AQL Peduli, Khazanah – Tiap tahun mayoritas umat Islam di berbagai belahan dunia marayakan peringatan maulid Nabi Muhammad SAW. Baginda nabi lahir pada 12 Rabiul Awal di Kota Makkah. Tahun ini, acara maulid jatuh pada 19 Oktober 2021 mendatang.
Sejarah maulid nabi memiliki ragam versi. Ada pendapat yang menyebut awal mula peringatan maulid nabi diadakan pada abad ke-4 Hijriah oleh Dinasti Fathimiyyah di Mesir. Dinasti ini berkuasa pada rentang 362-567 Hijriah. Dinasti ini juga mengadakan maulid Ali, maulid Hasan, maulid Husein, dan lain sebagainya.
Mufti Mesir, Syekh Bakhit Al-Muti’iy, dalam kitab Ahsanul Kalam menyebut, Dinasti Fathimiyyah merupakan kesultanan yang mengadakan enam perayaan maulid. Salah satunya maulid nabi yang diadakan Al-Mu’izh Lidnillah, keturunan Ubaidillah dari Dinasti Fatimiyyah pada 362 H.
Dua sejarawan dari Dinasti Mamluk, al-Maqrizi (1442 M) dan al-Qalqashandi (1418), menyebut adanya perayaan maulid nabi oleh Dinasti Fatimiyyah beberapa abad setelah masa hidup Shalahuddin. Perayaan Maulid sempat dilarang oleh Al-Afdhal bin Amir al-Juyusy dan kembali diperbolehkan pada masa Amir li Ahkamillah pada 524 H.
Ketika Dinasti Fatimiyah runtuh pada tahun 1169 M dan Dinasti Ayyubiah lahir, Salahudin Al Ayyubi dan melakukan perayaan maulid nabi pada 579 Hijriyah (1183 M) atas usulan saudara iparnya, Muzaffarudin. Peringatan itu dilakukan bertujuan untuk meningkatkan semangat juang Islam saat mengadapi Perang Salib untuk merebut Al-Aqsa.
Ada pula pendapat yang menyebut maulid pertama kali digelar pada abad kedua Hijriyah. Ahmad Tsauri dalam Sejarah Maulid Nabi (2015) mencatat, peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW sudah dirayakan oleh masyarakat muslim sejak tahun kedua Hijriyah.
Catatan yang merujuk pada Nurudin Ali dalam kitab Wafa’ul wafa bi Akhbar Darul Mustafa dijelaskan, seorang bernama Khairuzan (170 H/786 M) yang merupakan ibu dari Amirul Mukminin Musa Al-Hadi dan Al-Rasyid datang ke Madinah, memerintahkan penduduk untuk mengadakan perayaan Maulid Nabi Muhammad di Masjid Nabawi.
Dari madinah, Khaizuran juga menyambangi kota Makkah dan melakukan perintah yang sama kepada penduduk Makkah untuk merayakan kelahiran Nabi Muhammad.
Khaizuran merupakan sosok yang sangat berpengaruh selama masa itu. Pengaruh besar itulah khaizurah mampu menggerakan masyarakat muslim di Arab. Hal itu dilakukan agar teladan, ajaran dan kepemimpinan mulia Nabi Muhammad bisa terus menginspirasi masyrakat Arab dan umat Islam.
Khaizuran merupakan salah satu sosok yang memiliki perhatian besar terhadap Nabi Muhammad beserta situs –situs sejarah peninggalannya. Termasuk memprakarsai penghormatan terhadap kelahiran Nabi Muhammad. Sebab, pada masa Dinasti Abbasiyah pembaruan pemikiran memang banyak terjadi di semua sektor kehidupan, dari perkembangan ilmu-ilmu umum, arsitektur, hingga situs-situs sejarah.
Nabi Muhammad diyakini lahir pada 12 Rabiul Awwal tahun Gajah (570 Masehi). Kendati begitu, Muhammad Husain Haekal mencatat dalam Sejarah Hidup Muhammad (2006). Terdapat pendapat lain yang menyatakan bahwa Nabi Muhammad SAW lahir lima belas tahun sebelum peristiwa gajah. Ada pun yang mengatakan beliau dilahirkan beberapa hari atau beberapa bulan dan beberapa tahun sesudah Tahun Gajah. Ada pula yang menafsirkan tiga puluh tahun, bahkan ada juga yang menafsirkan sampai tujuh puluh tahun.
Umat muslim, tak hanya gembira memperingati lahirnya Nabi Muhammad, tetapi juga bersyukur atas keteladannya, jalan hidup dan tuntunan yang dibawa olehnya.