cropped-Desain_tanpa_judul__21_-removebg-preview-1.png

Beberapa Fakta dari Letusan Gunung Lewotobi Laki-Laki

Pada hari Senin (04/11), pada pukul 00.30 WITA. Gunung Lewotobi Laki-laki yang terletak di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), mengalami erupsi.

Menurut kesaksian warga, sebelum gunung meletus, hujan dan petir melanda pada malam harinya, di susul dengan suara gemuruh dari arah gunung dan puncaknya sekitar pukul 00.30 WITA letusan besar terjadi, disertai dengan gempa bumi, hujan pasir hingga batu-batu berapi.

Akibat dari letusan tersebut, ribuan warga dan beberapa desa terkena dampaknya, hingga ada juga yang kehilangan nyawanya. Berikut beberapa fakta terkait letusan Gunung Lewotobi Laki-laki.

10 orang meninggal dunia.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengungkapkan, akibat dari letusan tersebut, 9 orang kehilangan nyawanya.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengungkapkan, dari sepuluh jumlah korban jiwa, Sembilan diantaranya berhasil di evakuasi, dan satu korban masih dalam proses evakuasi oleh tim SAR di karenakan masih tertimpa di reruntuhan.

Abdul Muhari juga menambahkan, per pukul 10.20 WIB, Senin (04/11). Di konfirmasikan bahwa korban jiwa akibat letusan gunung api Lewotobi Laki-laki berjumlah 10 jiwa. Informasi tersebut disampaikan pada konferensi pers secara daring.

Ribuan warga dan tujuh desa terdampak.

Aktivitas vulkanik dari gunung berapi tersebut mencapai ketinggian 1.584 mdpl yang berdampak pada beberapa desa.

BNPB mencatat, enam desa di Kecamatan Wulanggitang, yakni desa pululera, Nawokote, Hokeng Jaya, Klatanlo, Boru dan Boru kendang. Dan satu desa yakni, Desa Dulipali yang terletak pada Kecamatan Ile Bura.

Sebanyak 2.734 KK atau setidaknya ada 10.295 jiwa merasakan dampak akibat letusan Gunung Lewotobi. Kepala badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Flores Timur, Redynandus Misenti Moat Aeng, mengungkapkan bahwa desa yang terdampak paling parah ialah Desa Dulipali, Desa Klatanlo dan Desa Hokeng Jaya.

Beliau juga menambahkan, bahwa masyarakat di tiga desa sudah di evakuasi di tiga titik pengungsian, di desa Konga, Desa Bokang dan Leolaga di Kecamatan titiela.

Hancurnya fasilitas umum, hingga empat bandara di tutup.

Redynandus menambahkan hamper semua fasilitas umum diantaranya, puskesmas, sekolah, kantor camat, hamper semuanya rusak.

Empat bandara diantaranya, Bandara H Hasan Aroebosman, Bandara Soa bajawa, Bandara Gewayantana Larantuka dan Bandara Frans Seda Maumere, tidak beroprasi sementara akibat erupsi gunung tersebut.

Pemerintah Kabupaten Flores Timur, dalam keputusan Bupati Flores Timur Nomor: BPBD.300.2.2.5/020/BID.KL/IX/2024. Menetapkan status tanggap darurat mulai dari tanggal 4 November hingga 31 Desember 2024.

Sumber

https://www.cnnindonesia.com/nasional/20241105071621-20-1163029/fakta-fakta-erupsi-gunung-lewotobi-laki-laki-ntt

https://www.bbc.com/indonesia/articles/clyv5ykgd25o

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top
Scan the code