Surah Al-Isra adalah surah ke-17 dalam urutan mushaf. Sementara urutan turun kepada Nabi Muhammad SAW adalah surah yang ke-50 setelah turunnya surah Al-Qashash.
Pada serial tadabbur Surah al-Isra, Alhamdulillah kita sudah sampai pada ayat kedua. Ayat yang menceritakan kisah Nabi Musa AS. Allah Ta’ala berfirman;
وَآتَيْنَا مُوسَى الْكِتَابَ وَجَعَلْنَاهُ هُدًى لِبَنِي إِسْرَائِيلَ أَلَّا تَتَّخِذُوا مِنْ دُونِي وَكِيلًا
“Dan Kami berikan kepada Musa kitab (Taurat) dan Kami jadikan kitab Taurat itu petunjuk bagi Bani Israil (dengan firman): “Janganlah kamu mengambil penolong selain Aku,” (QS. Al-Isra: 2)
Ada tiga poin penting dari mutiara tadabbur ayat di atas.
Pertama, hubungan ayat pertama dan ayat kedua al-Isra
Pada ayat pertama, Allah Ta’ala mengabadikan perjalanan termulia umat manusia, yaitu Isra dan Mi’raj baginda Rasulullah SAW. Ayat kedua, Allah Ta’ala menceritakan kisah Nabi Musa AS.
Apa hubungan Isra dan Mi’raj dan kisah Musa AS? Sebelum peristiwa Isra dan Mi’raj, Rasulullah SAW melewati hari-hari berat dalam dakwah. Orang-orang Quraisy mendustakan Al-Qur’an yang dibawa oleh beliau. Beliau juga mendapat penentangan dari pembesar-pembesar Quraisy.
Kisah Nabi Musa AS pada ayat kedua memberikan isyarat bahwa bukan hanya Nabi Muhammad SAW yang pertama kali didustakan. Para nabi dan rasul yang diutus ke muka bumi pasti mendapatkan ujian berat saat menjalankan tugas dari Allah Ta’ala.
Allah Ta’ala menurunkan Al-Qur’an kepada Muhammad SAW sebagai petunjuk kepada seluruh umat manusia. Allah juga menurunkan kepadanya kitab Taurat sebagai petunjuk bagi Bani Israil.
Nabi Muhammad SAW didustakan oleh kaumnya dan para pembesar Quraisy. Demikian pula Musa. Dia didustakan oleh kaumnya dan pembesar Mesir kala itu, yaitu Fir’aun.
Ketika Rasulullah SAW mendapatkan ujian berat di Kota Makkah sehingga harus hijrah. Bukan beliau saja yang pertama mendapatkan ujian berat itu. Sebelum beliau, ada Musa yang juga mendapat ujian serupa.
Kedua, Al-Qur’an paling banyak menceritakan kisah Musa
Ketika mentadabburi ayat di atas, kita akan mendapati kisah Musa yang paling sering diulang-ulang dalam Al-Qur’an. Bahkan kisah Musa AS lebih banyak disebutkan disbanding kisah Nabi Muhammad SAW. Sehingga para ulama mengatakan, “seakan-akan Alquran ini diturunkan kepada Nabi Musa AS.”
Salah satu hikmahnya, kata para ulama, kisah dan ujian hidup Nabi Musa sangat mirip dengan ujian dakwah Rasulullah SAW. Kaum Musa dan pembesar Mesir mendustakan Taurat, begitu pula Al-Qur’an didustakan oleh orang-orang musyrik Mekkah. Ketika Musa hendak dibunuh oleh Fir’aun dan pengikutnya, Muhammad juga hendak dibunuh oleh pembesar Quraisy dan pengikutnya. Ketika Musa As harus meninggalkan Mesir atau hijrah, Muhammad juga harus meninggalkan kampung tercinta Makkah menuju Madinah.
Tidak ada kitab dari semua kitab-kitab yang Allah turunkan kepada rasul-Nya kecuali menjadi petunjuk kepada umat manusia. Tidaklah Allah menurunkan taurat kecuali mejadi petunjuk untuk Bani Israil. Sebagaimana tidaklah Al-Qur’an diturunkan kepada umat Muhammad agar menjadi petunjuk seluruh umat manusia di muka bumi.
Ketiga, jangan pernah mencari penolong selain Allah Ta’ala
Allah Ta’ala berfirman; “Janganlah kamu mengambil penolong selain Aku,”
Ujian dakwah Mudah AS sangat berat. Musuh yang dihadapi oleh Musa tidak main-main, penguasa Mesir kala itu, yaitu Fir’aun. Namun ketika Musa menjadikan Allah sebagai penolongnya, Fir’aun tidak bisa berbuat apa-apa.
Begitu juga beratnya ujian dakwah Rasulullah, bahkan beliau juga menghadapi firaun umat ini yaitu Abu jahal. Namun beliau menjadikan Allah sebagai penolongnya, sehingga mereka tidak bisa menghentikan dakwah Rasulullah.