cropped-Desain_tanpa_judul__21_-removebg-preview-1.png

Membiasakan Hal-Hal Baik Di Bulan Rajab

Dalam tanggalan hijiriyah bulan Rajab masuk ke dalam urutan yang ke-7 berarti keberadaan bulan Rajab di antara bulan Jumadil Akhir dan Sya’ban. Bagi umat Muslim bulan ini mendapat posisi yang istimewa karna menjadi waktu yang mustajab untuk terkabulnya do’a-do’a. Dalam bahasa Arab kata “Rajab” berasal dari kata tarjib yang berarti mengagungkan atau memuliakan. Rajab juga memiliki nama lain yaitu ash-sham yang berarti “Tuli” itu sebabnya selama bulan ini berjalan tidak terdengar murka Allah SWT kepada hamba-Nya. Bulan Rajab juga termasuk ke dalam bulan haram, bertepan juga dengan Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab. Sebagaimana firman-Nya:

Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) ketetapan Allah (di Lauh Mahfuz) pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu mendzalimi dirimu pada (empat bulan itu), dan perangilah orang-orang Musyrik semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertakwa”. (QS. At-Taubah: 36).

Berdasarkan penjelasan dalam hadis Abu Bakrah kita dapat mengetahui yang dimaksud empat bulan haram itu, “Setahun berputar sebagaimana keadannya sejak Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun itu ada dua belas bulan. Di antaranya ada empat bulan haram (suci). Tiga bulannya berturu-turu yaitu Dzulqa’dah, Dzulhijjah dan Muharram. Satu bulan lagi adalah Rajab Mudhor yang terletak antara Jumadal (akhir) dan Sya’ban”.

Masuknya bulan Rajab juga menjadi tanda akan tibanya kita pada bulan Ramadhan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa membaca do’a:

اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي رَجَبٍ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ

“Allahuma baariklanaa fii Rajab wa Sya’baan, wa ballighnaa Ramadhaan”

“Ya Allah, berkahi kami di bulan Rajab dan Sya’ban, dan sampaikan kami di bulan Ramadhan.”

Menurut Imam Syafi’i, do’a yang diijabah itu terletak pada lima malam: malam Jum’at, malam Idhul Adha, malam Idhul Fitri, malam pertama bulan Rajab, dan malam pertengahan bulan Sya’ban. Selain itu bulan Rajab juga disebut sebagai kendaraan bagi umat Muslim untuk mempersiapkan diri menuju gerbang Ramadhan, di mana diibaratkan seorang musafir yang hendak melakukan perjalanan, tentu harus memiliki bekal yang mumpuni, atas sadarnya memiliki bekal yang cukup yaitu membiasakan berpuasa, tilawah, dan lainnya. Bawah sadarnya memiliki kebiasaan berfokus kepada ibadah, meniatkan agar shalat lima waktunya tidak berada di barisan masbuk, atau juga membiasakan diri untuk bersedekah, hal ini bersesuaian dengan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Barangsiapa bersedekah pada  (bulan) Rajab, maka Allah SWT akan menjauhkannya dari api neraka, sejauh jarak tempuh burung gagak yang terbang bebas dari sarangnya hingga mati karena tua”.

SUMBER:

Antara. (2025). Keistimewaan bulan Rajab dan amalan ibadah yang dianjurkan Islam dari https://www.antaranews.com/berita/4558802/keistimewaan-bulan-rajab-dan-amalan-ibadah-yang-dianjurkan-islam

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top
Scan the code