AQL Peduli, Khazanah – Makanan adalah salah satu kebutuhan pokok yang wajib dipenuhi semua orang demi kelajutan hidupnya. Dengan perut yang kenyang, seseorang mampu melakukan aktivitas dan berpikir dengan baik.
Sebagai agama yang sangat memperhatikan segala aspek kehidupan manusia, Islam sangat memedulikan etika hidup berdampingan dengan sesama. bahkan anjuran untuk saling berbagi masakan kepada tetangga pun Islam mengajarkannya. Perkara ini sesuai dengan hadist Rasulullah SAW yang berbunyi.
Dari Abu Dzarr radhiyallahu ‘anhu, dia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Wahai Abu Dzarr, jika engkau memasak masakan berkuah, maka perbanyaklah kuahnya dan perhatikanlah tetanggamu.” (HR. Muslim)
Anjuran saling memberi makanan kepada tetangga tak hanya memiliki makna hanya untuk memberi saja. Lebih dari itu, Rasulullah menyuruh umatnya untuk terus dan saling memperhatikan kondisi tetangganya. Karena memenuhi perut seseorang bukan hanya tanggung jawab orang yang bersangkutan, tetapi orang lain disekitarnya memiliki tanggung jawab yang sama.
Memberi makanan kepada orang lain terutama mereka yang benar-benar sedang membutuhkan uluran tangan merupakan sebuah perbuatan yang sangat terpuji. Bahkan, dalam sebuah hadist menjelaskan, orang yang memberi makan kepada mereka yang kelaparan termasuk kedalam golongan orang yang paling mulia.
“Sesungguhnya orang terbaik diantara kalian adalah orang yang memberi makan.” (HR. Thabrani). Seorang laki-laki bertanya kepada Nabi SAW, “Perbuatan apa yang terbaik di dalam Islam?” Nabi menjawab, “Kamu memberi makan kepada orang lain.” (HR. Bukhari & Muslim).
Bahkan di akhirat kelak, Allah akan memuliakan mereka yang gemar memberi makan orang lain. Allah siapkan kamar-kamar khusus yang begitu indah didalam surga. Rasulullah SAW bersabda :
“Sesungguhnya disurga terdapat sejumlah kamar yang bagian luarnya terlihat dari bagian dalamnya dan bagian dalamnya terlihat dari bagian luarnya. Lalu seorang Arab Badui berdiri lalu bertanya, “Ya Rasulullah untuk siapa kamar-kamar itu?” Rasulullah SAW menjawab, “untuk orang yang memberi makan.” (HR. Tirmidzi).
Tak hanya itu, Allah juga akan memberikan pintu khusus yang hanya bisa di masuki oleh mereka yang selama hidupnya di dunia gemar memberi makan orang lain hinggga rasa laparnya hilang.
“Barangsiapa yang memberi makan kepada seorang mukmin hingga membuatnya kenyang dari rasa lapar, maka Allah akan memasukannya kedalam salah satu pintu surga yang tidak dimasuki oleh orang lain.” (HR. Tabrani).
Mengenyangkan perut mereka yang kelaparan sama saja bertransaksi denga Allah. orang yang bertransaksi kepada Allah tidak akan pernah merasakan kerugian sekecil apapun. Karena orang yang sedang berjual beli dengan Allah sejatinya sedang menukar harta duniawinya dalam bentuk pahala yang bisa ia gunakan di hari akhir kelak.
Allah berfirman dalam sebuah hadist qudsi yang artinya. “Wahai anak Adam, aku minta makan kepadamu, tetapi kamu tidak mau memberikan makan kepada-ku.” Orang Orang itu bertanya, “Wahai Tuhan, bagaimana caranya aku memberi makan kepada-Mu, sedang Engkau Tuhan penguasa alam semesta?”
Allah menjawab, “Ketahuilah, apakah kamu tidak peduli terhadap seorang hamba-Ku, yakni si fulan. Ia telah datang meminta makan kepadamu, namun kamu tidak memberinya makan. Ketahuilah, sekiranya kamu mau memberinya makan, maka kamu akan mendapati-Ku di sisinya.” (HR. Muslim).
Memberi makanan kepada orang lain, terutama mereka yang kelaparan tidak perlu menunggu kaya apalagi berlimpah harta. Membuat perut mereka kenyang tak lantas harus melulu makanan yang mahal nan mewah. Cukuplah makanan yang seperti kita makan sehari-hari. Namun, jika Allah sedang menitipkan rezeki yang lebih dari biasanya, bolehlah kita ikut membagi rezeki itu kepada mereka yang membutuhkan dengan cara memberi makanan yang lain daripada biasanya.