cropped-Desain_tanpa_judul__21_-removebg-preview-1.png

Kerusakan Sebuah Ilmu

TANTANGAN DARI LUAR (BARAT)

Secara kajian sejarah, hal ini terjadi disebabkan oleh adanya invasi besar-besaran bangsa adidaya pada masanya yaitu Mongolia. Gerombolan ini bergerak dengan massif, merusak sesuatu yang menghalangi pegerakan yang terdapat dihadapannya, mereka merusak budaya, moral dan peradaban yang ada.

Dengan upaya yang mereka lakukan, pada zaman ini di mulai melalui pendekatan hegomoni yang dapat diterima oleh banyak kalangan. Sebagai contoh, masuknya di dunia budaya ilmu yang mana di sana dituangkan budaya dan pemikiran yang akan merusak secara perlahan idiologi kaum Muslimin.

TANTANGAN DARI DALAM

Tantangan ini juga ada bersumber dari pribadi kaum Muslimin, hal ini dapat diurai sebagai berikut:

  1. Kekeliruan dan kerusakan ilmu

Kekeliruan ini bisa didapatkan dari para guru yang tidak memiliki kompetensi yang cukup komprehensif di dalam bidang suatu ilmu, tapi ia tetap nekat mengajarkan dan menurunkan keilmuan yang masih dianggap kurang itu kepada orang lain.

  • Hilangnya adab

Dalam hal ini, dekonstruksi makna dalam pandangan masyarakat yang akan berdampak pada relativitas tolak ukur atribut suatu bidang ilmu. Di mana tiap ideologi yang tersusun ketika kategori premis telah diterima, secara pasti pernyataan ini disimpulkan. Kemudian diproyeksikan menjadi suatu hal sorotan publik atau bisa dikatakan menjadi penyebab utama dari proses kesalahan bernalar pada zaman sekarang, hal ini maka disitir sebagai the loss of adab. Dengan kata lain, hilangnya adab pada pemilik ilmu.

  • Kemunculan para pemimpin palsu termasuk dalam otoritas keilmuan

Seperti dikatakan di atas, penyebab utama kekeliruan ini terjadi, diakibatkannya seseorang yang tidak memiliki bidang keilmuan mumpuni, tapi memberanikan diri untuk mengajarkannya kepada orang lain.

  • Lingkaran setan

Hal tersebut di atas, akan terus berputar menjadi rantai konsumsi sehari-hari.

PERSPEKTIF HADIS

حدثنا وكيع أخبرنا هشام عن أبيه عن عبد الله بن عمرو قال

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم إن الله لا يقبض العلم انتزاعا ينزعه من الناس ولكن يقبض العلم بقبض العلماء حتى إذا لم يبق عالما اتخذ الناس رؤساء جهالا فسئلوا فأفتوا بغير علم فضلوا وأضلوا

Telah menceritakan kepada kami Waqi’ telah mengkhabarkan kepada kami Hisyam dari bapaknya dari Abdullah bin ‘Amru, dia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda: “Sesungguhnya Allah tidak mengangkat ilmu serta merta dengan mengangkatnya langsung dari manusia, akan tetapi Ia mengangkat ilmu dengan mewafatkan para ulama`, sehingga jika orang-orang alim telah habis, manusia akan mengambil pemimpin-pemimpin yang bodoh, jika ditanya mereka memberi fatwa dengan tanpa ilmu, jadilah mereka sesat menyesatkan.” (Musnad. Ahmad)

Seolah ini menjadi sebuah instrument ilmu itu tidak langsung dihilangkan secara merata di tiap tempat, melainkan perlahan Allah mencabutnya melalui tempat ilmu itu bersemayam yaitu pewaris Nabi adalah para Ulama. Ketika itu, satu-persatu ilmu akan hilang, kemudian masyarakat awam akan kelihangan pengangan atau pedoman lantas mereka tidak berpikir apakah para pemimpin itu memiliki sebuah otoritas atau tidak. Tapi mereka di dorong untuk taat kepada para pemimpin yang tidak memiliki otoritas tersebut. Jadi dari sinilah kesesatan mulai menggerogoti umat dari dalam pribadi umat Muslim.

SUMBER:

Hasyim Farid, Ilmu Pengetahuan dan Perkembangannya: Tantangan Kemajuan dan Kemunduran Dunia Muslim, UIN Maulana Malik Ibrahim, Malang, Vol 13, No. 1, Tahun 2012

Musnad. Ahmad

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top
Scan the code