cropped-Desain_tanpa_judul__21_-removebg-preview-1.png

Resep Anti Gagal

AQL Peduli, Jakarta – Frustasi, kekecewaan, dan kesedihan adalah kosakata yang bersinonim dengan kegagalan. Beragam bentuk kegagalan memenuhi sudut-sudut kehidupan. Kegagalan demi kegagalan yang dialami seseorang tak jarang menimbulkan kekecewaan yang dalam, hingga hilangnya kepercayaan diri. Gagal menjadi kata yang ditakuti sehingga setiap orang berusaha menjauhinya. Kegagalan diibaratkan jurang yang memisahkan antara harapan dan kenyataan. Berapa banyak orang yang mengakhiri hidupnya dengan tragis karena tidak lagi menahan derita kegagalan.

Tapi, tahukah kita bahwa Allah SWT telah menyiapkan sebuah resep yang jika diamalkan maka kegagalan itu akan menjadi berkah. Hikmah-hikmah yang berada di balik kegagalan itu tersingkap sehingga menanamkan kebahagiaan dalam hati seseroang. Resepi hidup antigagal itu termaktub dalam surat Al-Anfal ayat 46. Allah SWT berfirman;

“Dan taatilah Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berselisih, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan kekuatanmu hilang dan bersabarlah. Sungguh, Allah beserta orang-orang sabar.”

Dalam ayat ini ada tiga resep hidup anti gagal. Ketiga resep itu yakni taat kepada Allah dan Rasul-Nya, tidak saling mencerabut rasa kasih sayang, dan bersabar. Kegagalan dalam hidup itu disebabkan karena tidak melaksanakan resep tersebut.

Saat mendapati kegagalan, acapkali seseorang kehilangan secara total kekuatannya. Namun jika kegagalan itu sudah terlanjur maka solusi paling mujarab adalah bersabar. Bersabarlah ketika berada dalam fase kegalalan dan fase ketika kehilangan kekuatan, mundur sejenak dan kumpulkan sisa-sisa potensi lalu gunakan kesabaran untuk mengatur strategi. Itulah bangkit dari kegagalan berdasarkan ayat di atas.

Taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Amalan ini tak bisa dipandang remeh. Ia bukan sekedar ucapan, tapi butuh realisasi dalam kehidupan. Taat kepada Allah dan Rasul-Nya adalah energi kekuatan, sebab Allah Maha Kuat. Allah adalah sumber kekuatan , baik dari sisi kreativitas berfikir, keberanian menghadapi tantangan, dan menemukan kreativtas baru.

Ayat itu ingin menyampaikan pesan bahwa prototipe dan gerakan Rasulullah seharusnya menjadi inspirasi dan teladan bagi seluruh umat manusia, terutama umat Islam. Misalnya, secara strategis Rasulullah berhijrah ke Madinah. Kondisi Madinah pada saat itu sebenarnya tidak lebih baik dari Makkah. Ini karena secara sosiologis sistem riba dalam ekonomi Yahudi pada saat itu sudah eksis di Madinah. Tatanan social Yahudi juga sudah eksis di Madinah. Pertarungan ideologi dan sosiologis serta kultural di Madinah sebetulnya lebih berat. Tapi itu adalah strategi Rasulullah untuk memenangkan Islam di muka bumi. Pada akhirnya sejarah mencatat seluruh strategi perang umat Islam dalam melakukan ekspansi antar benua dilakukan di Madinah. Mulai dari penaklukkan Syam, Romawi, hingga nusatara.

Ketika seseorang konsisten pada sunnah, maka ia akan menemukan kreativitas baru dalam hidupnya. Ia ia akan merubah tantangan menjadi sebuah potensi. Tidak melulu melihat potret problematika, tetapi melihat potret potensi. Gagal itu sudah biasa. Rasulullah juga gagal.

Ketika di Madinah orang mengcangkok tanaman untuk meningkatkan kapasitas produksi. Beberapa orang bertanya kepada Rasululah, dan beliau melarang mereka untuk mencangkok. Pada musim panen, orang yang mengikuti saran Rasulullah panennya gagal, yang tidak mengikut Rasul panennya bagus.

Rasulullah kemudian mengakui kegagalannya; “kalian lebih tahu tentang urusan dunia kalian.” Artinya setiap orang punya hak untuk improvisasi, tapi tahapan-tahapan yang dilakukan oleh Rasulullah mesti diikuti. Tak boleh terlalu mengedepankan rasionalitas dan analisis sebelum kebenaran ilmunya teruji, bahwa ilmu itu dari Allah dan Rasul-Nya. Begitulah dalam sebuah perjuangan. Rute itu yang harus dilakukan menuju sebuah kekuatan.

Satu kata kunci “wala tanaazauw.” Tanaazauw artinya saling mencerabut paksa. Ketika satu tim saling mencabut rasa kasih dan rasa cinta hanya karena persoalan sepele, itu akan merugikan diri sendiri dan tim. Kenapa menggunakan kata –tanaazauw_ karena sebetulnya ada keinginan untuk tidak mencabut rasa kasih sayang, tapi itu dipaksa menghabisi rasa kasih sayang kepada sesama. Maka itu penyebab kegagalan.

Itulah kata kunci jika ingin berhasil dalam gerakan, termasuk dalam gerakan Islam, “Jangan saling mencerabut rasa kasih sayang.” Tahan emosi dan maafkan. Jangan Cuma tahan emosi tapi tidak memaafkan, itu akan menjadi bom waktu yang suatu saat akan meledak lagi. Bersabarlah, karena sesungguhnya Allah bersama orang-orang bersabar.

Inilah resep anti gagal, taati Allah dan Rasul-Nya, jangan cabut rasa kasih sayang, dan bersabar.

Sumber: Ceramah Ustaz Bachtiar Nasir

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top
Scan the code