Najsyi atau biasa dikenal dengan sebutan Habsyah atau Abyssinia atau kita dapat mengenalnya sebagai Ethiopia, jika diposisikan pada letak geografi maka akan ditemukan pada negara bagian Afrika Timur, tepatnya di Barat Laut Merah.
Terbentuk kepemerintahannya termasuk ke dalam sistem pemerintahan pertama di dunia. Lahirnya kekuasaan Najsyi mula-mula diakibatkan adanya ekspansi yang dilakukan kelompok-kelompok kecil yang kemudian menyatu di bawah satu naungan, terjadinya hal tersebut dikarenakan beberapa faktor. Salahnya orang-orang Nasrani mulai menyebar di wilayah Ethiopia sejak abad IV M. saat Yaman menindas orang-orang Kristen di negerinya, Justinian salah seorang pemimpin Habsyah membantu orang-orang Kristen di Yaman.
Dari sinilah kekuasaan Habsyah terbentuk lebih kurang berlangsung selama 50 tahun atas Yaman, dan menurut pakar sejarah di senggang waktu inilah raja Yaman dari pihak Habsyah, Abrahah, menggempur kota Makkah untuk menghancurkan Ka’bah dan terjadilah peristiwa gajah.
Ibu kota Habsyah adalah Axum. Negeri ini merupakan pemerintahan yang merdeka, tidak pernah dikuasi oleh pemerintahan asing, dan tidak pernah memungut pajak. Di era Bizantium sistem pemerintahannya tidak dapat menyamainya kecuali hanya sebatas masalah sedekah dan urusan internal agama (Kristen). Oleh dasar ini, Justinian, pada pertengahan abad III M menunjuk seorang yang Bernama Julian sebagai duta besar di negara Habsyah.
Raja Habsyah sering dilaqapi (juluki) dengan sebutan Najasyi (Nagusa atau Nagashi). Ada beberapa hilir-mudik terkait kebenaran nama asli dari raja Najasyi ini terlebih yang dikirimi surat oleh Rasulullah SAW. sebagai ajakan untuk memeluk Islam. Pendapat yang masyhur menyebutkan ia adalah Ja’far bin Abu Thalib.
Tapi informasi yang bisa dipercaya adalah yang diriwayatkan oleh Ibnu Hisyam dan lainnya, bahwa raja Najasyi telah beriman di dalam hatinya. Ia beriman bahwa Isa as. Putra Maryam adalah hamba Allah dan Rasul-Nya, sekaligus juga “Kalimat-Nya” yang diberikan kepada Maryam.
Ibnu Katsir mengatakan dalam shirahnya: “Ketika Nabi Saw. menulis surat kepada raja-raja dunia, menyeru mereka kepada Allah SWT, peristiwa itu terjadi sebelum penaklukkan kota Makkah.” Ditegaskan kembali bahwa dia (Najasyi) kemudian masuk Islam. Rasulullah saw. mengabarkan kematiannya kepada kaum Muslimin, dan menshalatkannya.
Kita dapat menyaksikan beberapa cuplikan kisah Raja Najsyi menjelang ajalnya, betapa hidayah diberikan hanya dari Allah swt melalui perantara-perantara khususnya pada saat kaum Muslimin sebelum hijrah, melalui surat ajakan yang ditulis Nabi Muhammad untuk memeluk agama Islam, adapun tujuannya adalah meminta perlindungan Raja Najasyi dari kaum Quraisy dan kaum musyrik yang berlaku keras terhadap mereka.
Peristiwa tersebut merupakan peristiwa penting bagi ummat Muslim yang terjadi pada bulan Rajab, tidak hanya itu, kendati memberi makna spiritual bagi ummat Muslim, juga menjadi tonggak sejarah yang menginspirasi perjuangan ummat.
Wallahu ‘alam bi shawab…
SUMBER:
Eprints.walisongo. Surat Dakwah Rasulullah SAW. Kepada Raja Heraclius, Kisra Abrawaiz, Muqouqis, dan Najasyi dari https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/1910/4/091211020_Bab3.pdf