Dalam kehidupan ini, manusia sering dihadapkan pada berbagai tantangan dan cobaan. Setiap individu memiliki ikhtiar atau usaha dalam menghadapi dan mengatasi masalah yang dihadapi. Namun, ada kalanya, meskipun sudah berusaha sebaik mungkin, hasil yang didapat tidak sesuai dengan harapan. Di sinilah konsep taqdir atau takdir menjadi penting dalam pandangan Islam. Ust. Bachtiar Nasir, seorang ulama yang dikenal luas di Indonesia, memberikan pandangannya mengenai pentingnya berlapang dada dalam menghadapi ikhtiar dan taqdir.
Ikhtiar: Usaha Manusia yang Maksimal
Dalam Islam, ikhtiar merupakan salah satu bentuk tanggung jawab manusia terhadap dirinya sendiri dan lingkungannya. Allah SWT memerintahkan manusia untuk berusaha dan bekerja keras dalam mencapai tujuan hidupnya. Seperti yang tercantum dalam Al-Qur’an:
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan) duniawi…” (QS. Al-Qasas: 77).
Ayat ini menegaskan pentingnya berusaha dan tidak hanya pasrah tanpa tindakan. Ust. Bachtiar Nasir menekankan bahwa ikhtiar adalah bentuk pengabdian dan ketaatan kepada Allah. Setiap usaha yang dilakukan dengan niat yang baik dan ikhlas akan mendapatkan ganjaran dari Allah, meskipun hasilnya mungkin tidak seperti yang diharapkan.
Taqdir: Rencana Allah yang Terbaik
Taqdir atau takdir adalah konsep ketentuan Allah atas segala sesuatu yang terjadi di dunia ini. Manusia bisa merencanakan dan berusaha, namun hasil akhirnya adalah ketentuan Allah. Dalam pandangan Ust. Bachtiar Nasir, menerima taqdir dengan lapang dada adalah bentuk keimanan yang tinggi. Allah berfirman dalam Al-Qur’an:
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 216).
Ayat ini mengajarkan bahwa apa yang tampak buruk di mata manusia, bisa jadi adalah yang terbaik menurut Allah. Oleh karena itu, penting bagi setiap Muslim untuk berlapang dada dan menerima segala ketentuan Allah dengan ikhlas.
Menggabungkan Ikhtiar dan Taqdir
Ust. Bachtiar Nasir mengajarkan bahwa ikhtiar dan taqdir bukanlah dua hal yang bertentangan, melainkan saling melengkapi. Manusia harus berusaha dengan maksimal, namun juga harus siap menerima apapun hasil yang ditentukan oleh Allah. Sikap berlapang dada ini akan membawa ketenangan hati dan keikhlasan dalam menghadapi segala cobaan hidup.
Dalam ceramahnya, Ust. Bachtiar Nasir sering mengutip hadis Rasulullah SAW yang mengatakan:
“Orang yang kuat bukanlah orang yang bisa mengalahkan orang lain, tetapi orang yang kuat adalah orang yang mampu mengendalikan dirinya ketika marah.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Hadis ini mengajarkan bahwa kekuatan sejati adalah kemampuan untuk mengendalikan diri, termasuk dalam menerima takdir dengan lapang dada. Dengan demikian, seorang Muslim yang sejati adalah mereka yang terus berikhtiar tanpa henti, namun juga mampu menerima apapun hasilnya dengan ikhlas.
Penutup
Berlapang dada dalam ikhtiar dan taqdir adalah kunci untuk mencapai kebahagiaan dan ketenangan hati. Ust. Bachtiar Nasir mengajarkan bahwa dengan memahami dan menerapkan kedua konsep ini, seorang Muslim akan mampu menghadapi segala tantangan hidup dengan penuh keimanan dan ketabahan. Setiap usaha yang dilakukan dengan niat yang baik akan selalu mendapat balasan yang setimpal dari Allah, dan setiap ketentuan-Nya adalah yang terbaik bagi kita.
Semoga kita semua bisa mengambil hikmah dari ajaran ini dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Amin.