Di antara amalan-amalan kebaikan di dunia ada amalan yang bisa menjadikannya sebagai tabungan di akhirat untuk membangun istana ketika di surga kelak.
Dalam hadis Rasulullah bersabda, “Barangsiapa mengerjakan shalat sunnah dalam sehari-semalam sebanyak 12 raka’at, maka karena sebab amalan tersebut, ia akan dibangukan sebuaah rumah di surga”. Dalam riwayat lain Rasulullan menjelaskan yang dimaksud dari 12 raka’at ialah, “Dua belas raka’at tersebut adalah empat raka’at sebelum dzuhur, dua raka’at sesudah dzuhur, dua raka’at sesudah maghrib, dua raka’at sesudah isya, dan dua raka;at sebelum shubuh”.
Ketika Rasulullah menyampaikan hadis tersebut, Rasulullah menyampaikannya sebagai dorongan motivasi agar kaum Muslimin saling mengingatkan untuk saling mengerjakan shalat sunnah rawatib sebanyak 12 raka’at. Karna sabda beliau tersebut menunjukkan dianjurkannya untuk merutinkan shalat sunnah rawatib sebanyak 12 raka’at dalam sehari semalam.
Selain itu Rasulullah juga bersabda, “Amalan yang paling dicintai oleh Allah Ta’ala adalah amalan yang kontunu walaupun itu sedikit,” ‘Aisyah pun ketika melakukan suatu amalan selalu berkeinginan keras untuk merutinkannya”. Jadi Informasi yang disampaikan Rasullullah melalui sabda beliau, mengajarkan, jika ada seorang yang tidak terbiasa untuk melakukannya sekaligus sebanyak 12 raka’at, maka bisa membiasakan dirinya untuk senantiasa berusaha untuk merutinkannya walau terkadang masih ada yang tidak tercapai, dalam sehari semalam sebanyak 12 raka’at. Agar jika ada yang demikian tidak berkecil hati.
Dengan begitu, kaum Muslimin memiliki dorongan motivasi untuk senantiasa merutinkan 12 raka’at shalat sunnah rawatib dalam sehari semalam. Karna neuron informasi yang tersampaikan saling terhubung dan terkoneksi dengan baik. Akhirnya otak bagian saraf depan akan merekamnya untuk selalu mengemban perbuatan baik, yaitu amalan shalat sunnah rawatib. Jadi tanpa disadari insya Allah akan rutin melakukannya.
Semoga Allah Ta’ala memudahkan kita melakukan amalan-amalan kebaikan dan senantiasa merutinkannya, sebagai bentuk upaya fastabiqul khairat.
SUMBER:
Muhammad Abduh Tuasikal. (2009). Merutinkan Shalat Sunnah Rawatib dari https://shorturl.at/vZzXw