Keutamaan Ibadah Kurban

KH. Bachtiar Nasir

IDULADHA di depan mata. Pada momen Iduladha disyariatkan ibadah kurban. Ibadah kurban merupakan sekian banyak sunnah yang telah diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam. Kurban yaitu menyembelih binatang ternak, berupa unta, atau sapi atau kambing dengan syarat dan waktu yang tertentu. Bahkan kesunnahan berkurban ini adalah sunnah muakkadah, artinya kesunnahan yang sangat ditekankan dan dianjurkan dan Rasulullah tidak pernah meninggalkannya.

Banyak sekali keutamaan yang terdapat dalam ibadah kurban ini, di antaranya:

Pertama, ibadah kurban adalah salah satu ibadah yang paling disukai oleh Allah Ta’ala.

عن عائشة رضي الله عنها أن النبي صلى الله عليه وسلم قال: ما عمل ابن آدم يوم النحر عملاً أحب إلى الله من هراقة دم، وإنه لتأتي يوم القيامة بقرونها وأظلافها وأشعارها، وإن الدم ليقع من الله عز وجل بمكان قبل أن يقع على الأرض فطيبوا بها نفساً. رواه ابن ماجه والترمذي

Artinya: Dari Aisyah ra, Rasulullah saw bersabda: “Tidak ada perbuatan keturunan Adam pada hari Idul Adha yang paling dicintai oleh Allah, selain berkurban. Kelak hewan kurban itu akan datang dengan tanduknya, bulu-bulunya, juga kuku-kukunya (sebagai saksi kebaikan bagi yang melakukannya). Serta darah hewan kurban itu, akan jatuh di sebuah tempat terlebih dahulu (maksudnya akan diterima oleh Allah lebih dahulu) sebelum darah itu jatuh ke atas tanah, sehingga hewan kurban itu memberikan banyak kebaikan kepada jiwa-jiwa yang melakukannya”. (Riwayat Ibn Majah dan Tirmizi).

Kedua, kebaikan dari setiap helai bulu hewan kurban bagi yang melaksanakannya.

عن زيد بن أرقم قال:  قلت أو قالوا: يا رسول الله ما هذه الأضاحي؟ قال: سنة أبيكم إبراهيم، قالوا: ما لنا منها ؟ قال: بكل شعرة حسنة  قالوا: يا رسول الله فالصوف؟ قال: بكل شعرة من الصوف حسنة. رواه أحمد وابن ماجه.

“dari Zaid bin Arqam berkata: ‘Aku atau mereka bertanya: “Ya Rasulullah, Mengapa berkurban?” Rasulullah saw bersabda: “Mengikuti sunnat nenek moyang kalian, Nabi Ibrahim AS”. Mereka bertanya lagi: “Apa keutamaannya bagi kami?” Rasulullah saw bersabda: “Setiap bulu nya ada kebaikan (pahala)”. Mereka bertanya lagi: “Ya Rasulullah, bagaimana dengan bulu wol (bulu domba)?” Rasulullah saw menjawab: “Setiap bulu wolnya juga ada kebaikan (pahala)”. (Riwayat. Ahmad, Ibnu Majah).

Ketiga, berkurban adalah ciri keislaman seseorang.

عن أبى هريرة قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : من وجد سعة فلم يضح فلا يقربن مصلانا. رواه أحمد وابن ماجة

“Dari Abu Hurairah ra, berkata, Rasulullah saw. bersabda: Barangsiapa yang mendapati kelapangan (rizki), lalu ia tidak berkurban maka janganlah ia datang ke tempat shalat kami.” (Riwayat Ahmad dan Ibn Majah).

Keempat, berkurban termasuk ibadah yang utama.

فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ

 “Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkurbanlah (Surat Al-Kautsar [108]: 2).

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah dalam Majmu’ Fatawa ketika menafsirkan ayat kedua surat Al-Kautsar menguraikan: “Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan beliau untuk mengumpulkan dua ibadah yang agung ini. Yaitu shalat dan menyembelih kurban yang menunjukkan sikap taqarrub, tawadhu’, merasa butuh kepada Allah swt, husnuzhan, keyakinan yang kuat dan ketenangan hati kepada Allah Ta’ala, janji, perintah, serta keutamaan-Nya.”

Kelima, berkurban adalah sebagian dari syiar agama Islam yang harus ditegakkan umat Islam.

لِكُلِّ أُمَّةٍ جَعَلْنَا مَنسَكًا لِّيَذْكُرُ‌وا اسْمَ اللَّـهِ عَلَىٰ مَا رَ‌زَقَهُم مِّن بَهِيمَةِ الْأَنْعَامِ ۗ فَإِلَـٰهُكُمْ إِلَـٰهٌ وَاحِدٌ فَلَهُ أَسْلِمُوا ۗ وَبَشِّرِ‌ الْمُخْبِتِينَ

“Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban), supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah direzekikan Allah kepada mereka, maka Tuhanmu ialah Tuhan Yang Maha Esa, karena itu berserah dirilah kamu kepada-Nya. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah).” (Surat Al-Hajj [22]: 34).

وَالْبُدْنَ جَعَلْنَاهَا لَكُم مِّن شَعَائِرِ‌ اللَّـهِ لَكُمْ فِيهَا خَيْرٌ‌ ۖ فَاذْكُرُ‌وا اسْمَ اللَّـهِ عَلَيْهَا صَوَافَّ ۖ فَإِذَا وَجَبَتْ جُنُوبُهَا فَكُلُوا مِنْهَا وَأَطْعِمُوا الْقَانِعَ وَالْمُعْتَرَّ‌ ۚ كَذَٰلِكَ سَخَّرْ‌نَاهَا لَكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُ‌ونَ

“Dan telah Kami jadikan untuk kamu unta-unta itu sebahagian dari syi’ar Allah, kamu memperoleh kebaikan yang banyak padanya, maka sebutlah olehmu nama Allah ketika kamu menyembelihnya dalam keadaan berdiri (dan telah terikat). Kemudian apabila telah roboh (mati), maka makanlah sebahagiannya dan beri makanlah orang yang rela dengan apa yang ada padanya (yang tidak meminta-minta) dan orang yang meminta. Demikianlah Kami telah menundukkan unta-unta itu kepada kamu, mudah-mudahan kamu bersyukur.” (Surat Al-Hajj [22]: 36).*

sumber : https://bachtiarnasir.com/artikel/keutamaan-ibadah-kurban/

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top