
Ramadhan merupakan bulan keberkahan, di dalamnya terdapat banyak sekali kelimpahan-limpahan, mulai dari pahala yang dilipat gandakan, amalan-amalan mubah berbuah pahala dan lain sebagainya. Bukan hanya itu, bahkan orang-orang Mukmin berebut untuk berburu pahala, tak jarang kita jumpai di tiap-tiap sudut masjid stand-stand tilawah sudah ramai berjejeran, bahkan kotak-kotak infaq pun di setiap petala sajadah di siapkan, artinya kedermawanan seseorang pada bulan Ramadhan sedang giat-giatnya. Tidak perlu diragukan lagi, misalnya ada takjil on the road, masih banyak lagi. Mereka semua tidak mau menyia-nyiakan kesempatan yang luar biasa sangat disayangkan jika terlewat.
Tapi, jarangan sekali yang menjadi titik perhatian kebanyakan orang, yakni memperhatikan gerak-geriknya atau tingkahlakunya, sudahkah sesuai, sadar atau tidak sadar (termasuk penulis) kerapkali terperosok ke dalam jurang kemaksiatan, parahnya lagi, pahala-pahala yang sudah dijemaatkan akan hangus begitu saja. Masalahnya, hal-hal tersebut selalu dianggap sebagai rutinitas yang tidak berefek samping.
Dr. Zaenal Abidin, Lc.M.M memaparkan beberapa penyebab pulsa pahala Ramadhan habis kesedot dikarenakan perbuatan yang sudah dianggap sepele, di antaranya:
- Menyaksikan Wanita tabarruj di sosmed
- Mencium dan berjabat tangan dengan wanita bukan mahram
- Mencela dan memaki
- Mengumpat saat terjadi kemacetan jalan
- Ghibah dan namimah
- Berbuat keji dan berbicara kotor
- Bersaksi bohong di bulan Ramadhan
- Menyaksikan banyak kemaksiatan
- Tidur siang dan malam selama Ramadhan