AQL Peduli, Khazanah – Perempuan memiliki peran besar terhadap keutuhan bahtera rumah tangga. Ia ibarat tiang dan fondasi pada sebuah bangunan. Saat menjadi istri, kasih sayangnya menjadi nutrisi bayi dan penyemangat bagi buah hati. Ia tak berperan sebatas ibu saja, namun juga menjelma sebagai mitra dan sahabat bagi suami.
Wanita sudah menjadi tiang penyangga sejak syariat Islam turun di Jazirah Arab. Dia adalah Siti Khadijah. Wanita cerdas dan memiliki nasab mulia. Ia mampu melihat kebenaran dari kitab suci terdahulu. Memiliki paras cantik nan menawan, tak heran banyak lelaki Quraisy ingin meminang. Namun hatinya memilih Muhammad sebagai nahkoda masa depannya.
Dalam sejarah Islam, Siti Khadijah memiliki peran sangat besar. Ia wanita pertama yang mendukung perjuangan Rasulullah. Menyediakan bahu untuk bersandar kala Rasulullah sedih. Menghibur kala lara merundung nabi. Mendermakan harta untuk memuluskan jalan dakwah baginda Nabi Muhammad SAW.
Wanita serupa terpotret pada ibunda Imam Syafi’I, ulama besar yang menjadi imam mazhab. Ia terlahir sebagai yatim dan miskin. Namun sang ibu sabar dan ikhlas memberikan pendidikan terbaik kepada Syafi’i kecil. Siapa sangka berkat sentuhan kasih sayang seorang ibu, fatwa-fatwa Imam Syafi’i menjadi pegangan umat Islam seluruh dunia hingga kini.
Banyak tokoh besar hari ini lahir dari ibu tangguh. Banyak di antara mereka yang tak memiliki ijazah pendidikan formal, namun memiliki wawasan luas perihal pendidikan anak. Itu menjadi kunci utama dalam membantu suami membawa bahtera rumah tangga berlayar hingga ke surga.
Wanita adalah tiang negara. Perempuan menjadi arsitek peradaban bangsa. Wanita-wanita cerdas mampu melihat problematika kehidupan dengan seksama, lalu memunculkan solusi bermanfaat untuk semua kalangan.
Maka itu, wanita harus memiliki semangat tinggi memperdalam ilmu pengetahuan. Jika tak memungkinkan berada di bangku pendidikan formal, toh ladang-ladang ilmu tersebar di setiap sudut kehidupan. Lihat dan pelajari, dan jadilah pembelajar sejati.
Tentu kecerdasan itu harus diimbangi dengan ahlak mulia. Serupa Asiyah RA yang menjadi ahli fikih dan memiliki perangai mulia. Atau keimanan dan keindahan ahlah Asyiah yang hidup di tengah kepongahan dan kesombingan Fir’aun.
Wanita mulia tercatat dalam Al-Qur’an dan menjadi inspirasi hingga kini. Hannah, istri Imran, siapa yang tak kenal beliau. Sosok wanita di balik kemuliaan Maryam. Begitu pula wanita-wanita mulia lainnya yang digambarkan dalam Al-Qur’an.
Wanita yang berpikiran maju dan cerdas tercatat dalam sejarah mampu menciptakan peradaban. Memang tak tercatat secara spesifik, namun peran mereka sangat penting. Pemimpin-pemimpin besar dalam sejarah peradaban Islam selalu lahir wanita mulia.
Wanita merupakan salah satu makhluk ciptaan Allah SWT yang mulia. Wanita memiliki kedudukan yang sangat agung dalam Islam. Islam sangat menjaga harkat dan martabat seorang wanita. Wanita yang mulia dalam Islam adalah para muslimah yang salihah. Di dalam sebuah hadits disebutkan,
“Dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah isteri yang shalihah.” (HR Muslim dari Abdullah bin Amr).