cropped-Desain_tanpa_judul__21_-removebg-preview-1.png

Peristiwa Penting 14 Februari: Lahirnya pendiri Nahdatul Ulama KH Hasyim Asy’ari

AQL Peduli, Khazanah – Hari ini, 14 Februari 2022 merupakan hari bersejarah bagi umat Islam di Indonesia, terutama warga Nahdliyin. Sekitar 150 tahun lalu, tepat 14 Februari 1871 M, lahir pendiri Nahdlatul Ulama (NU), Hadratusysyaikh KH Hasyim Asy’ari.

KH Hasyim Asy’ari merupakan salah seorang ulama paling terkemuka di Indonesia, Jasanya sangat besar dalam membumikan pandangan keagamaan yang moderat, persaudaraan di tengah-tengah umat yang beragama dan kemerdekaan dari penjajahan, Sebab itu, para ulama memberinya gelar Hadratussyaikh yang artinya mahaguru atau mahaulama.

Mengutip buku Hadratussyaikh Hasyim Asy’ari: Moderasi, Keumatan, dan Kebangsaan yang ditulis Zuhairi Miswari (2010), KH Hasyim Asy’ari dilahirkan di Pesantren Gedang, Tambakrejo, Jombang, Jawa Timur. Pesantren ini terletak 2 km ke arah utara Jombang.

Hasyim Asy’ari lahir dari keluarga ulama kharismatik. Sang ayah, Kiai Asy’ari, merupakan ulama asal Demak. Sedangkan sang kakek, Kiai Usman, pendiri Pesantren Gedang, Jombang.

Saat masih dalam kandungan, ibunda Hasyim Asy’ari, Nyai Hajjah Halimah melihat tanda-tanda luar biasa. Pada suatu malam, dia bermimpi bulan jatuh dari langit dan hinggap di kandungannya. Mimpi itu tentu pertanda sangat baik.

Tanda-tanda lain, Hasyim Asy’ari berada dalam kandungan kurang lebih 14 bulan yang ditafsir banyak orang sebagai keistimewaan. Ia diramalkan akan menjadi tokoh besar.

Menurut Ishom Hadzik (2000) dalam KH Hasyim Asy’ari: Fajar Ulama dan Pejuang Sejati, Nyai Halimah dikenal sebagai perempuan yang taat beribadah. Konon, dia berpuasa selama tiga tahun berturut-turut.

Puasa itu diniatkan untuk sebuah kebaikan. Puasa pada tahun pertama diniatkan untuk diri sendiri. Puasa pada tahun kedua diniatkan untuk anak cucunya. Puasa pada tahun ketiga diperuntukkan bagi para santrinya agar senantiasa dilindungi Allah dan sukses dalam menjalani hidup.

Karakter keulamaan yang melekat pada Hasyim Asy’ari bermula dari pendidikan orang tua dan sang kakek. Ia diasuh oleh sang kakek saat masih berusia 6 tahun. Sejak kecil ditempa pendidikan agama di lingkungan pesantren.

Kecerdasan Hasyim Asy’ari mulai terlihat saat berusia 13 tahun. Ia dipercaya mengajar para santri di Pesantren Keras dan dianggap sudah mempunyai kapasitas keilmuan. Meski begitu, ia tak pernah berhenti menuntut ilmu.

Pada usia 15 tahun, Hasyim Asy’ari mengembara ilmu di pesantren lain. Ia memulai di Pesantren Wonorejo, Jombang, Pesantren Wonokoyo Probolinggo, dan Pesantren Langitan, Tuban. Setelah itu, dia melanjutkan di Pesantren Kademangan, Bangkalan, Madura.

Pada 1891, Hasyim Asy’ari melanjutkan pendidikan di Pesantren Siwalan, Sidoarjo asuhan Kiai Ya’qub. Di pesantren itu, ia belajar selama 5 tahun dan diminta menikahi putri Kiai Ya’qub, yakni Khadijah.

Setelah menikah, ia menunaikan ibadah haji. Setelah menunaikan rukun Islam kelima itu, ia tak langsung pulang ke Tanah Air. Ia menetap di Makkah untuk belajar selama 7 tahun. Di Makkah, ia dikaruniai putra yakni Abdullah. Namun kegembiraan itu berubah duka setelah sang istri Nyai Khadijah wafat.

Setelah itu, Hasyim Asy’ari pulang ke Tanah Air. Namun tak lama kemudian ia kembali ke Mekkah pada 1893. Ia ditemani sang adik, Anis. Tetapi, sang adik wafat dan dimakamkan di Mekkah.

Di Mekkah, Hasyim Asy’ari menimba ilmu ke sejumlah ulama terkenal seperti Syaikh Syuaib bin Abdurrahman, Syaikh Mahfudz At-Turmusi, Syaikh Khatib Al-Minangkabawi, Syaikh Amin Al-Aththar, Syaikh Ibrahim Arab, Syaikh Said Al-Yamani, Syaikh Rahmatullah, dan Syaikh Bafadhal.

Setelah 7 tahun menetap di Mekkah, ia pulang kampung pada 1899. Pada mulanya, ia tinggal di rumah mertuanya di Kediri, Jawa timur. Lalu, ia membantu sang kakek, Kiai Usman mengajar di Pesantren Gedang hingga membantu sang ayah mengajar di Pesantren Keras Jombang. Setelah itu, ia mendirikan Pondok Pesantren Tebuireng.

Lalu, pada 1926, KH Hasyim Asy’ari mendirikan Nahdlatul Ulama (NU) yang berarti kebangkitan ulama. Organisasi itu secara resmi didirikan pada 31 Januari tahun tersebut dan KH Hasyim Asy’ari dipercaya sebagai Rais Akbar.

Sumber : langit7.id

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top
Scan the code