
AQL Peduli, Khazanah – Sebagai umat muslim kita harus meyakini sesungguhnya segala kebaikan dan kenikmatan yang ada pada kita adalah karunia dari Allah SWT. Betapa melimpahnya kenikmatan yang Allah berikan kepada kita sehingga tidak terhitung jumlahnya.
Setiap orang pasti dan sangat memerlukan Allah dalam gerak kehidupannya, dari udara yang kita hirup untuk bernafas hingga makananan yang kita makan, dari kemampuan untuk menggunakan tangan hingga kemampuan berbicara. Dari perasaan aman hingga perasaan bahagia. Kita benar-benar sangat memerlukan apa yang telah diciptakan oleh Allah dan oleh apa yang dikaruniakan-Nya kepada kita.
Akan tetapi banyak diantara kita yang tidak menyadari kelemahan diri sendiri dan tidak menyadari bahwa kita sangat memerlukan Allah. Kita menganggap segala sesuatunya terjadi dengan sendirinya dan menganggap segala apa yang kita peroleh adalah karena hasil jerih payah kita sendiri. Anggapan ini adalah merupakan kesalahan yang sangat fatal dan benar-benar tidak mensyukuri Nikmat Allah SWT.
Anehnya, orang-orang menyatakan terimakasihnya hanya kepada seseorang yang telah memberi sesuatu yang remeh kepadanya. Mereka menghabiskan hidupnya dengan mengabaikan nikmat Allah yang tidak terhitung bayaknnya di sepanjang hidup kita. karena bagaimana pun nikmat yang diberikan Allah kepada kita sangatlah besar sehingga tidak ada seorang pun yang dapat menghitungnya.
Allah Ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an sebagai berikut :
“Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah maha pengampun lagi maha penyayang.” (QS. An-Nahl : 18)
Meskipun kenyataannya demikian, kebanyakan manusia tidak mampu mensyukuri kenikmatan yang telah mereka terima. Adapun sebabnya diceritakan dalam AlQuran, setan yang telah berjanji akan menyesatkan manusia dari jalan Allah, berkata bahwa tujuan utamanya adalah untuk menjadikan manusia tidak bersyukur kepada Allah.
“kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur.” (QS. Al-A’raf : 17)
Pernyataan setan yang mendurhakai Allah ini menegaskan kita untuk selalu bersyukur kepada Allah. Allah SWT Berfirman :
“Keluarlah kamu dari Syurga itu sebagai orang terhina dan terusir. Sesungguhnya barang siapa diantara mereka mengikuti kamu, benar-benar Aku akan mengisi neraka jahanam dengan kamu semuanya.”(QS. Al-A’raf : 18)
Allah SWT menambahkan kenikmatan kepada orang-orang yang besyukur, ini juga merupakan salah satu rahasia dari Alquran. Bagaimanapun harus kita camkan dalam hati bahwa keikhlasan merupakan syarat agar dapat mensyukuri nikmat. Perlu diperhatikan, bahwa orang-orang mukmin sejati tetap bersyukur kepada Allah meskipun mereka dalam keadaan yang sangat sulit.
Seseorang yang melihat dari luar mungkin akan melihat kekurangannya nikmat dari pada diri orang-orang yang beriman. Padahal, orang-orang beriman yang mampu melihat sisi-sisi kebaikan dalam setiap peristiwa dan keadaan juga mampu melihat kebaikan penderitaan tersebut. Misalnya Allah menyatakan bahwa Dia akan menguji manusia dengan rasa takut, lapar, kehilangan harta benda dan jiwa. Dalam keadan seperti itu, orang-orang beriman tetap bergembira dan merasa bersyukur, mereka berharap bahwa Allah akan memberi pahala atas sikap mereka yang tetap istiqamah dalam menghadapi ujian tersebut. Mereka mengetahui bahwa Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan kekuatannya.
Sementara itu, seorang kafir atau yang tidak mensyukuri nikmat hanya akan melihat cacat dan kekurangan, bahkan pada lingkungan yang sangat indah, sehingga ia merasa tidak bahagia dan merasa puas. Maka Allah menjadikan orang-orang seperti itu hanya menjumpai berbagai peristiwa dan pemandangan yang tidak menyenangkan.
Jika seseorang menunjukkan rasa syukurnya tanpa berpaling dengan ikhlas kepada Allah dan tanpa mengahayati rahmat dan kasih sayang Allah yang tiada batas, tetapi rasa syukurnya itu hanya untuk menarik perhatian orang, tentu saja itu merupakan ketidakikhlasan yang parah. Allah mengetahui apa yang tersimpan hati dan mengetahui ketidakikhladsan hamba tersebut.
Orang yang memiliki niat tidak ikhlas bisa saja menyembunyikan apa yang tersimpul dalam hati dari orang lain, Tetapi ia tidak dapat menyembunyikan dari Allah. Orang-orang seperti itu bisa saja mensyukuri nikmat ketika ia tidak menghadapi penderitaan, tetapi pada saat-saat berada dalam kesulitan mungkin meraka akan megingkari nikmat.
Sikap istiqamah dan tawakal yang kita jalani dalam menghadapi penderitaan tersebut lah akan membuahkan sifat sabar dan syukur dalam diri kita. Dengan demikian, ciri-ciri orang yang beriman adalah tetap akan menunjukkan ketaatan dan bertawakal kepada-Nya, dan Allah berjanji akan menambah nikmat kepada hamba-hamba-Nya yang mensyukuri nikmat-Nya, baik di dunia ini maupun di akhirat kelak.