Keterpedulian Terhadap Anak Yatim
Titik diskusi anak yatim di dalam Al-Qur’an bukan hanya menyangkut persoalan di bidang sosial dan kemanusiaan saja, kendati pun pembahasannya juga berhubungan dengan persoalan keagamaan dan keimanan. Oleh karenanya, keterpeduliaan terhadap anak yatim dalam Islam termasuk ke dalam ranah yang krusial yang membutuhkan perhatian khusus dan mendalam.
Barometer atau tolak ukur seorang Muslim adalah Ketika ia memiliki rasa kepekaan yang tinggi terhadap anak yatim, bagaimana bersikap terhadapnya. Jadi segala pertolongan aktivitas atau kegiatan untuk memudahkan orang lain, inilah yang termasuk ke dalam akhlak seorang Muslim yang paham terhadap agamanya.
Kebutuhan Anak Yatim
Salah satu usaha yang diselenggarakan oleh pemerintah dan masyarakat dalam meningkatkan mutu kesejahteraan anak adalah dengan mendirikan Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA). Panti Sosial Asuhan Anak merupakan lembaga sosial yang memberikan pelayanan sosial kepada masyarakat, khususnya anak-anak terlantar dan anak yatim. Panti Sosial Asuhan Anak ini merupakan tempat bagi anak-anak yang tidak memilki keluarga utuh atau salah satu orang tua mereka telah tiada, PSAA ini sebagai wadah tempat berkembang dan bertumbuhnya anak yang sesuai dengan kebutuhan dasar anak.
Berikut beberapa kebutuhan dasar yang harus dipenuhi:
- Kebutuhan fisik atau materi dapat dipenuhi yaitu sandang, pangan dan papan
- Kebutuhan psikologis meliputi segala bentuk hubungan yang erat, hangat dan menimbulkan rasa tentram serta percaya diri sebagai dasar bagi perkembangan selanjutnya.
- Kebutuhan stimulasi atau pendidikan meliputi segala aktivitas yang dilakukan mempengaruhi proses berpikir, berbahasa, bersosialisasi dan kemandirian seorang anak
- Pembentukan karekter Islami
Al-Ghazali menyebutkan karakter Islami atau akhlak Islam ada 2 (dua) macam, yaitu (a) yang bersifat batiniah yang meliputi taubat, maaf dan rasa syukur (b) yang bersifat lahiriah yang meliputi tawakkal, sabar dan qana’ah (merasa cukup).
KESIMPULAN
Perlu rasanya untuk meningkatkan kesadaran kita dalam berbagi, untuk menciptakan senyuman kebahagiaan dari orang-orang yang membutuhkan, melalui sebilah cahaya kebaikan. tidak saja merupakan tindakan dari respon Lembaga sosial serta masyarakat, tetapi sebagai wadah bagi orang-orang yang ingin menyalurkan kebaikan dari sebagian hartanya. Lebih jauh dari itu, di sisi berbeda kita ikut merasakan keceriaan ditengah-tengah euforia anak-anak hebat.
Setitik cahaya menebar kebaikan, dalam meningkatkan kesadaran untuk berbagi, menjadi harapan kita bersama melihat kebahagiaan anak-anak. Sejatinya memberi kepada orang lain, kita sedang memupuk kebaikan yang akan dituai. Ketika intuisi kita sudah mulai terketuk untuk melakukan amal nyata, dengan berbagi terhadap sesama.
SUMBER:
file:///C:/Users/asus/Downloads/217-Article%20Text-773-1-10-20191010.pdf