Rasulullah Juga Manusia Biasa, Bisa Terluka

Pada akhir Perang Uhud, saat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam terluka parah, terjadilah gosip yang menyebar luas bahwa Rasulullah telah wafat dan sebanyak 70 sahabat Nabi telah mati syahid.

Jika ada yang berfikir, Rasul kok bisa terbunuh, padahal beliau memiliki mukjizat dan lain sebagainya. Rasulullah sebagai utusan Allah tidak semestinya kalah. Pada setiap periode peperang ia harus menang! Kebenaran akan selalu menang.

Coba untuk direnungkan ayat berikut,” Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakanga (murtad)? (QS. Ali’Imran: 144).

Ya, betul. Muhammad itu seorang Nabi dan Rasul yang diutus Allah Ta’ala. Namun, beliau juga sama seperti manusia biasa, bisa sakit bahkan terluka. Kendati demikian, kita harus memuliakan beliau, kita harus menghormatinya. Namun, mengkultuskannya secara individu, itu tidak dianjurkan.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam hanyalah seorang utusan, sama seperti manusia biasa, bisa terluka, bahwakan terbunuh. Jika kita memiliki sebuah pemahaman yang mengkultuskannya tidak boleh, apalagi untuk memuliakan berlebihan terhadap orang-orang yang di bawah Rasulullah.

Dua hal penting yang kamu harus ketahui tentang mengapa tidak boleh mengkultuskan selain Rasulullah secara individu berbuat salah, maka inilah yang akan terjadi:

  1. Kita akan menganggap kesalahannya itu suatu kebenaran, lantaran cinta kepadanya. Atau kesalahannya itu akan membuat kita kecewa lalu berbalik jadi membencinya.
  2. Membahayakan regenerasi, saat yang dikultuskan telah tiada, maka sebuah golongan, kelompok, ataupun komunitas bisa jadi pudar bahkan terancam untuk bubar atau paling minimal guncang dan lemah.

Oleh sebab itu, saat gejala pengkultusan terhadap Nabi bermunculan, Allah segera menurunkan firmannya QS. Ali’Imran ayat: 144. Ayat ini benar-benar bisa menyadarkan kembali para sahabat khususnya yang memposisikan Nabi itu sebagai suatu hal yang sakral karna dikultuskan dan tidak bisa menerima realita itu.

Bahkan sekelas Umar saja, ia benar-benar terguncang dan tidak segan-segan untuk membunuh siapapun yang mengatakan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam telah terbunuh.

Abu Bakar yang memiliki keimanan di atas rata-rata para sahabat, dengan tenang membacakan kembali ayat tersebut yang membuat para sahabat tersentak sadar dan seolah-olah baru menemukan ayat tersebut, dan baru mau menerima kenyataan kalau Nabi benar-benar telah wafat.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top