Menjadi hamba Allah Ta’ala bukan perkara mudah. Seseorang harus lepas dari sifat keduniaan yang menjadi penghalang untuk istiqomah di jalan-Nya. Istiqomah adalah kata yang sangat sederhana. Namun kata itu mengandung makna yang sangat dalam dan sangat berat dalam pengamalan. Terlebih pada akhir zaman.
Salah satu pantangan berat istiqomah ini adalah sikap oportunis. Muslim yang tidak konsisten dengan keyakinan mereka. Pagi beriman, sore kafir lagi. Pagi kafir, sore beriman lagi. Begitu seterusnya. Muslim oportunis sangat banyak di akhir zaman. Sangat susah konsisten.
Di sini pula rahasia munasabat surah al-Kafirun, an-Nashr dan surah al-Lahab. Orang-orang yang ingin menang tapi tidak mengamalkan surah al-Kafirun, maka dia akan seperti Abu Lahab. Hidup bersama Rasulullah tapi masuk ke dalam neraka yang bergejolak. Sama saja, hidup sebagai muslim, tapi tidak menjalankan syariat Islam.
Waktu begitu cepat berlalu, bulan Ramadhan yang penuh dengan keberkahan dan keutamaan sudah berada di pintu. Allah Ta’ala menyediakan banyak kebaikan di bulan suci tersebut. Kendati begitu, kebaikan-kebaikan itu menjadi sulit didapatkan jika tidak istiqomah di jalan-Nya.
Istiqomah adalah ujian berat bagi masyarakat muslim pada bulan ramadhan. Istiqamah terbagi dalam langkah, perbuatan dan hati. Masyarakat saat ini memasuki zaman serba materi, sehingga sangat berpengaruh besar pada pelaksanaan ibadah masing-masing.
Buang rasa malas, bangkit untuk menyambut kebaikan dari Allah Ta’ala. Sekali saja malas, pekerjaan akan berantakan. Misalnya zakat dan salat sunnah harus dipaksakan agar terbiasa. Jika sudah terbiasa, maka akan jauh dari riya.
Ketika ada sahabat bertanya kepada Aisyah terkait amalan yang disukai Rasulullah, ia langsung menjawab: “Amalan yang paling disukainya adalah amalan yang dilakukan terus-menerus,” (HR Ahmad).
Amalan yang disukai Nabi Muhammad SAW ialah amalan yang istiqamah, sekalipun amalan itu sederhana dan kecil. Apapun amalan yang kita lakukan akan disukai Rasulullah selama dilakukan terus-menerus dan istiqamah.
Sahabat Bilal pernah ditanya Rasulullah SAW setelah salat Shubuh, “Wahai Bilal, apakah amalan yang paling sering kamu lakukan? Karena aku mendengar suara langkah kakimu di surga.” Bilal menjawab, “Aku tidak melakukan amalan apapun melainkan aku membiasakan salat sunah setelah berwudhu’, baik siang ataupun malam,” (HR Al-Bukhari, Ishaq bin Rahaweh, dan lain-lain).
Bilal mendapatkan surga karena melakukan amal dengan istiqamah. Walaupun amalan yang dilakukan Bilal terlihat sederhana, yanitu salat sunah setelah berwudhu. Jadi lakukanlah amalan Ramadan yang disukai Rasulullah dengan istiqamah agar mendapatkan keridhaan Allah SWT.