsir Ibnu Katsir

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top
Scan the code