cropped-Desain_tanpa_judul__21_-removebg-preview-1.png

Majelis Tadabbur Hidayah Qur’an: Kajian Sambut Ramadhan, Adakah Allah Telah Agung Dalam Hati Kita?

Tebet- Dalam rangka sambut Ramadhan AQL menggelar Majelis Tadabbur Hidayah Qur’an dengan tema “Majelis Tadabbur Hidayah Qur’an: Kajian Sambut Ramadhan, Adakah Allah Telah Agung Dalam Hati Kita?” pada Rabu, 26 Febuari 2025 pukul 09.00 WIB – Dhuzur. Bertempat di Masjid AQL Islamic Center., acara ini terbuka untuk masyarakat umum dan gratis.

Selama majelis tersebut berjalan, Ustadz Bachtiar Nasir menyampaikan, “Bagi orang-orang yang dirinya telah tersibukkan dengan beranekaragam urusan dunia yang melalaikannya terhadap akhirat, oleh karenanya beliau menanyakan, “Adakah Allah telah agung di dalam hati kita?” Menurutnya, muhasabah diri atau yang biasa dikenal dengan intropeksi diri sangat diperlukan jelang kehadiran bulan Ramadhan, terlebih dalam rangka mempersiapkan hati dan sekaligus mendapat jaminan terbebas dari api neraka.

Lanjutnya, merugilah bagi orang-orang yang telah melewati bulan Ramadhan, tapi tidak ada sari-sari yang tersaring setelahnya, sama saja antara bulan Ramadhan dan di bulan-bulan lainnya. Ia tidak menjadikan dirinya lebih bertakwa, bahkan terasa menjauh dari agamanya.

Pendekatan selanjutnya melalui apa yang dikatakan oleh Ibnu Qayyim, “Bahwa yang paling pantas untuk dikunjungi oleh Allah Ta’ala yang sesudahnya itu tempatnya menyerupai sebagaimana arsy yang dengan begitu pantas untuk menempatkan asma dan sifat-sifat Allah adalah di hati.” Di sela-sela itu, beliau membeberkan untuk apa sebenarnya tujuan daripada diciptakannya hati, “Adapun diciptakannya hati mempunyai beberapa tujuan, yang utamanya adalah untuk dua hal: yaitu menempatkan asma dan sifat-sifat Allah Ta’ala dan firmannya.”

Kemudian beliau juga menjelaskan, “Namun ada hal-hal yang bisa jadi itu adalah dipandang sebagai penghalang kita, penghalang yang bisa menutupi fungsi utama dari pada hati itu sendiri, yaitu cinta yang mendalam terhadap dunia karna hal ini bisa mematikan sekejap dalam mengingat akhirat dan yang kedua hawa nafsu.” Begitulah kira-kira beliau menuturkannya.

Untuk menguatkannya, beliau juga memberikan pandangan dari Imam al-Ghazali tentang mujahadah (semangat yang tinggi) dan tazkiyatun nafs (penyucian diri). Imam al-Ghazali mengatakan, “Tidak akan lurus iman seseorang hamba hingga lurus hatinya, dan tidak akan lurus hatinya hingga lurus lisannya.” Beliau melanjutkan dengan menyederhanakan kalimatnya, “Jadi, seseorang harus melatih lisannya agar tidak berkata-kata yang mengandung kesia-siaan, atau hal kotor atau hal dusta. Jika orang tersebut sudah berhasil maka seketika hatinya juga akan mengikuti begitu juga dengan keimanan seorang tersebut akan terjaga.” ucapnya.

Dengan begitu, beliau menutup majelisnya dengan memohon kepada Allah Ta’ala, semoga jelang Ramadhan ini kita semua mendapat hidayah dari Allah, dan bisa intropeksi diri agar saat Ramadhan telah tiba bisa membiasakan hal-hal kebaikan.

Barakallahu fii kum…

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top
Scan the code