cropped-Desain_tanpa_judul__21_-removebg-preview-1.png

Ramadhan, Bulan untuk Menunjukkan Ketaatan Sempurna

AQL Peduli, Khazanah – Nilai penting harus dijadikan pegangan untuk mencapai target ketaatan adalah menunjukkan ketaatan yang paling sempurna kepada Allah Ta’ala. Tentu orang-orang yang berjiwa maju, bermental selalu ingin menjadi yang terdepan dalam kebaikan pasti akan memanfaatkan momentum hebat ramadhan kali ini untuk menjadi pemenang.

Lawan kata taat adalah maksiat, maka jauhi maksiat-maksiat, mulai dari yang paling dalam di dalam hati sampai pada sesuatu yang Nampak. Bukan orang yang diharapkan puasanya oleh Allah, kalau belum bisa meninggalkan maksiat.

Tidak ada gunanya bagi orang-orang yang menahan lapar, menahan haus, kalau masih saja melaksanakan maksiat di dalam hatinya, apalagi kalau direalisasikan dalam bentuk perbuatan dan perkataan.

Salah contoh ketaatan sempurna dapat dilihat dari soso Nabi Ibrahim AS. Ibrahim bertahun-tahun menantikan seorng anak, sampai akhirnya Allah memberikan kabar gembira dengan seorang anak yang amat sabar. (QS. As-Shaaffaat: 101). Saa Ismail lahir, tentu tidak bisa digambarkan bagaimana kebahagiaan Nabi Ibrahim kaa itu. Namun rupanya Allah menguji kecintaan dan keta’atan Ibrahim kepada-Nya.

Allah memerintahkan Nabi Ibrahim untuk meninggalkan istri dan anaknya yang baru lahir di sebuah padang pasir gersang. Tidak ada tumbuhan, tidak ada air, apalagi makanan. Hati suami dan ayah mana yang tega meninggalkan orang yang dicintainya dalam keadaan seperti itu. Namun, Nabi Ibrahim menjalankannya. Istrinya Siti Hajar pun demikian. Dia ikhlas ditinggalkan suami di padang pasir gersang tersebut. Hanya dia dan anaknya. Siti Hajar yakin, bahwa Allah yang menjamin kehidupannya dan anaknya.

Allah mengganti ketaatan dan pengorbanan Siti Hajar dengan berkah yang luar biasa besar. Padang pasir gersang menjadi daerah subur penuh kekayaan alam. Didatangi oleh beratus-ratus juta jamaah setiap tahunnya. Air Zamzam yang tidak pernah kering. Itulah hadiah keta’atan Siti Hajar. Berkahnya masih kita rasakan sampai sekarang.

Ujian ketaatan Ibrahim tak sampai di situ. Allah mempertemukan Ibrahim dengan putra tercintanya, Ismail. Rasa rindu yang luar biasa terbayar saat meihat anaknya tumbuh menjadi anak saleh. Kebahagiaan tiada terkira saat pulang berdakwah bisa bersua dengan anak istri.

Melalui mimpi, Allah memerintahkan Ibrahim untuk menyembelih Ismail. Tatkala Ibrahim menceritakan mimpinya kepada Ismail, Ismail menjawab dengan jawaban yang luar biasa. “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu, InsyaAllah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar. (QS. As-Shaaffaat:102)

Sebuah jawaban yang memperlihatkan betapa besar ketaatan Ismail kepada Allah. Ketika Ibrahim mulai melaksanakan perintah tersebut, pada saat itu Allah Allah menebus Ismail dengan seekor sembelihan yang besar. Peristiwa inilah yang menjadi dasar disyari’atkannya qurban yang dilakukan pada hari raya haji.

Maka, jadikan ramadhan sebagai momen untuk memperkuat ketaatan kepada Allah Ta’ala. Jangan sampai ramadhan pergi, dan kita tak memiliki peningkatan dalam hal ketaatan.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top
Scan the code