AQLpeduli, Khazanah – Allah menciptakan segala sesuatu di muka bumi ini atas kehendak dan takdirnya. Sebagai umatnya yang beriman kita harus mempercayai adanya qodho dan qodar, mencari tahu hikmah atas segala apa yang sudah Allah takdirkan dan melihatnya dengan kacamata keimanan yang kita miliki.
Jika dilihat, begitu banyak hikmah yang ada dalam kehidupan terutama bagi kita umat Islam yang wajib untuk berpikir mengambil hikmah yang terjadi dan yang tersembunyi dibalik adanya segala sesuatu hal, baik yang bersifat terang-terangan maupun segala yang bersipat tersembunyi.
Contohnya Corona Virus Disease atau biasa disebut sebagai covid-19 yang tengah mewabah di Indonesia, bahkan di dunia. dalam sejarah kehidupan manusia, sebenarnya peristiwa wabah penyakit seperti yang kita alami sekarang ini bukanlah hal yang baru. Di masa Nabi Muhammad SAW juga pernah terjadi wabah penyakit seperti ini, salah satunya adalah penyakit Tha’un.
Penyakit Tha’un ini tercatat dalam sebuah hadist, dimana Rasulullah SAW bersabda :
“jika kalian mendengar penyakit Tha’un mewabah disuatu daerah, maka jangan masuk ke daerah itu. Apabila kalian berada di daerah itu, jangan hengkah (lari) dari Tha’un,”
Rasulullah mengajarkan umat Islam untuk tidak lari dari sebuah penyakit atau lebih dikenal dengan nama Karantina. Tujuannya agar penyakit tersebut tidak menyebar ke mana-mana.
Dalam hadist riwayat Bukhari, dari Abdurrahman bin Auf, Rasulullah SAW bersabda :
“Apabila kalian mendengar ada penyakit menular di suatu daerah, jangan lah kalian memasukinya; dan apabila penyakit itu ada di suatu daerah dan kalian berada di tempat itu, jangan lah kalian keluar dari daerah itu karena melarikan diri dari penyakit itu.”
Dalam Islam semua yang terjadi di muka bumi ini merupakan ketentuan Allah SWT untuk menujukan kepada kita kebesaran-nya dan menguji kesabaran manusia supaya kita sebagai manusia tidak merasa angkuh dan sombong karena dengan adanya musibah ini manusia menjadi tidak ada artinya dihadapan Allah swt.
Dalam surat Al-Hadid ayat 22 Allah SWT berfirman :
مَآ اَصَابَ مِنْ مُّصِيْبَةٍ فِى الْاَرْضِ وَلَا فِيْٓ اَنْفُسِكُمْ اِلَّا فِيْ كِتٰبٍ مِّنْ قَبْلِ اَنْ نَّبْرَاَهَا ۗاِنَّ ذٰلِكَ عَلَى اللّٰهِ يَِيْرٌۖ
“Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis di dalam kitab (Lauhul Mahfudz) sebelum kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. “ (QS. Al-Hadid : 22).
Boleh jadi sebelum masa pandemi covid-19 kebanyakan manusia merasa jumawa, semua hal bisa dilakukan dan dikendalikan dengan menggunakan teknologi hasil temuannya sendiri. Namun begitu Allah SWT menurunkan musibah berupa virus yang sangat menular dan mematikan ini, manusia baru sadar bahwa mereka sebenarnya tidak ada artinya di banding kekuasaan dan kekuatan Allah SWT.
Kita sebagai manusia hanyalah seorang yang lemah dan tak berdaya, bisa kita lihat bahwa virus yang kecil saja sudah bisa menggemparkan manusia dengan ketakutan dan kepanikan yang menggemparkan dunia.
Hikmah inilah yang harus kita ambil sebagai pelajaran untuk memperbaiki hubungan kita kepada Allah SWT dan terlebih sebagai hikmah untuk memperbaiki kehidupan kita sebagai umat muslim untuk melangkah kepada arah yang lebih baik dan jalan yang diridhoi oleh-nya.
Kita sebagai manusia dibuat sadar bahwa dengan adanya wabah ini tidak lantas membuat kita menjadi sombong kepada Allah dan kita tak pantas untuk tinggi hati. Sebab Allah lah yang memiliki daya dan upaya atas segala hal yang ada di dunia ini.
Dengan demikian, Islam mengajarkan bagaimana caranya kita sebagai seorang muslim menerima suatu musibah atau bencana yang menimpa baik bencana alam maupun bencana non alam seperti wabah Covid-19 dengan penuh kesabaran sebagai bentuk keimanan kita atas kekuasaan Allah SWT. (Admin)