Ramadhan adalah bulan latihan. Penuh kebaikan. Pada bulan ini, seseorang bisa mencapai derajat takwa. Namun ada tingkatan untuk mencapai level itu. Salah satu di antaranya adalah berupaya menjadi ‘hamba Allah’. Masuk ke golongan hamba Allah Ta’ala merupakan jalan untuk menyempurnakan ketaatan yang sedang dilakukan, untuk menyempurnakan ketentraman jiwa yang sudah dirasakan dengan ibadah, dan agar semakin kuat mencapai ridha-Nya.
فَادْخُلِي فِي عِبَادِي
“Maka masukalah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku,” (QS. Al-Fajr: 29).
Ini adalah sebuah predikat awal orang-orang yang sukses di bulan ramadhan. Kalau Allah sudah mencintai seorang hamba, maka hamba itu dipanggil dengan kata ‘abdiy, abduhu, atau ibaadiy’.
Salah satu jalan untuk menjadi hamba Allah adalah berhenti menganut agama materialisme. Keluar dari penghambaan kepada materi. Penyakit ini sangat halus. Kadang luput dari perhatian. Namun sebenarnya sangat banyak contohnya. Budaya korupsi semakin merajalela. Budaya sogok-menyogok adalah hal lumrah. Hedonisme. Sampai ada orang yang menukar agama dengan dunia. Orang-orang sekarang lebih takut kelihatan CCTV daripada dilihat oleh Allah Ta’ala.
Bulan ramadhan adalah moment untuk bertaubat. Tidak perlu takut untuk kembali kepada Allah, karena Dia Maha Penerima Taubat. Ramadhan adalah momen untuk keluar dari cinta dunia, terkhsus cinta harta. Ini adalah penyakit yang menggerogoti masyarakat Indonesia, mulai dari pemimpin hingga rakyat jelata. Pendidikan di sekolah, pendidikan di rumah, gaya hidup pemimpin, sudah mengarahkan pada agama baru yang bernama materialisme. Ukuran sukses, terhormat, bahkan mulia adalah harta. Ada tiga cara untuk sembuh dari penyakit ini, yakni:
Pertama, berzakat. Zakat akan membebaskan dari miskin jiwa dan miskin harta. Tak ada manusia yang menetahui umurnya sampai kapan. Maka keluarkan zakat mal dan zakat fitrah. Ini untuk menanamkan agar berani keluar dari sifat dasar manusia yang sudah berlebihan. Kebiasaan menumpuk-numpuk harta dan cinta materi.
Kedua, sedekah. Sedekah akan membebaskan seseorang dari banyak musibah. Sedekah akan membahagiakan hidup seseorang. Selain zakat fitrah yang sedikit itu, zakat mal yang memang wajib, harus ada sedekah yang banyak.
Rasulullah SAW bersabda, “Harta tidak akan berkurang karena sedekah. Dan seorang hamba yang memiliki sifat pemaaf pasti akan Allah tambahkan kewibawaan baginya” (HR. Muslim, no. 2588).
Ketiga, jihad harta. Dengan jihad harta hidup akan mulia, dan bangsa akan berdaulat dan bertartabat. Jiwa tidak akan tertindas jika berani berjihad harta.
Jihad harta merupakan salah satu di antara jihad yang paling ditekankan oleh Allah Ta’ala dalam Al-Qur’an. Bahkan dalam sejarah Islam, pada masa Rasulullah jihad harta dan jiwa menjadi amalan dominan kaum Muslimin kala itu. Muslim yang melakukan jihad harta dan jiwa Allah Ta’ala tegaskan sebagai Muslim yang sesungguhnya.
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ آمَنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ ثُمَّ لَمْ يَرْتَابُوا وَجَاهَدُوا بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنفُسِهِمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ أُوْلَئِكَ هُمُ الصَّادِقُونَ
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar” (QS. Al-Hujurat: 15).