AQl Peduli, Khazanah – Saudah binti Zam’ah bin Qais bin Abdi Syams bukan hanya masuk ke deretan sahabiyah yang memiliki iman kuat. Ia terkenal sabar dan gemar bersedekah. Ia rela berhijrah demi mempertahankan iman dan akhirnya diperistri oleh Rasulullah SAW.
Bersama delapan teman dari golongan Bani Amir, Saudah meninggalkan harta guna menyeberangi dahsyatnya ombak di lautan. Setelah di tempat hijrah daerah Habsyi, penderitaan dan tantangan masih ia dapati.
Cacian, siksaan, dan intimidasi kerap Saudah dapatkan karena menolak ajakan kesyirikan dari warga pribumi. Intimidasi yang tak berkesudahan, ia kehilangan beberapa teman dan juga suaminya. Di tempat asing itu pun penderitaan semakin lengkap dirasakan sahabiyah tangguh itu.
Melihat itu, Rasulullah SAW menaruh perhatian istimewa terhadap wanita mulia tersebut. Tiada henti Khaulah binti Hakim as-Salima menawarkan Saudah untuk beliau, hingga akhirnya Rasulullah mengulurkan tangan untuk Saudah.
Dalam buku 100 Muslim Terhebat Sepanjang Masa Inspirasi Para Muslim yang Dicatat dengan Tinta Emas, Teguh Pramono menuliskan, Rasulullah mendampingi Saudah melewati kerasnya kehidupan. Terlebih lagi, umur Saudah kala itu mendekat usia senja, sehingga membutuhkan pundak yang kuat melewati segala ujian.
Saudah merupakan wanita pertama yang dinikahi Rasulullah setelah Khadijah RA meninggal dunia. ia hidup bersama Rasulullah selama 3 tahun hingga meminang Aisyah RA.
Dalam sebuah riwayat, Ibnu Abbas menceritakan, Saudah sudah memiliki lima atau enak anak yang masih kecil tat kala dipinang oleh Rasulullah. Keduanya pun mengikat tali pernikahan pada bulan Ramadhan tahun kesepuluh kenabian.
Saudah merupakan istri yang menemani Rasulullah hijrah ke Madinah. Kala bersama Saudah, turun ayat tentang berhijab karena istri-istri Rasulullah keluar pada malam hari menuju dataran tinggi di perbukitan.
Saudah dikenal sebagai wanita muslimah yang gemar bersedekah. Suatu ketika Umat bin Khattab mengirim sekarung dirham untuknya. Saudah bertanya, “Apa ini?”
“Dirham yang banyak.” Jawab utusan Umar.
“Dalam karung seperti setandang kurma, wahai jariyah, yakinkan diriku.” Tutur Saudah. Ia pun membagi-bagikan dirham itu.
Aisyah r.a berkata, dalam riwayat HR Syaikhain dan Nasai, “Bahwa sebagian istri-istri Nabi SAW berkata, “Wahai Rasulullah, siapakah di antara kami yang paling cepat menyusulmu?” beliau menjawab, “Yang terpanjang tangannya (gemar bersedekah) di antara kalian.”
Para istri itu rupanya memaknai sabda nabi secara tekstual. Mereka mengambil tongkat untuk mengukur tangan. Ternyata, Saudah adalah orang yang terpanjang tangannya di antara mereka. Kemudian kami mengetahui, bahwa maksud dari panjang tanganya adalah suka sedekah.
Sabda Rasulullah itu terbukti. Saudah merupakan istri yang paling suka bersedekah dan paling cepat menyusul Rasulullah. Selain itu, Saudah dikenal memiliki akhlak mulia. Aisyah RA pernah berkata, “Tiada seorang pun yang lebih aku kagumi tentang perilakunya selain Saudah binti Zam’ah yang sungguh hebat.”
Saat Rasulullah memperistri Aisyah, ia sadar diri. Ia ikhlas memberikan jadwalnya bersama Rasulullah untuk Aisyah. Semasa hidupnya, Saudah meriwayatkan sekitar lima hadits dari Rasulullah SAW. Beberapa sahabat turut meriwayatkan darinya seperti Abdullah bin Abbas dan Yahya bin Abdullah bin Abdurrahman bin Sa’ad bin Zarah Al-Anshari. Abu Daud dan Nasa’i juga menggunakan periwayatan darinya.
Saudah wafat di Madinah pada bulan Syawal tahun 54 H pada masa kekhalifahan Muawiyah. Ketika mendengar Saudah meninggal dunia Ibnu Abbas bersujud. “Rasulullah SAW berkata, bila kau melihat suatu ayat, maka bersujudlah kalian, dan ayat yang paling agung daripada emas adalah para istri Nabi SAW,” kata Ibnu Abbas.
Masya Allah, betapa mulia dan terpujinya Saudah. Ia telah mencontohkan bagaimana ridhonya saat hidup bersama Nabi SAW, gemar bersedekah, dan hatinya senantiasa dipenuhi Iman kepada Allah SWT.