Hujan deras mengguyur wilayah Sukabumi selama berhari-hari, meninggalkan jejak kehancuran yang memilukan. Rumah-rumah warga luluh lantak, jalanan berubah menjadi sungai deras, dan puluhan keluarga di 33 titik terjebak dalam kepanikan. Di tengah kepungan air dan tanah longsor, para relawan hadir sebagai cahaya di tengah gelepan.
Menempuh perjalanan 12 jam bukanlah perkara mudah. Tim Advance AQL Peduli menembus rintangan demi melakukan evakuasi korban banjir bandang di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Biasanya perjalanan Jakarta-Sukabumi hanya memakan waktu tiga jam, tetapi kali ini memakan waktu 12 jam karena akses yang sulit akibat bencana. Itu dikarenakan medan yang sulit ke lokasi tujuan.
Dipimpin oleh M. Jamsary atau akrab disapa Bang Ayi sebagai koordinator lapangan, tim yang terdiri dari Wildan, Olenk, Andek dan Gempar memulai misi. Mereka tiba di lokasi tanpa jeda untuk istirahat dan langsung melakukan apel pagi untuk segera mengevaluasi korban.
Suasana pilu menyambut mereka. Anak-anak menangis, lansia tergolek lemah di sudut ruangan darurat, dan raut wajah kelelahan menghiasi setiap penyintas. Para relawan segera memberikan bantuan darurat. Mereka juga melanjutkan upaya evakuasi bagi korban yang masih terjebak.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi mencatat dari hasil pendataan sementara bahwa bencana hidrometeorologi melanda 33 titik di Kabupaten Sukabumi selama dua hari, yakni Selasa (3/12) dan Rabu (4/12). Mayoritas kasus bencana terjadi pada Rabu, mengakibatkan ratusan jiwa terdampak bahkan satu warga dinyatakan meninggal akibat tertimbun tanah longsor di Kecamatan Gegerbitung, yang hingga jini masih dalam pencarian.
Bencana tanah longsor terjadi di 13 titik, banjir di sembilan titik, angin kencang di tujuh titik, dan pergerakan tanah di empat titik yang tersebar di 22 Kecamatan. Jumlah warga yang terdampak mencapai 103 kepala keluarga atau 243 jiwa, dengan 46 kepala keluarga atau 93 jiwa mengungsi, dan tujuh kepala keluarga atau 19 jiwa terancam. Total kerugian sementara diperkirakan mencapat Rp. 695 juta, dengan 40 rumah rusak (36 unit rusak ringan, tiga rusak sedang dan satu rusak berat) serta enam fasilitas umum rusak.
Menurut Kepala Pelaksanaan BPBD Kabupaten Sukabumi, Deden Sumpena, data tersebut masih sementara karena tim penangulangan bencana masih melakukan asesmen dan penyisiran untuk mendata jumlah warga dan bangunan yang terdampak. Bantuan darurat juga telah mulai disalurkan secara bertahap kepada para penyintas.