Pada hari Rabu tanggal 18 September 2024, Bandung di guncang gempa bumi dengan kekuatan 4,9 MG. Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat, tercatat ada 5,409 KK dan 21,696 jiwa merasakan dampak dari gempa tersebut, beberapa fasilitas umum juga mengalami kerusakan dan sebanyak 710 jiwa berada di tenda pengungsian.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari menjelaskan, bahwa gempa yang terjadi di bandung awalnya diperkirakan disebabkan terjadi di sesar Garsela. Akan tetapi setelah dilakukannya analisa data terkait gempa susulan, gempa tersebut terjadi di sesar aktif yang belum terpetakan.
Abdul juga menambahkan bahwa gempa susulan yang terjadi itu bukan disebabkan oleh Sesar Garsela dan Sesar Lembang.
Selanjutnya, Badan Geologi Kementrian ESDM bekerja sama dengan berbagai pihak, untuk meneliti lebih dalam lagi terkait sesar-sesar yang belum terpetakan di Indonesia.
Apa itu sesar?
Dikutip dari BPBD Kabupaten Banyumas, sesar merupakan patahan atau retakan yang terdapat pada lapisan penyusun bumi yang mengalami pergerakan. Sesar yang aktif dapat menyebabkan gempa bumi dengan kekuatan yang besar. Sehingga perlu dilakukannya penelitian serta pemetaan terhadap sesar aktif yang terdapat di Indonesia.
Kemajuan teknologi dalam mitigasi
Teknologi menjadi salah satu hal yang penting dalam meningkatkan upaya mitigasi bencana gempa bumi yang ada di Indonesia. Pada saat ini sistem peringatan dan pemantauan telah banyak digunakan di seluruh dunia untuk mendeteksi gempa dan memberikan informasi peringatan sebelum terjadinya gempa kepada masyarakat. Di Indonesia pemerintah telah mengembangkan jaringan pemantauan terhadap gempa, namun cakupan wilayah yang sulit dijangkau dan luas menjadi tantangannya.
Kesiagapan dan peran masyarakat dalam mitigasi bencana gempa
Indonesia merupakan negara yang sangat rentan terhadap gempa bumi. Oleh karena itu, sangat penting bagi masyarakat untuk selalu meningkatkan kesiagaannya termasuk pemahaman terkait ancaman terhadapan bencana gempa bumi, sehingga kedepannya dapat mengurangi resiko kerusakan hingga korban jiwa.
Ada beberapa Langkah yang dapat dilakukan ole masyarakat dalam mitigasi bencana gempa. Antara lain: selalu memastikan bangunan atau rumah dalam kondisi kuat dan kokoh, memiliki rencana evakuasi darurat, mengikuti pelatihan tanggap bencana serta mengetahui langkah- langkah yang harus dilakukan ketika dan setelah gempa terjadi.
Sumber
http://bpbd.banyumaskab.go.id/news/41527/mengenal-sesar-aktif-pemicu-gempa-besar-di-indonesia