cropped-Desain_tanpa_judul__21_-removebg-preview-1.png

Kenapa Api Tak Mampu Membakar Ibrahim?

Abdul Qadir Al-Jailani dalam kitabnya “Fathu Rabbani Wal Faidhur Rahmaani” mengatakan, kemenangan melawan hawa nafsu membuat hati bersih dari kotoran dosa. Hati yang bersih mengarahkan seseorang kepada hakikat batin, bukan hanya lahiriah yang terkadang menipu. Orang yang telah mencapai tingkatan nafsu yang ketujuh, kesempurnaan jiwa, akan mendapatkan dua keutamaan, yakni hilang kejahatan dari dalam hatinya dan tidak lagi bergantung pada mahluk.

Ketika hati hanya berisi Allah, alam semesta akan tunduk. Orang pada tingkatan ini akan mampu mendapatkan kemuliaan Allah. Dia akan mendapatkan keutamaan, seperti Nabi Ibrahim yang tidak mampu dibakar, Nabi Musa yang mampu membelah lautan, dan para kekasih Allah lainnya. Alam tidak berani kepada orang seperti itu, karena Allah memeberikan keutamaan kepada mereka.

Hal tersebut mesti menjadi motivasi utama dalam mengarungi samudera kehidupan di dunia ini. Hidup tanpa arah akan berakhir di jahannam, itu tentu sangat mengerikan. Siksaan di dalamnya tak berkesudahan. Berbanding terbalik dengan orang yang memiliki arah hidup yang jelas. Setiap langkahnya berdasarkan Al-Qur’an. Perkataan, perbuatan, hingga ahlaknya adalah A-Qur’an.

Target utama hidup di dunia adalah berjumpa dengan Allah dalam keadaan hati bersih. Baik ketika masih masih hidup atau saat hidup setelah mati. Semua itu merupakan implementasi tauhid dalam kehidpan sehari-hari. Tentu taka da satu pun di antara manusia yang ingin berjumpa dengan Allah dengan wajah buruk, membawa segudang dosa, atau pundak miring karena tak berbuat adil.

Kehidupan sehari-hari harus diwarnai dengan tauhid. Jika tauhid sudah menghujam dalam hati, maka Allah akan tundukkan langit dan bumi kepada kita. Ini menjadi rahasia mengapa api tak mampu membakar Nabi Ibrahim. Pada diri Ibrahim tidak ada lagi unusr api yang bisa terbakar, karena sudah dibersihkan dengan laa ilaha illallah.

Jika api dunia tak bisa membakar jasad Ibrahim yang hatinya telah dipenuhi tauhid, apalagi di akhirat. bahan bakar neraka adalah manusia dan batu. Unsur dalam manusia yang paling disukai neraka adalah hati. Semakin keras hati seseorang, maka semakin disukai neraka. Unsur itulah yang sudah tidak ada dalam diri Ibrahim.

Jiwa-jiwa yang bersih tak bergantung lagi pada mahluk, pada level itu dia boleh bernasab kepada Nabi Ibrahim. Orang yang jiwanya bersih sudah keluar dari dirinya sendiri, dan hidupnya tidak lagi oleh nafsu. Ketika qalbu sudah tentram, maka akan datang cobaan yang jauh lebih besar. Ia akan diuji dengan menyentuh sisi paling menyenangkan dalam dirinya, yakni semua mahluk di bumi akan datang kepadanya menawari bantuan.

Itu adalah ujian yang sangat berat. Terlebih lagi kalau kondisi ekonomi berada di level rendah. Tapi orang yang jiwanya bersih dari dosa, dia akan tegas mengatakan, “aku tidak butuh bantuan kalian. Ilmu Allah Mahatahu tentang kondisiku membuat aku tidak perlu meminta kepada siapapun.”

Ketika Ibrahim hendak dibakar, banyak orang yang menawarkan bantuan. Namun ia menolak, karena dia berjuang murni karena Allah. Dia sudah berada pada level penyerahan diri dan tawakal yang sangat tinggi. Maka sang pencipta api dan penunduk api menyelematkan Ibrahim.

قُلْنَا يَا نَارُ كُوْنِيْ بَرْدًا وَّسَلٰمًا عَلٰٓى اِبْرٰهِيْمَ ۙ

“Kami (Allah) berfirman, “Wahai api! Jadilah kamu dingin, dan penyelamat bagi Ibrahim!” (QS. Al-Anbiyā`: 69)

Nabi Ibrahim tidak diuji dengan banjir atau gempa bumi,tapi dengan api. Ini karena berkaitan dengan iman kepada hari akhir dan berkaitan isi hati Ibrahim. Percaya keberadaan neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu.

Maka api berubah dari unsur negatif menjadi unsur positif untuk Ibrahim. Dari energi yang membakar menjadi energi meyegarkan dan menyelamatkan Ibrahim. Dengan tauhid, kita akan satu ritme dengan alam semesta yang sudah bertasbih kepada Allah.

Alam semesta ini berputar karena tauhid. Semua mahluk di langit dan bumi bertasbih kepada-Nya. Dengan demikian, orang yang selalu berzikir tengah bersinergi dengan alam semesta untuk menyucikan Allah SWT. Ini yang menjadi jawaban mengapa ulama membuat tingkatan jiwa dalam diri manusia. Ini karena kita harus berjumpa dengan Allah dalam kondisi seperti itu.

Selain itu, jiwa-jiwa yang bersih akan selalu menerima dan ridha terhadap takdir Allah. Ia yakin bahwa semua ketetapan Allah pasti baik, ada hikmah di baliknya. Maka apa pun kondisinya dia selalu bersyukur kepada Allah SWT.

Menikmati Tantangan

Orang yang telah mencapai tingkatan jiwa paling tinggi, akan melihat semua sisi kehidupan sebagai ujian. Nikmat bagi mereka adalah ujian. Musibah bagi mereka adalah tantangan untuk menaikkan derajat di sisi Allah.

Allah bisa saja tak mengeluarkan Nabi Adam dari surga, agar semua anak keturunannya tak perlu menjalani berbagai tantangan di muka bumi. Namun Allah menetapkan takdir lain. Manusia harus melewati berbagai tantangan dan rintangan untuk mencapai kesempurnaan balasan di akhirat kelak. Selain itu,manusia harus menikmati proses agar lebih bersyukur ketika mendapat nikmat.

Maka tak heran jika Allah menjanjikan balasan sangat tinggi di akhirat kelak bagi orang yang mau bersabar menghadapi tantangan. Sabar adalah jalan untuk mendapatkan kesempurnaan balasan. Allah SWT berfirman;

إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُم بِغَيْرِ حِسَابٍ

“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah Yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (QS. Az-Zumar: 10)

Dalam ayat ini, Allah memberikan pengkhususan kepada orang sabar yakni balasan yang sempurna atau balasan tanpa batas. Untuk mendapatkan balasan itu tentu harus siap bersusah payah hidup di dunia. Bersabar menjalankan perintah dan larangan Allah.

Pelajaran penting dalam ayat ini adalah menikmati tantangan. jika mendapat tantangan, maka harus diterima dengan ridha. Hadapi dan tuntaskan. Orang yang tangguh adalah orang yang berani berdamai dengan kesulitan, hujatan, ketidakmungkinan, dan terus melangkah. Kesempurnaan balasan terdapat dalam sabar menghadapi nikmat dan sabar menghadapi musibah. Keberanian adalah berani bersabar sesaat demi kebahagiaan selamanya nanti.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top
Scan the code